BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Secara
global semua orang memiliki kecerdasan. Tetapi, fenomena yang terjadi
menunjukan bahwa seseorang yang memiliki kecerdasan intelektual merasa
kebahagiaan itu tidak pernah ia rasakan. Terlihat dari beberapa fenomena
pergaulan pada zaman sekarang yang sangat memprihatinkan sepeti halnya
pemakaian narkoba pada pelajar, perselisihan antar pelajar, pergaulan
bebas dan lain sebagainya. Hal tersebut turut mempengaruhi kepribadiaan
remaja sehingga kepribadiaan yang terbentuk tidak akan sesuai dengan apa
yang diharapkan. Dari kejadian itu menunjukan kecerdasan yang mereka
miliki tidak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kehidupan santri berbeda dengan kehidupan remaja di luar pondok,
kehidupan santri terjaga dari pengaruh pergaulan yang tidak baik karena
aktivitas dan kedisiplinannya mengandung nilai-nilai agama yang sangat
positif, sehingga terbentuk kepribadian yang ideal bagi santri.
Terkadang, kebiasaan yang buruk dan perilaku yang tidak sesuai dengan
kepribadian santri ini menjadi sorotan bagi masyarakat dalam menilai
sosok santri di pondok pesantren, pelanggaran disiplin oleh santri
adalah bentuk emosional yang tidak baik. Oleh sebab itu training ESQ di
Pondok Pesantren Modern Assa’adah diadakan. Akan tetapi, akankah
perubahan positif itu dapat muncul setelah santri mengikuti training?
Sehingga perilaku dan sifat-sifat santri tetap mengandung nilai
spiritual dan emosional yang baik dalam menjalankan aktivitas
sehari-hari.
Masalah inilah yang akan penulis bahas, semoga menjadi perhatian bagi
santri khususnya dan umumnya bagi semua pihak yang membaca.
- Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
- Bagaimanakah kepribadian yang ideal bagi santri?
- Apakah maksud dan tujuan diadakan training ESQ?
- Apakah pengaruh training ESQ terhadap kepribadian santri di Pondok Pesantren Modern Assa’adah?
1.3 Hipotesis
Berdasarkan
rumusan masalah di atas, penulis membuat hipotesis bahwa training ESQ
hanya sekedar pengingat hati dengan nilai spiritual dan emosional. Nilai
tersebut tidak akan tetap tertanam pada diri kita karena faktor-faktor
yang mempengaruhi.
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan sebagai berikut:
- Untuk mengetahui kepribadian santri yang ideal ?
- Untuk mengetahui maksud dan tujuan diadakan training ESQ?
- Untuk mengetahui pengaruh training ESQ terhadap kepribadian santri di Pondok Pesantren Modern Assa’adah?
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian
ini dilakukan sebagai bahan motivasi bagi para santri agar mampu
mengintrospeksi diri, memiliki perubahan-perubahan positif pada
kehidupannya dan membentuk kepribadiaan yang baik. Selain itu, untuk
mengingatkan para santri agar tetap menjaga nilai-nilai kecerdasan yang
tertanam dengan terus melaksanakan kewajiban sebagai hamba Allah
sehingga tercapai visi dan misi yang sangat mulia kelak dikemudian hari.
1.6 Metode Penelitian
Dalam
pembahasan karya ilmiah, penulis menggunakan studi pustaka yaitu
menjadikan buku-buku pustaka sebagai bahan referensi dan kajian. Untuk
meyakinkan penelitian, penulis melakukan observasi dengan membuat angket
yang disebar kepada setiap orang yang sudah mengikuti training.
1.7 Sistematika Penulisan
Untuk
mendapatkan gambaran yang lebih lengkap dari pembahasan ini, maka
penulis membagi dalam lima bab dan setiap bab memiliki sub-sub yang
berkaitan.
Adapun sistematika penulisan secara terperinci sebagai berikut:
- Bab pertama adalah pendahuluan. Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
- Bab kedua membahas tentang tinjauan pustaka. Bab ini terdiri dari pengertian ESQ dengan sub-subnya yaitu: tujuan training, metode dalam training dan materi yang digunakan dalam training ESQ. Pengertian kepribadian santri serta kepribadian yang ideal bagi santri.
- Bab ketiga membahas tentang metode penelitian. Bab ini membahas pengaruh training ESQ terhadap kepribadian santri di Pondok Pesantren Modern Assa’adah.
- Bab keempat membahas tentang analisis pengaruh training ESQ terhadap santri yang mengikuti training tersebut dan solusi surutnya nilai kecerdasan.
- Bab kelima yaitu penutup. Bab ini meliputi kesimpulan dan saran-saran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
- Pengertian ESQ
Pada dasarnya ESQ merupakan resep penggabungan tiga kecerdasan, yaitu
kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), dan kecerdasan
spiritual (SQ). Adapun Istilah ketiga kecerdasan itu memiliki makna
tersendiri dari pengertiannya maupun dari pendapat para ahli. Menurut Pater Selovey dan Jack Mayer,
mereka mengistilahkan EQ sebagai “pemahaman dengan spontan apa yang
diinginkan dan dibutuhkan orang lain baik, keluhan dan kekurangan
mereka”.¹ Dari istilah di atas menjelaskan bahwa EQ merupakan kemampuan
untuk mengenali perasaan, meraih dan membangkitkan perasaan untuk
membantu pikiran dan memahami suatu perasaan.
Disisi lain Reuwan mendefinisikan
“bahwa kecerdasan emosional terdiri atas sekumpulan kecakapan dan sikap
yang jelas perbedaannya”.² Dalam penjelasannya menerangkan bahwa EQ
merupakan serangkaian kecakapan seseorang yang memiliki sebuah peranan
dan berfungsi secara efektif dalam tingkah laku setiap hari. Pada tahun
1905, pakar psikologi berkebangsaan Prancis Alfred Binet bersama sejawatnya, pakar psikatari Thedore Simon
menyatakan bahwa IQ adalah “sebuah proses terpadu yang melibatkan
pertimbangan pemecahan masalah dan penalaran”.³ Dari pernyataan ini
mereka menjelaskan dengan pengembangan uji kecerdasan IQ yang
mempraktikan teorinya di sekolah warga kota Paris dengan cara
mengelompokan anak berdasarkan kemampuan mereka dan mengukurnya dengan
cara mengidentifikasinya. Dari sisi Spiritual Quotient (SQ) atau kita
sebut dengan kecerdasan spiritual merupakan pengenalan akan kesejatian
diri manusia dan mengarahkan manusia pada pencarian hakikat
kemanusiaannya.
__________________
- Steven J Stein, hal 30
- Ari Ginanjar Agustian. xIviii
- Ibid no 1, hal 33
Ary Ginanjar Agustian⁴
yang merupakan aktifis penulis buku, memadukan ketiga kecerdasan itu
dalam lingkaran ESQ model yang diciptakan olehnya dan didalamnya
terdapat dimensi-dimensi spiritual, emosional dan intelektual yang
terdiri dari 1 ihsan, 6 iman, dan 5 islam.
Dan
Ia menerapkannya dalam sebuah training ESQ yang merupakan pelopor
pelatihan yang mengasah sisi spiritual dengan mendalam, bersamaan dengan
sisi emosional dan intelektual seseorang, juga merupakan training
kepemimpinan dan pengembangan kepribadian.
2.1.1 Tujuan Training ESQ
Tujuan
training ESQ adalah membantu seseorang bisa lebih mudah meniti tiap
tangga kesuksesan tanpa harus menggunakan cara-cara menyimpang. Bahkan,
untuk menjadikan orang yang sukses dan bahagia dalam mengenali akan jati
diri dan melatih kepribadian seseorang agar menjadi lebih baik,
karena dalam dirinya memiliki karakter yang ideal sebagaimana yang
didambakan oleh manusia, dan ia cerdas, berkarakter, ramah, pengertian,
bijaksana, adil, koperatif, proaktif, berjiwa besar, dan lain-lain.
- Metode dalam Training ESQ
Metode
training yang digunakan adalah dengan cara peserta training menemukan
inner value seperti kejujuran, keadilan, kebersamaan, kreativitas,
kedisplinan dan lainnya yang pada hakekatnya sudah ada dalam diri
manusia. Ketika peserta dapat melakukan hal ini, maka God Spot (titik
makna hidup) akan terbuka dan di saat itulah mereka menemukan jati diri
sehingga terbuka peluang untuk mengaktualisasikan seluruh potensi diri
dalam seluruh gerak aktifitas kehidupan termasuk di dalam pekerjaan.
Selain itu metode yang digunakan meliputi:
- Games
Pada metode games para peserta dianjurkan untuk aktif dan bisa mengambil secercah pelajaran yang bisa bermanfaat baginya .
- Experiental Learning
Dalam metode ini kita dapat menemukan sebuah hikmah dibalik
pengalaman-pengalaman orang lain, yang menjadi prinisip dengan
terbentuknya nilai-nilai positif di dalamnya.
- Case study
Pada
tahapan ini kita dikenali dengan keadaan yang sebenarnya, meliputi
pembentukan karakter yang ideal dengan memunculkan nilai-nilai
kecerdaasan yang kita miliki didasari dengan kasus atau hal-hal yang
real.
- Discussion
Dalam
perjalanan ini peserta diasah pemikiran dan keberanianya agar dapat
mengemukakan pendapat dari apa yang sudah diketahuinya.
- Role play
Disini kita dituntut agar mematuhi peraturan pada saat training berlangsung ataupun pada tahap-tahap permainan.
- Lecturette
Dalam
hal ini trainer memberikan sebuah materi atau penceramahan spiritual
yang bisa membangun tiga kecerdasan pada diri kita sehingga terbentuk
karakter yang tangguh dengan memadukan konsep kecerdasan ESQ. Perlu kita
ketahui, bahwa disetiap tahapan training akan diiringi dengan musik
disesuaikan dengan keadaan dan bisa menyentuh hati pada peserta
training.
2.1.3 Materi pada Training ESQ
Adapun Materi yang disajikan pada training ESQ ini meliputi:
- Zero Mind Proses
Adalah
upaya untuk menjernihkan hati, dengan tujuan memunculkan kemampuan
mendengar suara hati terdalam yang merupakan sumber kebijaksanaan
(Wisdom) dan motivasi (energy).
- Mental Building
Adalah
suatu metode untuk melindungi dan menjaga potensi dasar melalui enam
prinsip yang meliputi: Star Principle, Angel Principle, Leadership
Principle, Learning Principle, Vision Principle, Well organized
Principle.
- Social Strength
Adalah
upaya untuk pembangunan teamwork berdasarkan kesamaan suara hati
sehingga tercipta kolaborasi hati yang tangguh dan solid, melalui:
Strategic Collaboration, Total Action.
Pada training ESQ ini terdapat lima bentuk training yang berbeda-beda diantaranya:
- Profesional ESQ Training (3 hari)
Training
ini sangat tepat diikuti oleh para professional untuk middle level
management atau setara bagi perusahaan, pemerintahan dan umum
- Regular ESQ Training (2 hari)
Training
yang diperuntukkan level pelaksana (Staff & Karyawan) di
perusahaan, para wirausaha, staf dan karyawan, pegawai BUMN/Swasta, PNS
dan Umum
- ESQ Training Remaja (2 hari - SMP s/d SMU)
Merupakan program khusus untuk remaja. Siswa SMP & SMU sangat baik mengikuti training ini
- ESQ Training Anak Anak ( 2 hari - 3 SD s/d 6 SD)
Pelatihan
ESQ yang disesuaikan untuk anak anak Sekolah Dasar yang bertujuan
membangun kecerdasan emosi dan spiritual (ESQ) sejak dini
- ESQ Inhouse Training
Selain program publik, ESQ menerima permintaan Inhouse Training untuk perusahaan BUMN/Swasta/Pemerintah/BANK dan lain lain.
2.2 Pengertian Kepribadian
Personality
atau kepribadian berasal dari kata persona, kata persona merujuk pada
topeng yang biasa digunakan para pemain sandiwara di Zaman Romawi.
Secara umum kepribadian menunjuk pada bagaimana individu tampil dan
menimbulkan kesan bagi individu-individu lainnya. Pada dasarnya definisi
dari kepribadian secara umum ini adalah menilai perilaku yang dapat
diamati dan tidak mengabaikan kemungkinan bahwa ciri-ciri ini bisa
berubah tergantung situasi disekitarnya
Menurut Gordon.W. Allport
“kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem
psikofisik individu yang menentukan tingkah laku dan pikiran individu
secara khas.”⁵ Allport menggunakan istilah sistem psikofisik dengan
maksud menunjukkan bahwa jiwa dan raga manusia adalah suatu sistem yang
terpadu dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, serta diantara
keduanya selalu terjadi interaksi dalam mengarahkan tingkah laku.
Sedangkan istilah khas dalam batasan kepribadian Allport itu memiliki
arti bahwa setiap individu memiliki kepribadiannya sendiri. Tidak ada
dua orang yang berkepribadian sama, karena itu tidak ada dua orang yang
berperilaku sama. Namun Sigmun Frued mendefinisikan “kepribadian dengan keidentitasan seseorang dalam membentuk karakteristik yang berbeda.”⁶
Dan dijelaskan pula oleh Feist dalam bukunya Theories Of Personality
bahwa kepribadian terdiri atas sifat-sifat yang mengakibatkan perbedaan
individu dalam perilaku.
Jadi
dapat disimpulkan bahwa kepribadian dapat dilukiskan sebagai suatu
struktur atau organisasi hipotesis, dan tingkah laku dilihat sebagai
sesuatu yang diorganisasi dan diintegrasikan oleh kepribadian. Atau
dengan kata lain kepribadian dipandang sebagai “organisasi” yang menjadi
penentu atau pengarah tingkah laku kita.
5. Sunardi Suryabrata. Hal:02
6. ibid
2.2.1 kepribadian yang ideal bagi santri
Dalam
hal ini penulis menekankan akan kepribadian kepada santri Pondok
Pesantren Modern Assa’adah, kepribadian santri memiliki perbedaan serta
keunikan-keunikan yang khas, dan berasal dari kumpulan sifat-sifat yang
dimiliki oleh santri
Kepribadian
santri dipresentasikan melalui proses keterlibatan santri atas
pengaruh-pengaruh internal dan eksternal yang mencakup faktor-faktor
genetik dan biologis, pengalaman-pengalaman sosial, dan perubahan
lingkungan. Atau dengan kata lain, corak dan keunikan kepribadian santri
itu dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan dan lingkungan.
Figur
diri santri atau kepribadian yang ideal bagi santri adalah jati diri
santri yang menunjukan atau menampilkan sikap dan tingkah laku yang
mengandung nilai-nilai positif didalam keseharian atau tampil untuk
menjadi acuan normatif bagi umat islam. Dan tentu nilai-nilai positif
itu berdasarkan atas aturan dan kebiasaan yang diterapkan di Pondok
Pesantren Modern Assa’adah. Corak kepribadian santri ini dikhaskan
dengan jiwa dan fungsi santri yang baik serta dapat memimpin orientasi
kehidupan di masyarakat. Kepribadian yang dimaksud mempunyai ciri-ciri
watak santri yang konsisten dan mengandung nilai-nilai spiritual yang
lebih sehingga menjadi identitas diri santri yang khusus. Dalam hal ini
perkembangan kepribadian santri itu bersifat dinamis artinya selama
santri masih tetap belajar dan bertambah pengetahuan, pengalaman serta
keterampilannya ia akan mempunyai kepribadian yang dapat berubah.
