Juni – juli ini bulan kritis.
Diawali dengan
kehebohan pesta demokrasi, disambut dengan pesta sepak bola, dan di finishing
dengan pesta bulan suci, bulan dimana kebaikan menjadi berlipat ganda. Hal ini pastinya
bakal menjadi berkah berkali lipat bagi para karyawan yang menggantungkan
hidupnya dari situs-situs medsos di luar sana. Tengok aja gimana hasil debat
capres 2 kemarin, Indonesia langsung menjawarai trending topic dunia di
twitter, dan itu belum dihitung yang di facebook. Rakyat Indonesia emang paling
terkenal cerewet di dunia sosmed. Pengguna twitternya yang bejibun ditambah pengunjung
facebook yang menggunung adalah bukti kalau rakyat ini memang butuh “dunia
lain” :D.
Pesta demokrasi
yang finalnya bakal terjadi 9 juli nanti adalah yang pertama ditunggu seluruh
elemen masyarakat di negeri ini. Indonesia akan menentukan kaptenya saat itu.
Kapten yang akan membawa kemana bahtera bernama “nusantara” ini melaju. Dua
capres-cawapres yang sudah dikukuhkan tempo lalu mulai bersaing di darat,
udara, laut hingga di dunia maya. Timses kedua kubu saling serang secara
horizontal (kampanye jujur) maupun vertical (black campaign). Media massapun
membagi diri, lembaga pertelevisian cuma bisa jadi kambing conge di pinggiran
kali, acuh tak acuh dengan keriuhan yang di sebarkan channel-channel tv, entah
ada apa dengan KPI ini (mungkin dia lapar :3 ). Serangan horizontal yang
berseliweran siang malam di udara itu juga masih belum cukup! Ledakan
penggunaan internet beberapa tahun terakhir juga ikut dimanfaatkan, dan
disinilah perang vertical lebih sering dilakukan. Di dunia nyata, satu nama
bisa dimiliki seribu manusia. di dunia maya, seribu nama bisa dimiliki satu
manusia. Jelas, serangan-serangan dari kedua belah pihak yang dilancarkan membabi
buta ke langit, menghujam ke tanah dan tak diketahui darimana sumbernya. Aksi
olok mengolok, caci maki, ngeceng mengeceng, tuding menuding, gugat menggugat, jatuh
menjatuhkan, tidak terhitung fitnah agama dan ras di lesatkan dari kedua belah
pihak, kata-katapun di bulak balik sedemikian rupa, apapun! Demi kemenangan
semu di dunia yang terasa sangat nyata. Apapun! Demi kursi tampuk tertinggi di
negeri ini. Jadi, disini aku tidak akan membahas siapa mendzalimi siapa, karena
sejatinya kedua belah pihak memiliki bukti valid melakukan itu semua (entah
timsesnya, decided voternya, atau para panasbungnya). makanan sehari-hari yang (kelihatanya)
mulai membudaya. Selamat datang di dunia politik (kotor).
Final yang kedua adalah finalnya para penggila bola.
Final bagi umat manusia di dunia, berwarna apapun kulitnya, sebesar apapun
anunya,,er…I mean sebesar apapun tubuhnya, semenjengkelkan apapun nyengirnya.
Final piala dunia!. Setelah sang juara bertahan kudu packing koper lebih awal
di fase penyisihan kemarin gara-gara dilibas kompeni dan di tendang si “cabe”
(chile),
Patut ditunggu
siapa yang akan mengangkat trofi bergengsi di kolong jembatan langit ini. Siapa
yang akan mengukuhkan dirinya sebagai tim nasional terbaik olahraga paling
populer di bumi ini. Ini adalah gengsi, harga diri, dan nama besar. Negeri
inipun, yang mayoritas rakyatnya barisan fanatik sepak bola”, tanpa disuruh
lagi, meski cuma berstatus penonton, bakal dipastikan ikut bergabung dalam
keriuhan setiap pertandingan yang digelar di benua lain jauh disana. meski
harus mengurangi jatah tidur, mengencangkan ikat pinggang, menahan hawa ingin
lembur kerja, tidak peduli Ujian akhir di depan mata, sidang skripsi di depan
muka, dan sidang tilang motor di bawah hidung, these people, would never let
the moment of the champion, final akbar dari olahraga mengolah bola.
Final terakhir
adalah final yang hanya dimiliki umat muslim. Jauh lebih besar dari final piala
dunia, pertandingan sebelum finalnya aja udah mengguncang negeri lain milikNya,
ketika syetan-syetan dikekang, ketika malaikat-malaikat bertebaran menebar
kebaikan, ketika seluruh pintu surga dibuka dan pintu neraka di tutup.
Marhaban
ya ramadhan!
Bulan suci penuh kebaikan! bulan yang 10 hari awalnya adalah rahmat,
10 hari keduanya adalah maghfiroh! Pengampunan! Sedangkan sepuluh hari terakhir
adalah fase pembebasan api neraka. Final manalagi yang mengguncang langit dan
bumi selain ramadhan?? Yang kemenanganya akan dimiliki setiap individu para
pemenang di atas hawa nafsunya. Tidak peduli ia kaya, miskin, penguasa, rakyat
jelata, penggila bola, penggila tari, penggila apapun itu, tanpa terkecuali.
Kemenangan bagi mereka yang menunaikan puasa di bulan penuh kebaikan, bulan
yang jika kita tahu kebenaranya akan membuat kita “addicted” dan berharap tak
ada bulan lain selain itu. Setiap harinya akan menjadi final bagi seluruh
muslim mukmin, setiap harinya akan menjadi kompetisi melawan nafsu badani. Dan
di dalamnya Allah Subhanahu wata’ala menjanjikan rahmat dan maghfiroh seluas
langit dan bumi, ampunan atas segala khilaf dan dosa, kemenangan dunia akhirat
yang sebenarnya.mari menyongsong sang hilal.
3 perhelatan, 3
final, 3 kemenangan. Semoga negeri ini dicerahkan. Semoga masyarakat
terpuaskan. Semoga Allah melancarkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar