LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Kecerdasan
Kecerdasan merupakan kemampuan seseorang dalam melakukan sesuatu. Alfred Binet
(1857-1911) seorang psikolog asal perancis mencari cara untuk
mengetahui atau mengukur tingkat kecerdasan seseorang serta untuk
mengetahui mana anak yang cerdas dan tidak. Akhirnya pada tahun 1905
Binet mencetuskan teori Intelektual Quontient (IQ). Binet berpendapat bahwa “kecerdasan seseorang dapat diukur dengan menguji kemampuan intelektualnya”
yaitu pada kemampuan logika matematik, lingustik dan spasial (ruang).
Maka, Intelligent Quontient (IQ) adalah kecerdasan intelektual atau
kecerdasan otak yang meliputi kemampuan logika-matematik, linguistik dan
spasial (kepekaan ruang).
Hingga
kini, IQ masih dijadikan ukuran cerdas dan tidaknya seseorang. Kita
telah mengetahui bahwa tes IQ yang menguji kemampuan logika-matematik,
linguistik dan spasial telah lama menjadi sebuah sarana
untuk mengukur tinggi-rendahnya kecerdasan seseorang. Maka, sudah tentu
seorang anak yang memiliki kemampuan dibidang tersebutlah yang akan
mendapat nilai atau hasil yang tinggi dari tes tersebut sedangkan
kemampuannya dibidang yang lain tidak diperhatikan. Jika hasil yang
diperoleh seseorang dari tes IQ tersebut tinggi berarti tinggi pula
kecerdasan yang ia miliki. Begitu juga sebaliknya, jika nilai yang
diperoleh rendah berarti rendah pula kecerdasan yang dimiliki. Beberapa
sekolah mengaplikasikan sarana tersebut untuk mengetahui kualitas
peserta didik yang ada disekolah tersebut.
Dampak
positif dari tes IQ tersebut adalah meningkatkan semangat belajar pada
anak yang memperoleh nilai IQ tinggi, juga bertambahnya semangat untuk
meningkatkan kemampuan akademik pada anak yang memperoleh nilai IQ
rendah. Akan tetapi tidak sedikit anak yang menjadi malas karena sudah
merasa dirinya cerdas setelah memperoleh nilai IQ tinggi dan ada pula
yang menjadi minder lantaran nilai IQ-nya rendah.
Teori
IQ ini terus menyebar, hingga di Indonesia tes IQ menjadi standar dan
syarat kelulusan dengan adanya standar nilai yang harus dicapai para
siswa dalam Ujian Nasional (UN) bahkan menjadi salah satu syarat
memasuki sekolah, universitas, dan dunia kerja.
Kemudian, Dr. Howard Gardner, seorang profesor pendidikan di Harvard University yang berasal dari perancis mencetuskan teori “Multiple Intelligences” pada 1983. Beliau berpendapat bahwa “kecerdasan adalah kemampuan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan nyata”.
Menurutnya kecerdasan yang berdasarkan pada tes IQ merupakan pandangan
yang tradisional dan amat terbatas karena Gardner tidak melihat
kecerdasan manusia berdasarkan nilai standar semata.
Gardner mengatakan bahwa “kecerdasan
itu bukanlah sesuatu yang mutlak seperti halnya ketika kita mengukur
tinggi badan atau panjangnya sesuatu, sehingga bisa terbilang cerdas dan
tidak cerdas”. Jadi, kecerdasan tidak bisa hanya dilihat dari segi
logika-matematik, linguistik, dan spasial saja tanpa melihat kemampuan
lain yang dimiliki seseorang. Karena hal tersebut hanya menguntungkan
bagi siswa yang mempunyai kemampuan lebih dibidang tersebut.
Dari hasil penelitian dan berbagai studinya terhadap beragam kalangan, Gardner menyimpulkan bahwa “kecerdasan adalah kemampuan-kemampuan seseorang yang dapat ditumbuh-kembangkan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan nyata”. Beliau menyimpulkan bahwa “±
ada 8 kecerdasan yang dimiliki manusia, yaitu: kecerdasan linguistik,
logika-matematik, visual-spasial, musical, kinestetik, interpersonal,
intrapersonal, dan natural”. Maka kecerdasan majemuk (kecerdasan
banyak tau kecerdasan berbagai) adalah berbagai kecerdasan yang meliputi
kecerdasan linguistik, logika-matematik, visual-spasial, musikal,
kinestetik, interpersonal, intrapersonal dan natural.
2.2 Macam-macam Kecerdasan
Howard Gardner, dari hasil penelitian dan berbagai studinya terhadap beragam kalangan, dengan teori Multiple Intelligences atau kecerdasan majemuk memaparkan bahwa setidaknya terdapat 8 kecerdasan pada diri manusia, yaitu :
1. Kecerdasan Linguistik (Linguistic Intelligence atau Word Smart)
Merupakan kemampuan untuk mengolah, mengembangkan, menggunakan serta
mengekspresikan kata-kata dengan lisan atau pun dengan tulisan. Umumnya
seseorang yang memiliki kecerdasan linguistik sangat senang berbicara,
senang mengumpulkan kosa-kata baru, menyukai lelucon, senang menulis,
membuat cerpen atau puisi, suka membaca, dan lain sebagainya. Kecerdasan
linguistik ini dapat dikembangkan untuk menjadi seorang penulis,
penerjemah, penceramah, presenter TV, pelawak, dan lain-lain.
2. Kecerdasan Logika-matematik (Logical-mathematical atau Logic Smart)
Merupakan kemampuan untuk memahami, memecahkan dan menyelesaikan suatu masalah dengan logis, menguasai angka-angka atau perhitungan dan analisa. Umumnya seseorang yang memiliki kecerdasan logika-matematik senang berpikir dengan logika, sangat senang berhitung, senang memecahkan dan menyelesaikan sesuatu secara ilmiah, bermain dengan komputer dan teka-teki, tertarik pada perkembangan teknologi dan sains, dan lain-lain. Kecerdasan ini dapat dikembangkan untuk menjadi seorang ilmuwan, marketing, akuntan, ahli statistik, pakar ekonomi, peneliti dan lain sebagainya.
Merupakan kemampuan untuk memahami, memecahkan dan menyelesaikan suatu masalah dengan logis, menguasai angka-angka atau perhitungan dan analisa. Umumnya seseorang yang memiliki kecerdasan logika-matematik senang berpikir dengan logika, sangat senang berhitung, senang memecahkan dan menyelesaikan sesuatu secara ilmiah, bermain dengan komputer dan teka-teki, tertarik pada perkembangan teknologi dan sains, dan lain-lain. Kecerdasan ini dapat dikembangkan untuk menjadi seorang ilmuwan, marketing, akuntan, ahli statistik, pakar ekonomi, peneliti dan lain sebagainya.
3. Kecerdasan Visual-Spasial (Visual-Spatial atau Picture Smart)
Merupakan kemampuan untuk membuat, mengamati, mengingat serta membayangkan atau mengimajinasikan gambar, bentuk, dan ruang secara cermat. Umumnya seseorang yang memiliki kecerdasan visual-spasial sangat senang menggambar dan mencorat-coret, mempunyai mata jeli, mempunyai daya pengamatan tinggi, peka terhadap warna, menonjol dalam belajar dan berpikir melalui gambar dan lain sebagainya. Kecerdasan ini dapat dikembangkan untuk menjadi seorang animator, arsitek, fotografer, komikus, sutradara film, desainer furnitur dan lain-lain.
Merupakan kemampuan untuk membuat, mengamati, mengingat serta membayangkan atau mengimajinasikan gambar, bentuk, dan ruang secara cermat. Umumnya seseorang yang memiliki kecerdasan visual-spasial sangat senang menggambar dan mencorat-coret, mempunyai mata jeli, mempunyai daya pengamatan tinggi, peka terhadap warna, menonjol dalam belajar dan berpikir melalui gambar dan lain sebagainya. Kecerdasan ini dapat dikembangkan untuk menjadi seorang animator, arsitek, fotografer, komikus, sutradara film, desainer furnitur dan lain-lain.
4. Kecerdasan Musikal (Musical Intelligence atau Music Smart)
Merupakan kemampuan untuk menikmati, mengamati, membedakan atau mengekspresikan musik. Umumnya kecerdasan musikal sangat senang bernyanyi, mendengarkan musik, memainkan alat musik, peka terhadap suara, mudah mengingat lirik juga menyukai bunyi-bunyian alam. Kecerdasan ini dapat dikembangkan untuk menjadi seorang penyanyi, pemain musik, konduktor, penulis atau pengarang lagu, guru musik, music editor dan lain-lain.
Merupakan kemampuan untuk menikmati, mengamati, membedakan atau mengekspresikan musik. Umumnya kecerdasan musikal sangat senang bernyanyi, mendengarkan musik, memainkan alat musik, peka terhadap suara, mudah mengingat lirik juga menyukai bunyi-bunyian alam. Kecerdasan ini dapat dikembangkan untuk menjadi seorang penyanyi, pemain musik, konduktor, penulis atau pengarang lagu, guru musik, music editor dan lain-lain.
5. Kecerdasan Kinestetik (Kinesthetic Intelligence atau Body Smart)
Merupakan kemampuan seseorang dalam menggunakan anggota tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaan serta mengontrol dan melatih gerak-gerik, keseimbangan, ketangkasan, dan keanggunan tubuh. Umumnya seseorang yang memiliki kecerdasan kinestetik senang bergerak, menyukai olahraga, permainan, dan berlatih fisik, senang menangani masalah secara fisik (terlibat secara langsung atau praktik langsung), terampil saat bekerja dengan peralatan dan lain sebagainya. Kecerdasan ini dapat dikembangkan untuk menjadi seorang atlet, penari, koreografer, aktor atau aktris, pemain sirkus, pembuat patung, pengrajin keterampilan tangan, guru olahraga atau instruktur senam, penjahit atau ahli busana, dan lain-lain.
Merupakan kemampuan seseorang dalam menggunakan anggota tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaan serta mengontrol dan melatih gerak-gerik, keseimbangan, ketangkasan, dan keanggunan tubuh. Umumnya seseorang yang memiliki kecerdasan kinestetik senang bergerak, menyukai olahraga, permainan, dan berlatih fisik, senang menangani masalah secara fisik (terlibat secara langsung atau praktik langsung), terampil saat bekerja dengan peralatan dan lain sebagainya. Kecerdasan ini dapat dikembangkan untuk menjadi seorang atlet, penari, koreografer, aktor atau aktris, pemain sirkus, pembuat patung, pengrajin keterampilan tangan, guru olahraga atau instruktur senam, penjahit atau ahli busana, dan lain-lain.
6. Kecerdasan Interpersonal (Interpersonal Intelligence atau People Smart)
Merupakan kemampuan untuk mengamati, membedakan dan memahami maksud, suasana hati dan perasaan orang lain serta menyesuaikan diri dengan orang lain. Umumnya seseorang yang memiliki kecerdasan interpersonal peka terhadap bahasa tubuh, ekspresi wajah, mengerti sikap orang lain dan mudah berkomunikasi dengan orang lain, mengerti situasi dan kondisi, mengerti dunia orang lain. Kecerdasan ini dapat dikembangkan untuk menjadi seorang tokoh agama, psikolog, politikus, perawat, polisi, reporter, pengusaha, pengacara dan lain-lain.
Merupakan kemampuan untuk mengamati, membedakan dan memahami maksud, suasana hati dan perasaan orang lain serta menyesuaikan diri dengan orang lain. Umumnya seseorang yang memiliki kecerdasan interpersonal peka terhadap bahasa tubuh, ekspresi wajah, mengerti sikap orang lain dan mudah berkomunikasi dengan orang lain, mengerti situasi dan kondisi, mengerti dunia orang lain. Kecerdasan ini dapat dikembangkan untuk menjadi seorang tokoh agama, psikolog, politikus, perawat, polisi, reporter, pengusaha, pengacara dan lain-lain.
7. Kecerdasan Intrapersonal (Intrapersonal Intelligence atau Self Smart)
Merupakan kemampuan untuk mengenali diri sendiri, mengendalikan diri, dan memahami kelebihan serta kelemahan diri. Umumnya seseorang yang memiliki kecerdasan intrapersonal mampu menyelesaikan masalah sendiri, mampu menentukan tujuan-tujuan pribadi, merencanakan masa depan, menyusun langkah untuk mencapai cita-cita, senang membuat agenda harian, senang belajar dari beragam hal di sekitar dan pengalaman serta kisah-kisah orang lain. Kecerdasan ini dapat dikembangkan untuk menjadi seorang wirausahawan, ahli filsafat, tokoh agama atau menjadi apa saja yang diinginkan.
Merupakan kemampuan untuk mengenali diri sendiri, mengendalikan diri, dan memahami kelebihan serta kelemahan diri. Umumnya seseorang yang memiliki kecerdasan intrapersonal mampu menyelesaikan masalah sendiri, mampu menentukan tujuan-tujuan pribadi, merencanakan masa depan, menyusun langkah untuk mencapai cita-cita, senang membuat agenda harian, senang belajar dari beragam hal di sekitar dan pengalaman serta kisah-kisah orang lain. Kecerdasan ini dapat dikembangkan untuk menjadi seorang wirausahawan, ahli filsafat, tokoh agama atau menjadi apa saja yang diinginkan.
8. Kecerdasan Natural (Naturalist Intelligence atau Nature Smart)
Merupakan kemampuan seseorang untuk menghargai dan menjaga kelestarian alam dan lingkungan sekitar. Umumnya seseorang yang memiliki kecerdasan natural sangat senang melakukan kegiatan yang berkaitan dengan alam seperti menanam dan merawat tumbuh-tumbuhan, selalu menjaga lingkungan, hiking, berjalan-jalan melihat pemandangan, mempunyai banyak pengetahuan tentang alam baik pegunungan, laut, sungai, flora dan fauna serta mengetahui tentang daerah-daerah di Indonesia. Kecerdasan ini dapat dikembangkan untuk menjadi seorang ahli botani, arkeolog, dokter hewan, vulkanolog pengusaha pertanian atau peternakan, ahli desain tanaman dan lain sebagainya.
Merupakan kemampuan seseorang untuk menghargai dan menjaga kelestarian alam dan lingkungan sekitar. Umumnya seseorang yang memiliki kecerdasan natural sangat senang melakukan kegiatan yang berkaitan dengan alam seperti menanam dan merawat tumbuh-tumbuhan, selalu menjaga lingkungan, hiking, berjalan-jalan melihat pemandangan, mempunyai banyak pengetahuan tentang alam baik pegunungan, laut, sungai, flora dan fauna serta mengetahui tentang daerah-daerah di Indonesia. Kecerdasan ini dapat dikembangkan untuk menjadi seorang ahli botani, arkeolog, dokter hewan, vulkanolog pengusaha pertanian atau peternakan, ahli desain tanaman dan lain sebagainya.
2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi KecerdasanKecerdasan dapat bertambah dan dapat berkurang tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kecerdasan, antara lain:
1. Biologis (genetik)
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kecerdasan, antara lain:
1. Biologis (genetik)
Faktor
genetik mempengaruhi kecerdasan akan tetapi hasil dari genetika yang
dilahirkan tidak akan tampak jika tidak didukung oleh faktor lain.
2. Asupan gizi
Makanan dan minuman yang bergizi dan menghasilkan energi tinggi akan membantu cara kerja otak sehingga mempengaruhi daya tangkap dan pikir seseorang.
3. Lingkungan dan keluarga
Lingkungan dan keluarga adalah salah satu guru bagi hidup manusia. Jika seseorang lahir di lingkungan yang beragama islam maka kemungkinan besar ia pun akan beragama islam. Jika seseorang lahir di lingkungan yang berbahasa dan berlogat kasar maka kemungkinan besar ia pun akan berbahasa dan berlogat kasar. Jika ia dilahirkan di lingkungan atau dalam keluarga yang menyukai musik maka kemungkinan pada dirinya akan terbentuk kecerdasan musikal. Sebaliknya, jika seseorang ingin menjadi penyanyi terkenal akan tetapi orang tuanya sangat menginginkannya untuk menjadi seorang atlet yang handal maka mereka pun akan mempengaruhi dan lebih mengarahkannya pada kecerdasan kinestetik dibanding kecerdasan musikal yang ingin ia kembangkan.
4. Sejarah hidup pribadi
Sejarah hidup pribadi atau pengalaman hidup dapat mengembangkan juga dapat melumpuhkan kecerdasan seseorang. Pengalaman mendapat penghargaan atas suatu keberhasilan yang seseorang dapatkan akan mempengaruhinya untuk melakukan lebih dari apa yang telah ia lakukan, untuk mendapatkan lebih dari apa yang telah ia dapatkan atau suatu kejadian yang membuatnya penasaran dapat membangkitkan semangatnya untuk mencari tahu dan dengan begitu secara tidak langsung ia akan berusaha untuk meningkatkan kemampuan yang ia miliki untuk mencari tahu hal tersebut.
Sebaliknya, kritikan cemoohan atau sikap yang menjatuhkan akan menimbulkan rasa malu, takut, bersalah, sedih atau marah. Seperti kata “bodoh atau buruk” atau sikap ketidak-sukaan orang lain ketika ia melakukan atau menghasilkan sesuatu secara sengaja ataupun tidak sehingga timbul rasa “trauma” untuk mengembangkan kemampuan yang ia miliki.
5. Ekonomi
Sumber penghasilan yang sedikit akan menghambat setiap orang dalam segala hal. Begitu juga dalam mengembangkan potensi seseorang. Jika seseorang terlahir dalam keluarga kurang mampu dan tidak mampu untuk membeli peralatan menggambar maka kecerdasan visual-spasialnya pun kemungkinan kecil untuk dapat dikembangkan.
6. Situasi
Situasi yang menghimpit dapat membuat seseorang dengan terpaksa lebih melatih kemampuan lain dibanding mengembangkan kemampuan yang telah lama ia miliki. Misalnya saja, jika seseorang memiliki kecerdasan musikal sedangkan ia merupakan anak sulung dimana perekonomian keluarganya adalah menengah kebawah sehingga dengan terpakasa ia harus membantu keperluan keluarga yang cukup besar semasa mudanya maka ia pun tidak memiliki waktu untuk mengembangkan kecerdasan musikal yang ia miliki.
7.Cara pemgembangan
Peningkatan kecerdasan seseorang akan lebih cepat dengan melakukan kegiatan yang dapat merangsang peningkatan kecerdasan yang ia miliki8. Diri sendiri
2. Asupan gizi
Makanan dan minuman yang bergizi dan menghasilkan energi tinggi akan membantu cara kerja otak sehingga mempengaruhi daya tangkap dan pikir seseorang.
3. Lingkungan dan keluarga
Lingkungan dan keluarga adalah salah satu guru bagi hidup manusia. Jika seseorang lahir di lingkungan yang beragama islam maka kemungkinan besar ia pun akan beragama islam. Jika seseorang lahir di lingkungan yang berbahasa dan berlogat kasar maka kemungkinan besar ia pun akan berbahasa dan berlogat kasar. Jika ia dilahirkan di lingkungan atau dalam keluarga yang menyukai musik maka kemungkinan pada dirinya akan terbentuk kecerdasan musikal. Sebaliknya, jika seseorang ingin menjadi penyanyi terkenal akan tetapi orang tuanya sangat menginginkannya untuk menjadi seorang atlet yang handal maka mereka pun akan mempengaruhi dan lebih mengarahkannya pada kecerdasan kinestetik dibanding kecerdasan musikal yang ingin ia kembangkan.
4. Sejarah hidup pribadi
Sejarah hidup pribadi atau pengalaman hidup dapat mengembangkan juga dapat melumpuhkan kecerdasan seseorang. Pengalaman mendapat penghargaan atas suatu keberhasilan yang seseorang dapatkan akan mempengaruhinya untuk melakukan lebih dari apa yang telah ia lakukan, untuk mendapatkan lebih dari apa yang telah ia dapatkan atau suatu kejadian yang membuatnya penasaran dapat membangkitkan semangatnya untuk mencari tahu dan dengan begitu secara tidak langsung ia akan berusaha untuk meningkatkan kemampuan yang ia miliki untuk mencari tahu hal tersebut.
Sebaliknya, kritikan cemoohan atau sikap yang menjatuhkan akan menimbulkan rasa malu, takut, bersalah, sedih atau marah. Seperti kata “bodoh atau buruk” atau sikap ketidak-sukaan orang lain ketika ia melakukan atau menghasilkan sesuatu secara sengaja ataupun tidak sehingga timbul rasa “trauma” untuk mengembangkan kemampuan yang ia miliki.
5. Ekonomi
Sumber penghasilan yang sedikit akan menghambat setiap orang dalam segala hal. Begitu juga dalam mengembangkan potensi seseorang. Jika seseorang terlahir dalam keluarga kurang mampu dan tidak mampu untuk membeli peralatan menggambar maka kecerdasan visual-spasialnya pun kemungkinan kecil untuk dapat dikembangkan.
6. Situasi
Situasi yang menghimpit dapat membuat seseorang dengan terpaksa lebih melatih kemampuan lain dibanding mengembangkan kemampuan yang telah lama ia miliki. Misalnya saja, jika seseorang memiliki kecerdasan musikal sedangkan ia merupakan anak sulung dimana perekonomian keluarganya adalah menengah kebawah sehingga dengan terpakasa ia harus membantu keperluan keluarga yang cukup besar semasa mudanya maka ia pun tidak memiliki waktu untuk mengembangkan kecerdasan musikal yang ia miliki.
7.Cara pemgembangan
Peningkatan kecerdasan seseorang akan lebih cepat dengan melakukan kegiatan yang dapat merangsang peningkatan kecerdasan yang ia miliki8. Diri sendiri
Keinginan
dan keyakinan serta tekad yang kuat dalam diri sangat mempengaruhi
perkembangan pada kecerdasan yang ia miliki. Jika hampir semua faktor
mendukung, seperti faktor biologis, asupan gizi, ekonomi dan situasi
akan tetapi ia tidak memiliki keinginan yang kuat atau malas, maka
kecerdasan yang ia miliki pun akan lambat berkembang. Karena diri
sendiri merupakan faktor utama yang dapat mempengaruhi kecerdasan. .
Faktor-faktor tersebutlah yang dapat mempengaruhi berkembang atau tidaknya serta meningkat atau menurunnya kecerdasan seseorang.
2.4 Cara Mengembangkan Potensi Kecerdasan Seseorang
Kecerdasan
seseorang dapat dikembangkan sesuai dengan potensi kecerdasan yang
dimilikinya dan dengan cara yang sesuai dengan potensi kecerdasan yang
ia miliki, yaitu merangsang serta melatih seseorang dengan kegiatan yang
berkaitan dengan potensi dasar yang ia miliki.
Untuk
mengembangkan kecerdasan linguistik yaitu dengan melatih diri untuk
lebih sering membaca berbagai macam bacaan, berbicara, menulis diary,
cerpen, artikel atau sesuatu yang menarik seperti ide, kata-kata orang
terkenal atau kutipan-kutipan dari buku, bergabung dalam diskusi atau
debat, menambah kosa-kata, belajar bahasa asing, dan lain sebagainya.
Untuk
mengembangkan kecerdasan logika-matematik yaitu dengan melatih diri
untuk lebih sering melakukan perhitungan sederhana dengan pikiran (tanpa
kalkulator), berpikir dan memecahkan masalah secara logis, memecahkan
soal-soal matematika atau IPA, bermain games yang banyak menggunakan logika dan membutuhkan strategi, menambah wawasan tentang sains dan teknologi.
Untuk
mengembangkan kecerdasan visual-spasial yaitu dengan melatih diri untuk
lebih sering membuat gambar menggunakan tangan, berlatih membuat gambar
dengan menggunakan komputer, belajar mengambil gambar dengan kamera
atau video, mengikuti klub-klub seni, bermain games yang banyak
menggunakan gambar, menuangkan ide dalam gambar, dan lain sebagainya.
Untuk
mengembangkan kecerdasan musikal yaitu dengan melatih diri untuk lebih
sering mendengarkan berbagai jenis musik, belajar memainkan alat musik
kesukaan, bernyanyi sendiri atau bersama-sama, mengikuti kelompok atau
klub musik seperti qosidah, band, paduan suara, marching band atau
kelompok musik tradisional seperti angklung, mencoba membuat lirik lagu
dan lain sebagainya.
Untuk
mengembangkan kecerdasan kinestetik yaitu dengan melatih diri untuk
lebih sering menggerakan tubuh, berolahraga, mengekspresikan diri ketika
berbicara, memainkan permainan yang melibatkan gerak tubuh, dan lain
sebagainya.
Untuk
mengembangkan kecerdasan interpersonal yaitu dengan melatih diri untuk
lebih seringbersilaturrahmi dengan teman, saudara, tetangga, dan
orang-orang yang dikenal, mencari dan memperbanyak teman dan relasi,
membantu orang lain, aktif dalam berbagai kegiatan yang disukai,
mengikuti organisai, dan lain sebagainya.
Untuk
mengembangkan kecerdasan intrapersonal yaitu dengan melatih diri untuk
lebih sering mngintropeksi diri, meneliti kekurangan dan kelebihan diri,
merangkai dan menulis tujuan hidup atau cita-cita, memotivasi diri dan
lain sebagainya.
Untuk
mengembangkan kecerdasan natural yaitu dengan melatih diri untuk lebih
sering berjalan-jalan di alam terbuka, memperhatikan alam sekitar,
menanam dan merawat tumbuh-tumbuhan, mengamati pertumbuhan tanaman,
membuat kebun, mencari wawasan tentang alam, flora dan fauna, dan
semacamnya lewat berbagai media, bergabung dalam klub atau
organisasi pencinta alam atau kelestarian lingkungan, memelihara
binatang, belajar memasak, dan lain sebagainya.
Setiap
orang memiliki kedelapan-delapan kecerdasan tersebut, akan tetapi hanya
beberapa kecerdasan yang dominan. Seseorang mungkin pandai dalam
kecerdasan logika-matematik tetapi mungkin ia kurang dalam kecerdasan
musikal dan kinestetik. Begitu juga dengan seseorang yang pandai bermain
musik dan bergaul tetapi mungkin ia kurang dalam pelajaran eksakta.
Suatu
kecerdasan tidak bisa berdiri sendiri, kecerdasan selalu berinteraksi
satu sama lain. Seorang penjahit yang memiliki kecerdasan kinestetik pun
memiliki kecerdasan visual-spasial untuk mendesain, seorang pemain sepak
bola menggunakan kecerdasan kinestetik untuk berlari dan mengejar bola,
kecerdasan visual-spasial untuk menguasai lapangan dan strategi,
linguistik untuk memahami arahan dari pelatih dan kecerdasan
interpersonal untuk kekompakan dalam satu tim, dan lain sebagainya.
Kecerdasan yang dimiliki seseorang pun tidak ada yang benar-benar sempurna. Seseorang yang sangat
pandai berbicara, berpidato, berdiskusi mungkin kurang dalam membuat
puisi atau cerpen, seseorang yang sangat pandai bernyanyi mungkin kurang
bisa memainkan alat musik dan lain sebagainya.