BAB III
METODE PENELITIAN
- Desain Penelitian
Penelitian
yang dilakukan penulis termasuk dalam deskriptif, yaitu mendeskripsikan
data-data yang didapat dengan cara observasi lapangan dan penyebaran
angket pada santri Pondok Pesantren Modern Assa’adah.
- Populasi dan sampel
Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh santri Pondok Pesantren Modern
Assa’adah, dan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah 100 santri
yang sudah mengikuti training ESQ.
- Cara pengambilan data
Pengambilan data dilakukan dengan metode observasi lapangan terhadap santri yang sudah mengikuti training ESQ.
- Waktu Penelitian
Waktu
penelitian ini dilakukan pada tanggal 29 Desember 2008, sedangkan untuk
tempat pelaksanaan penelitian ini di Pondok Pesantren Modern Assa’adah.
BAB IV
ANALISIS PENGARUH TRAINING ESQ
4.1. Hasil Tabel
Hasil dari survey dengan cara menyebarkan angket kepada 100 orang
santri, yang telah mengikuti training ESQ. Pertanyaaan-pertanyaan yang
diberikan mengandung nilai –nilai suara hati sebagai acuan dan dorongan.
Dalam hal ini penulis mengelompokan dalam 10 kelompok yang terdiri atas
10 sampel, adapun pengaruh-pengaruh dan frekuensi nilai suara hati
tersebut pada hasil tabel 1.2 sebagai berikut:
- Kelompok12345678910Jumlah(+)7089739291808591799184,1%(-)301127892015921915,9%
Tabel 1.1
Dari
hasil global yang didapatkan, pengaruh training ESQ terhadap suara hati
santri menjadikan bentuk kerpibadian yang ideal adalah 84,1%, ini
menunjukan bahwa nilai-nilai pengaruh suara hati dalam training membawa
nilai yang positif bagi pembentukan kepribadian. Adapun 15,9% nilai
negatif yang menunjukan bahwa tidak ada
pengaruh dalam pembentukan kepribadian santri. Hal ini dijelaskan dalam
firman Allah S.W.T yang Artinya : Dan tidaklah Aku melepaskan diri
(dari kesalahan) sungguh nafsu (manusia ) menyuruh melakukan kejahatan,
kecuali yang diberi rahmat oleh Tuhanku sungguh Tuhanku Maha Pengampun
Maha Penyayang (Q.S Yusuf. Ayat:53)
Dari
ayat diatas menunjukan bahwa nilai negative tidak mempengaruhi akan
pembentukan kepribadian, dikarenakan kekuatan prinsip dalam penjernihan
suara hati oleh belenggu itu tidak dapat dicapainya.
4.2 Pembahasan
Dari
hasil global tesebut , penulis merincikan pertanyaan tersebut dalam
tabel dengan didasari nilai suara hati yang mempengaruhi kepribadian
santri, data-data tersebut tercangkup dalam tabel sebagai berikut:
(Adapun pertanyaan-pertanyaan terlampir)
- Nomor ini dilandasi dengan nilai Al-Qowiy dan Al-Muhyi yang menjelaskan tentang pengaruh kekuatan dan semangat yang tinggi atau menghidupkan semangat hati. Dan hasil survey pada nomor satu ini terdapat pada tabel 1.2
- Kelompok12345678910Jumlah(+)81091010108599691%(-)20100011409%
Tabel 1.2
Dapat
disimpulkan pengaruh nilai Al-Qowiy dan Al-Muhyi sangat besar membentuk
kepribadian yang ideal bagi santri setelah training ESQ.
- Nomor 2 ini dilandasi dengan nilai Al Muid, Al Matiin Ad-Dhohir pada nomor 2 menjelaskan tentang pengaruh keteguhan hati dalam memiliki integritas sehingga dapat membantu pembentukan kepribadian yang baik. Lihat tabel 1.3
- Kelompok12345678910Jumlah(+)6769758981075%(-)434135212025%
Table 1.3
Dapat
disimpulkan bahwa pengaruh nilai Al Muidid,Al Matiin Ad-Dhohir pada
nomor 2 sedikit berpengaruh dalam pembentukan kepribadian dibandingkan
nomor 1 dalam firman Allah dijelaskan yang artinya: “Kepunyaan Allah-lah
timur dan barat maka kemanapun kamu berpaling disitulah wajah Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui “(Q.S
Al-Baqoroh, Ayat :115).
- Nomor 3 ini dilandasi dengan pengaruh nilai Al Badii Al Baqi yang selalu menjaga keindahan kerapihan dan kebersihan. Dapat kita lihat pada tabel 1.4
- Kelompok12345678910Jumlah(+)897910891010989%(-)213102100111%
Tabel1.4
Dari hasil diatas dapat disimpulkan pengaruh nilai Al Badii, Al Baqi menjadikan kepribadian 81 % menjadi lebih baik.
- Dilandasi dengan nilai Al-Mubdi dan Al-Awal pada nomor 4 ini menjelaskan dalam firman Allah sebagai berikut yang Artinya : “Dan orang yang terus menjalankan shalat mereka itulah yang dimuliakan didalam surga” (Q.S Al Ma’arij, ayat :34-35)
Dari ayat diatas dapat kita lihat pengaruh nilai Al-Mubdi dan Al-Awal pada nomor 4 ini pada tabel 1.5
- Kelompok12345678910Jumlah(+)810910988991090%(-)201012211010%
Tabel1.5
Kesimpulan:bahwa
pengaruh training ESQ dapat membentuk kepribadian yang lebih baik
dengan memasukan Al-Mubdi dan Al-Awal pada suara hati kita.
- Pada nomor 5 ini sisi pertannyaan mengandung nilai An-nur, Al- alim, dan Arrosid yang menjelaskan akan pentingnya ilmu dan mulianya ilmu yang menjadikan orang pandai dan cerdas dapat kita lihat pengaruhnya pada tabel 1.6
- Kelompok12345678910Jumlah(+)546697487965%(-)564413623136%
Tabel1.6
Dari
tabel di atas kita dapat menyimpulkan bahwa frekuensi pengarih pada
nomor 5 ini sangat mendekati angka negatif sehingga hasil survey
tersebut pengaruhnya sangat cukup dalam membentuk kepribadian yang
ideal.
- Pada nomor 6 mendapatkan hasil sebagai berikut:
- Kelompok12345678910Jumlah(+)7107101089881075%(-)303002122025%
Tabel1.7
Dari
tabel di atas pada nomor 6 pertanyaan ini didasari dengan nilai
Muhaimin dan Al hafidz Al wasii yang pengaruhnya 75% dalam membentuk
kepribadiaan santri yang menunjukan bahwa pengaruh ini bernilai positif
bagi para alumni ESQ khususnya.
- Pada nomor 7 diperoleh hasil sebagai berikut:
- Kelompok12345678910Jumlah(+)7107101089871086%(-)303002123014%
Tabel1.8
Pada
nomor 7 dari hasil survey pengamatan dalam tabel 1.8 bahwa 100 sampel
mempunyai nilai 86% dalam pengaruh pembentukan kepribadian santri untuk
memaknai dari Al-Jalil dan Al Hakam yang menunjukan santri yang berbudi
luhur mampu mengontrol dan mengintrospeksi kepribadiaanya.
- Dari hasil nomor 8 diperoleh hasil sebagai berikut:
- Kelompok12345678910Jumlah(+)81091099101010994%(-)20101100016%
Tabel1.9
Nilai
yang terdapat pada nomor 8 ini mengandung dan dilandasi dengan Al
Bashor dan As-sami yang menerapkan bahwa 94% pengaruh training ESQ
dalam meneguhkan nilai Al Bashor dan As-Sami pada diri kita, sehingga
kita enggan untuk berdusta kepada orang tua, terlebih kita mencuri
barang yang bukan milik kita. Dari penjelasan diatas sungguh jelas bahwa
suara hati kita terdorong untuk mendengar akan nasihat orang tua dan
patuh karena tak terkira penderitaannya ketika dia mengandung kita
selama sembilan bulan, dalam Al-alquran pun telah dijelaskan yang
artinya:’’Kemudian Ia memberinya bentuk (dengan perbandingan ukuran yang
lebih baik ) dan meniupkan kedalamnya ruh (ciptaan)-Nya Ia jadikan bagi
kamu pendengaran , penglihatan dan perasaan hati ..’’(Q.S Assajadah
ayat :9)
- Pada nomor 9 diperoleh hasil sebagai berikut:
- Kelompok12345678910Jumlah(+)91081091010108690%(-)102010002410%
Tabel 2.0
Dari
hasil survey 90% dari pertanyaan nomor 9 kepribadian itu terpengaruhi
oleh tiupan Al-Halim, Al-Lathif yang dapat menumbuhkan nilai positif
dalam pembentukan kepribadian santri.
- Pada nomor 10 diperoleh hasil sebagai berikut:
- Kelompok12345678910Jumlah(+)5971099896880%(-)543011214220%
Tabel 2.1
Pada
nomor10 pertanyaan ini didasari dengan keteguhan nilai Al-Wakiil dan
Ad-Dhohir setelah training ESQ yang mempengaruhi 80% nilai tersebut
tetap tertanam maka dari hasil survey menunjukan dampak yang sangat
positif dalam pembentukan kepribadian yang ideal karena bisa dipercaya
dengan memiliki integritas yang sangat tinggi.
Dari
hasil survey yang terperinci menunjukan bahwa pengaruh traning ESQ ini
membawa dampak yang sangat positif bagi pembentukan kepribadian santri
yang ideal karena mempengaruhi sumber suara hati sehingga dapat
menyentuh segala perbuatan dan tingkah laku kita dengan didasari
nilai-nilai positif atau dengan didorong suara hati kita yang tersentuh
setelah Training ESQ tersebut. Dijelaskan dalam firman Allah yang
artinya:’’Kemudian Ia memberinya bentuk (dengan perbandingan ukuran yang
lebih baik ) dan meniupkan kedalamnya ruh (ciptaan)-nya ia jadikan
bagi kamu pendengaran , penglihatan dan perasaan hati ..’’(Q.S Assajadah
ayat :9)
Dijelaskan dalam ayat di atas bahwa perasaan hati atau suara hati itu
ditiupkan kedalam ruh kita. Jadi nilai-nilai positif itu sudah tertanam
dalam hati kita ketika ruh itu ditiupkan akan tetapi frekuensi nilai
suara hati tersebut tidak akan pernah tetap teguh karena tingkat
keimanan kita yang selalu bertambah dan berkurang. Maka dari itu
kekuatan iman kita akan suara hati tersebut perlu diteguhkan dengan
selalu mengontrol atau mengintrospeksi diri kita dengan ibadah, disisi
lain kita dapat terus mengikuti training ESQ itu secara berkelanjutan
sebagai pengingat kita dan pengingat suara hati kita agar tetap teguh.
