Sabtu, 21 Juni 2014

Best Final of the Year



Juni – juli ini bulan kritis.

Diawali dengan kehebohan pesta demokrasi, disambut dengan pesta sepak bola, dan di finishing dengan pesta bulan suci, bulan dimana kebaikan menjadi berlipat ganda. Hal ini pastinya bakal menjadi berkah berkali lipat bagi para karyawan yang menggantungkan hidupnya dari situs-situs medsos di luar sana. Tengok aja gimana hasil debat capres 2 kemarin, Indonesia langsung menjawarai trending topic dunia di twitter, dan itu belum dihitung yang di facebook. Rakyat Indonesia emang paling terkenal cerewet di dunia sosmed. Pengguna twitternya yang bejibun ditambah pengunjung facebook yang menggunung adalah bukti kalau rakyat ini memang butuh “dunia lain” :D.


 Pesta demokrasi yang finalnya bakal terjadi 9 juli nanti adalah yang pertama ditunggu seluruh elemen masyarakat di negeri ini. Indonesia akan menentukan kaptenya saat itu. Kapten yang akan membawa kemana bahtera bernama “nusantara” ini melaju. Dua capres-cawapres yang sudah dikukuhkan tempo lalu mulai bersaing di darat, udara, laut hingga di dunia maya. Timses kedua kubu saling serang secara horizontal (kampanye jujur) maupun vertical (black campaign). Media massapun membagi diri, lembaga pertelevisian cuma bisa jadi kambing conge di pinggiran kali, acuh tak acuh dengan keriuhan yang di sebarkan channel-channel tv, entah ada apa dengan KPI ini (mungkin dia lapar :3 ). Serangan horizontal yang berseliweran siang malam di udara itu juga masih belum cukup! Ledakan penggunaan internet beberapa tahun terakhir juga ikut dimanfaatkan, dan disinilah perang vertical lebih sering dilakukan. Di dunia nyata, satu nama bisa dimiliki seribu manusia. di dunia maya, seribu nama bisa dimiliki satu manusia. Jelas, serangan-serangan dari kedua belah pihak yang dilancarkan membabi buta ke langit, menghujam ke tanah dan tak diketahui darimana sumbernya. Aksi olok mengolok, caci maki, ngeceng mengeceng, tuding menuding, gugat menggugat, jatuh menjatuhkan, tidak terhitung fitnah agama dan ras di lesatkan dari kedua belah pihak, kata-katapun di bulak balik sedemikian rupa, apapun! Demi kemenangan semu di dunia yang terasa sangat nyata. Apapun! Demi kursi tampuk tertinggi di negeri ini. Jadi, disini aku tidak akan membahas siapa mendzalimi siapa, karena sejatinya kedua belah pihak memiliki bukti valid melakukan itu semua (entah timsesnya, decided voternya, atau para panasbungnya). makanan sehari-hari yang (kelihatanya) mulai membudaya. Selamat datang di dunia politik (kotor).






 Final yang kedua adalah finalnya para penggila bola. Final bagi umat manusia di dunia, berwarna apapun kulitnya, sebesar apapun anunya,,er…I mean sebesar apapun tubuhnya, semenjengkelkan apapun nyengirnya. Final piala dunia!. Setelah sang juara bertahan kudu packing koper lebih awal di fase penyisihan kemarin gara-gara dilibas kompeni dan di tendang si “cabe” (chile),




 Patut ditunggu siapa yang akan mengangkat trofi bergengsi di kolong jembatan langit ini. Siapa yang akan mengukuhkan dirinya sebagai tim nasional terbaik olahraga paling populer di bumi ini. Ini adalah gengsi, harga diri, dan nama besar. Negeri inipun, yang mayoritas rakyatnya barisan fanatik sepak bola”, tanpa disuruh lagi, meski cuma berstatus penonton, bakal dipastikan ikut bergabung dalam keriuhan setiap pertandingan yang digelar di benua lain jauh disana. meski harus mengurangi jatah tidur, mengencangkan ikat pinggang, menahan hawa ingin lembur kerja, tidak peduli Ujian akhir di depan mata, sidang skripsi di depan muka, dan sidang tilang motor di bawah hidung, these people, would never let the moment of the champion, final akbar dari olahraga mengolah bola.

Final terakhir adalah final yang hanya dimiliki umat muslim. Jauh lebih besar dari final piala dunia, pertandingan sebelum finalnya aja udah mengguncang negeri lain milikNya, ketika syetan-syetan dikekang, ketika malaikat-malaikat bertebaran menebar kebaikan, ketika seluruh pintu surga dibuka dan pintu neraka di tutup. 
Marhaban ya ramadhan! 



Bulan suci penuh kebaikan! bulan yang 10 hari awalnya adalah rahmat, 10 hari keduanya adalah maghfiroh! Pengampunan! Sedangkan sepuluh hari terakhir adalah fase pembebasan api neraka. Final manalagi yang mengguncang langit dan bumi selain ramadhan?? Yang kemenanganya akan dimiliki setiap individu para pemenang di atas hawa nafsunya. Tidak peduli ia kaya, miskin, penguasa, rakyat jelata, penggila bola, penggila tari, penggila apapun itu, tanpa terkecuali. Kemenangan bagi mereka yang menunaikan puasa di bulan penuh kebaikan, bulan yang jika kita tahu kebenaranya akan membuat kita “addicted” dan berharap tak ada bulan lain selain itu. Setiap harinya akan menjadi final bagi seluruh muslim mukmin, setiap harinya akan menjadi kompetisi melawan nafsu badani. Dan di dalamnya Allah Subhanahu wata’ala menjanjikan rahmat dan maghfiroh seluas langit dan bumi, ampunan atas segala khilaf dan dosa, kemenangan dunia akhirat yang sebenarnya.mari menyongsong sang hilal.




 3 perhelatan, 3 final, 3 kemenangan. Semoga negeri ini dicerahkan. Semoga masyarakat terpuaskan. Semoga Allah melancarkan.