4.2.1 Solusi agar nilai kecerdasan emosional dan spiritual dapat bertahan
Dari
hasil pengamatan menunujukan bahwa pengaruh training ESQ yang diadakan
tidak 100% membentuk kpribadian yang sangat sempurna dan ideal. Akan
tetapi, nilai-nilai kecerdasan yang tertanam pada diri kita sering
sekali goyah karena hilangnya kekuatan nilai spiritual dan emosional
yang tertanam setelah training ESQ, salah satu cara menangani hilangnya
kekuatan nilai spiritual dan emosional tersebut kita dapat meriview
kekuatan dan keyakinan kita dengan mengikuti training secara
berkelanjutan. Adapun solusi yang dapat membantu kita dalam
mempertahankan nilai kecerdasan emosional dan spiritual sebagai berikut:
Langkah
|
Lakukan
|
Jernihkan Hati (ZMP) :
|
Istigfar
|
Hidupkan Cahaya Hati :
|
Dzikir Asmaul Husna
|
Bangun Mental (Mental Building) :
|
Tasbih, Tahmid, Tahlil, dan Takbir
|
Bangun Ketangguhan Pribadi
(Personal Strength):
|
Syahadat, Shalat dan Puasa
|
Bangun Ketangguhan Sosial
(Social Strength) : Istigfar
|
Zakat dan Haji
|
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melalui beberapa penelitian dapat disimpulkan bahwa training
ESQ yang diadakan di Ponodok Pesantren Modern Assa’adah mempengaruhi
kepribadian santri sehingga membentuk kepribadian yang ideal, karena
dalam training ESQ dilatih menemukan Inner value dan jati diri kita
sehingga dapat mengaktualisasikan seluruh potensi dalam diri kita.
Selain itu kita dapat mengetahui pentingnya pengkombinasian ketiga
kecerdasan yang ada dalam diri kita karena dengan satu kecerdasan saja
kita tidak dapat mengarahkan kepribadian itu menjadi yang lebih baik,
disisi lain ketiga kecerdasan itu saling berkaitan untuk melatih dan
mengasah suara hati kita dalam membentuk kepribadian yang ideal,
sehingga segala apa yang kita perbuat dan kita lakukan mengandung
nilai-nilai positif yang bersumber dari suara hati tersebut dalam surat
Al-Hasyr ayat 18 telah dijelaskan yang tinya:”Hai orang-orang yang
beriman! bertakwalah kepada Allah hendaklah setiap orang memperhatikan
perbuatan apa yang telah dilakkukannya sebagai persediaan untuk hari
esok bertakwalah kepada Allah sesungguhnya Allah tahu benar apa yang
kamu lakukan.(Q.S Al-Hasyr, ayat:18)
Namun kepribadian yang terbentuk setelah training akan mudah surut jika
tidak memegang prinsip-prinsip yang tertanam pada hati kita tentang
konsekuensi kita sebagai hamba kepada sang Kholik dan juga pengaruh-
pengaruh yang tidak baik yang terus menggoyahkan pendirian kita. Karena
keimanan seseorang itu tidak bersifat statis melainkan akan berkurang
dan bertambah sesuai keteguhan kita dalam mempertahankan nilai-nilai
positif yang bersumber dari suara hati.
5.2 Saran
Pengaruh pergaulan remaja di luar pondok sungguh sangat mempengaruhi
pembentukan kepribadian santri, sehingga diharapkan bagi santri
mempunyai dasar-dasar atau pondasi spiritual agar membentengi diri
dengan nilai-nilai positif yang bersumber dari suara hati begitu juga
dalam mengaktualisasikan kecerdasan emosi dan intelektual yang dapat
menjadikan kepribadian santri yang ideal dan sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh masyarakat .
Dan tak lupa bagi para alumni ESQ for teens agar dapat memelihara
kepribadian mereka dengan mengikuti suara hati yang memiliki nilai
positif sehingga terbebas dari pengaruh-pengaruh atau gangguan yang
kurang baik, karena Allah menganjurkan dalam firmannya:
وقل ر ب أ عو ذ بك من همزات الشياطين و أ عو ذ بك ر ب أ ن يحضرون
Artinya
: “Dan katakanlah, ya Tuhan–ku aku berlindung kepada Engkau dari
bisikan–bisikan syaitan dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya
Tuhan-ku, agar mereka tidak mendekati aku (Q.S Al-Mu’minun ayat:97-98)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar