BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masa
balita adalah masa dimana anak-anak masih senang bermain dan memang
anak-anak di usia ini susah diatur. “Mengajar anak balita membaca”
rasanya seperti mengada-ada. Mengapa tidak, jangankan anak usia di bawah
5 tahun(balita), untuk mengajar membaca pada anak yang sudah memasuki
usia sekolah dasar (SD) saja bukanlah pekerjaan yang mudah bagi guru,
begitu pula bagi orang tua saat mengajar anak membaca permulaan.
Mendidik
anak gemar membaca bukan hal yang sulit jika orang tua mengetahui
bagaimana cara mendidik anak agar gemar membaca, orang tua di zaman
sekarang ini banyak yang merasa kesulitan untuk mendidik anaknya
membaca.
Menurut penulis, pada umumnya banyak orang tua yang lebih
mementingkan pekerjaan untuk mendapatkan materi yang lebih, daripada
meluangkan sedikit waktunya untuk mengajar anaknya membaca di rumah.
Hal
ini sudah banyak terjadi di zaman modern ini. Lalu bagaimanakah cara
untuk memberikan pengertian dan kesadaran kepada orang tua akan
penrtingnya mendidik anak gemar membaca di usia balita. Maka dari itu
penulis sangat terinspirasi dengan adanya masalah tersebut dan penulis
mengangkatnya ke dalam karya ilmiah yang berjudul “MENDIDIK ANAK GEMAR
MEMBACA DI USIA BALITA”.
1.2. Rumusan Masalah
Didalam
karya ilmiah ini yang berjudul “MENDIDIK ANAK GEMAR MEMBACA DI USIA
BALITA” penulis akan membahas permasalahan-permasalahan yang berkaitan
dengan balita, adapun masalah-masalahnya sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan membaca ?
2. Pada usia berapa anak gemar membaca ?
3. Metode apa yang digunakan?
1.3. Tujuan Penulisan
Karya ilmiah ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada penulis khususnya, serta kepada para pembaca umumnya, juga :
1. Agar dapat mengetahui definisi membaca
2. Agar dapat mengetahui usia anak gemar membaca
3. Agar dapat mengetahui metode membaca
1.4. Metode Pembahasan
Untuk
mempermudah dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis menggunakan riset
perpustakaan (library research) yaitu study pustaka yang berhubungan
dengan permasalahan yang dibahas, bahan-bahan pemikiran dalam pembuatan
karya ilmiah ini menggunakan buku-buku yang membahas tentang masalah
tersebut.
1.5. Sistematika Penulisan
Dalam upaya
penyelesaian karya ilmiah tentang MENDIDIK ANAK GEMAR MEMBACA DI USIA
BALITA ini penulis membaginya kedalam 4(empat) bab utama dan pada setiap
bab utama mempunyai subbab yang saling berkaitan dengan bab utama.
Adapun sistematika penulisan secara terperinci sebagai berikut :
Bab
I : Pendahuluan, yang terdiri atas latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
Bab
II : Pengertian membaca, yang terdiri dari subbab yang membahas tentang
tinjauan materi berupa definisi membaca, definisi balita dan usia anak
gemar membaca.
BaB III : Cara mendidik anak gemar membaca, pada
bab ini terdiri subbab yang mencakup untuk mengetahui metode apa yang
digunakan serta tips anak gemar membaca.
BaB IV : Penutup, pada
bab ini merupakan bab penutup yang mana pada bab ini membahas tentang
penyimpulan semua uraian dari bab-bab sebelumnya, beserta saran-saran di
dalamnya.
BAB II
PENGERTIAN MEMBACA
2.1. Definisi Membaca
Membaca
yang berasal dari kata baca, membaca adalah aktivitas memahami,
menafsirkan, mengingat, lalu yang terakhir adalah menuliskannya kembali
berdasarkan analisis pikiran kita sendiri melihat serta memahami isi
dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati) ;
mengeja atau melafalkan apa yang tertulis : mengucapkan : mengetahui :
meramalkan menduga memperhitungkan . Adapun yang menggunakan bahwa
definisi membaca mencakup :
Pertama, membaca merupakan suatu
proses. Maksudnya adalah informasi dari teks dan pengetahuan yang
dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang utama dalam membentuk
makna.
Kedua, membaca adalah strategis. Pembaca yang efektif
menggunakan berbagai strategi membaca yang sesuai dengan teks dan
konteks dalam rangka mengkonstruksi makna ketika membaca.
Ketiga,
membaca merupakan interaktif. Keterlibatan pembaca dengan teks
tergantung pada konteks. Orang yang senang membaca suatu teks yang
bermanfaat, akan menemui beberapa tujuan yang ingin dicapainya, teks
yang dibaca seseorang harus mudah di pahami (readable) sehingga terjadi
interaksi antara pembaca dan teks.
Kebiasaan filusuf-filusuf
terdahulu menjelaskan, membaca adalah semacam kreasi berpikir. Ia bukan
sekedar melafalkan huruf, kata, kalimat, paragraf hingga bab demi bab.
Tapi, juga ruang di mana pikiran tertantang untuk kritis. Menerjemahkan
teks-teks terdahulu, menginterprentasikannya, lalu menuliskan poin
apalagi yang biasa ditelaah dari teks itu hingga semakin tercapailah apa
yang dinamakan kebenaran (verstehen).
2.1.1. Pengaruh Membaca
Tanpa
disadari, orang tua pernah mendidik anaknya membaca. Salah satu
bentuk pendidikan tersebut adalah mengajarkan anaknya membaca. Mendidik
anak balita gemar membaca biasanya sangat bermanfaat, menimbulkan
kecerdasan pada anak, memberikan julukan positif kepada anak, dan
memberikan kesan tersendiri pada anak bahwa si anak memiliki suatu
kelebihan terhadap diri anak.Pengaruh gemar membaca pada anak usia
balita dapat mempengaruhi citra diri mereka “Berbagai macam bentuk
metode bertujuan agar anak lebih mudah membaca atau gemar membaca. Baik
dalam kehidupan saat ini maupun di masa yang akan datang”, menurut
Farida Rahim, 2005, hal : 1.
Kegiatan belajar, tidak lepas dari
kegiatan membaca. Karenanya kemampuan untuk dapat membaca sangat penting
untuk dikuasai. Apalagi, menggemari kegiatan membaca tersebut dan
menjadikan sebuah kebiasan terhadap anak di usia balita sangatlah
penting. Dan bermanfaat serta dapat merangsang otak bagi anak,
merangsang kreatifitas anak di usia balita. Dan pendidikan anak di usia
balita perlu mendapatkan perhatian yang sangat khusus. Berbagai hasil
studi menunjukkan, bahwa pada masa ini potensi anak sangat berkembang
secara optimal. Selain itu, menurut penelitian para ahli pendidikan,
pembentukan potensi belajar pada anak balita sebanyak lima puluh persen
terjadi pada usia 0-4 tahun.
Karena itu, usia balita yang disebut
sebagi masa pembentukan sangatlah penting untuk mendidik anak gemar
membaca pada usia balita, dan untuk menghindari anak agar tidak malas
untuk membaca tersebut, orang tua harus memberikan perhatian yang lebih
terhadap anak di usia balita. Selain itu dengan menunjukan sikap dan
perilaku yang sesuai dengan harapan tersebut karena pada usia balita
anak mudah untuk meniru segala sesutu yang orang tua contohkan.
Meski
demikian orang tua berada dalam kondisi yang sangat baik untuk anaknya,
baiknya untuk melatih membaca. Bahkan, lebih tepat lagi bila diiringi
dengan metode-metode yang sangat baik, dan secara rutinitas .
2.1.2. Faktor Anak Tidak Gemar Membaca
Menurut Erna MS dalam penelitian kualitatifnya memaparkan, rendahnya minat baca di kalangan anak dapat disebabkan oleh:
Kondisi
keluarga yang tidak mendukung, terutama dari orang tua anak yang tidak
mencontohkan kegemaran membaca kepada anak-anak mereka. Selain itu,
kurangnya perhatian dan pengawasan orang tua mereka terhadap kegiatan
anak-anaknya. Sementara orang Indonesia waktunya lebih banyak tersita
untuk bekerja demi mempertahankan hidup dan meningkatkan kesejahteraan .
2.1.3. Manfaat Membaca
Kemampuan
gemar membaca merupakan suatu hal yang vital. Dan memang banyak
manfaatnya gemar membaca di usia balita. Balita dapat menyerap informasi
secara luar biasa. Semakin muda umur anak, semakin besar daya serapnya
terhadap informasi baru. Belajar bagi anak adalah sesuatu yang
mengasyikkan, maka ia bisa menguasai lebih cepat, bahkan lebih efektif
daripada sudah memasuki usia sekolah ( 6 tahun ).
Gemar membaca
di usia balita tentu saja banyak manfaatnya menurut Marshell, manfaat
gemar membaca buku bagi anak-anak di usia balita di antaranya :
Pertama, dapat mengembangkan proses pemikiran, imajinasi, kecerdasan,
perbendaharaan kata, bahasa, stimulasi sosial dan emosional,
pengetahuan, persepsi mental dan visual.
Kedua, melalui buku,
anak memiliki akses pada pemikiran masyarakat dan pengalaman, dan
melalui keahlian dalam membaca, anak dapat mengambil bagian dari
berbagai aspek secara praktik.
2.2. Definisi Balita
Balita
atau singkatan dari Bawah Lima Tahun merupakan salah satu periode usia
manusia setelah bayi sebelum anak awal. Rentang usia balita dimulai dari
dua sampai dengan lima tahun, atau biasa digunakan perhitungan bulan
yaitu usia 24-60 bulan. Periode usia ini disebut juga sebagai usia
prasekolah.
2.2.1. Sifat-Sifat Balita
Seorang
balita memiliki sifat-sifat yang tertentu. Dan ada alasan mengapa anak
balita mulai menunjukan sifat egois, agresif, bossy, tapi juga suka
menyendiri, dan bahkan pemalu. Semuanya wajar asalkan tidak menetap dan
sampai menghambat pengembangan dirinya. Untuk itulah sifat-sifat khas
tersebut tetap perlu diintervensi agar dapat menepati porsinya yang pas
dan memberi kesempatan kepada sifat lain yang lebih baik untuk
berkembang sebagai karakter anak. Dan bagaimana mengintervensi ke-5
sifat tersebut :
Egosentris
Sifat yang umumnya muncul
pada usia 15 bulan ( atau saat anak sudah sadar akan dirinya/self
awareness) ini disebabkan oleh ketidakmampuan si kecil dalam melihat
suatu hal dari sudut pandang orang lain. Jadi semua masalah akan di
teropong dari kaca mata dirinya. Lantaran sifat ini juga, anak balita
selalu “here and now”. Bila ingin sesuatu harus didapat saat itu juga
atau tidak mau menunggu.
Agresif
Sifat ini sudah tampak
sejak usia bayi ( terutama pada bayi dengan temperamamen sulit ). Namun
akan semakin kerap kemunculannya di usia balita. Anak merasa
keinginannya tidak dipahami oleh orang dewasa (berkaitan dengan
komunikasi anak balita yang masih terbatas). Agresivitas juga dapat
muncul karena kebiasaan.
Bossy
Bossy masih berhubungan
dengan sifat egosentris. Sifat ini merupakan kelanjutan dari usia bayi
di mana anak sebelumnya selalu diladeni. Saat memasuki usia balita
dimana anak sudah tidak lagi bergantung kepada orang dewasa, dalam arti
anak sudah bisa jalan, bicara, dan melakukan apapun yang diinginkannya
anak merasa memiliki otonomi.
Pemalu
Si kecil kerap
bersembunyi di balik kaki ibu/bapak atau terus-menerus memegangi baju
saat bertemu orang lain atau ketika ditanya, anak lebih memilih diam dan
menundukan kepala. Kalo memang ia bisa jadi memang pemalu. Namun bisa
jadi karena ia takut dengan orang yang belum dikenal.
Penyendiri
Sifat
penyendiri pada usia balita selain perkembangan kognitif anak dalam
melihat sesuatu masih dari sudut pandangnya sendiri perkembangan
sosialnya pun masih belum berkembang baik. Anak akan mulai sadar akan
adanya tuntutan dari lingkungan sosial di usia 3 tahun ke atas .
2.3. Usia Anak Gemar Membaca
Pendidikan
anak usia balita perlu mendapatkan perhatian yang khusus. Jika pada
masa usia balita terutama masa emas (4 tahun kebawah) seorang anak
mendapat stimulasi maksimal, maka potensi anak akan tumbuh dan
berkembang secara optimal. Selain itu, menurut penelitian para ahli
pendidikan, pembentukan potensi belajar pada seseorang sebanyak lima
puluh persen terjadi pada usia 0-4 tahun. Karena itu, usia balita yang
di sebut sebagai masa pembentukan adalah waktu paling tepat menanamkan
minat anak untuk membaca. Maka orangtua dapat mulai memperkenalkan buku
pada anak sejak usia enam bulan.
Pada usia tersebut, bayi sangat
menyukai buku-buku sederhana yang dilengkapi banyak gambar dan lambang.
Jangan mengajari anak di bawah usia lima tahun (balita) membaca bukan
suatu hal yang sulit, jika dilakukan dengan metode yang benar dengan
kesabaran dan ketelatenan.
“Otak anak sejak usia nol tahun, bahkan
sejak dalam kandungan distimulus sehingga sel-sel otaknya berkembang
dengan cepat. Ada anak berumur 2,5 tahun sudah bisa membaca buku”.
Perkembangan fisik otak yang sangat pesat terjadi pada saat bayi lahir
hingga usia 18 bulan. Jika sewaktu lahir otak anak sudah sebesar dua
puluh lima persen dari otak orang dewasa ( sekitar 350 gram ), pada usia
18 bulan otak anak berkembang dua kali lipatnya.
Otak anak terus
berkembang dan pada umur enam tahun sudah mencapai 90% dari berat otak
orang dewasa. Otak anak akan mencapai perkembangan seratus persen pada
umur delapan belas tahun (sekitar 1,4 kilogram). Kemampuan otak anak
luar biasa. Apalagi jika orang tua mampu memberi rangsangan maksimal
pada otak, terutama hingga usia delapan belas bulan. Jika tidak di
rangsang, otak anak bisa menderita. Para peneliti dari Baylor college
of medicine pernah menemukan, otak anak akan mengecil 20-30% dari
ukuran normal jika dia jarang di ajak bermain atau disentuh .
BAB III
MENDIDIK ANAK GEMAR MEMBACA DI USIA BALITA
3.1 Metode Yang Digunakan
Sebagian
besar orang tua di dunia ini berusaha mengajarkan anaknya agar bisa
Membaca di Usia Balita. Mereka berlomba-lomba untuk mencari metode yang
tepat untuk digunakan oleh anak, atau metode yang untuk diajarkan setiap
harinya. Dan membaca merupakan salah satu fungsi tertinggi otak manusia
dari semua makhluk hidup di dunia ini, hanya manusia yang dapat
membaca.
Membaca merupakan fungsi yang yang paling penting dalam
hidup dan dapat di katakan bahwa semua proses belajar didasarkan pada
kemampuan membaca.
Anak-anak dapat membaca sebuah kata ketika usia
mereka satu tahun, sebuah kalimat ketika berusia dua tahun, dan sebuah
buku ketika berusia tiga tahun.
3.1.1 Metode Cepat Membaca Balita ( Kubaca )
Kubaca
adalah metode yang mengajarkan membaca dengan menggunakan kata secara
utuh dan kata yang sering dipakai dalam percakapan sehari-hari. Metode
kubaca tidak mengenalkan huruf-huruf terlebih dulu. Pada zaman sekarang
ini orang tua menggunakan metode membaca kata metode membaca kata ini,
biasanya orang tua langsung mengajari anak dengan membaca kata.
Kemudian, anak diajari menyusun kata menjadi kalimat.
Jadi, lewat
pembiasaan membaca kata dan merangkaikannya menjadi kalimat yang baik
dan benar, anak bisa lebih mudah dan cepat dalam membaca. Hal ini sangat
berbeda dengan pembelajaran membaca di sekolah pada umumnya, yang
mengajarkan huruf alphabet atau suku kata yang tidak bermakna.
Dalam
metode ini terdapat segi positif, metode ini tidak memaksa anak dalam
membaca. Karenanya, kegiatan membaca ini di sampaikan secara
menyenangkan dan bermakna melalui permainan, nyanyian, dan aktivitas
yang menyenangkan anak. .
Contoh Kata : “ IBU”
Contoh Kalimat : “ InI IBU BUDI “
Metode Kubaca :
Sebuah metode membaca yang mengajarkan anak membaca di usia 2,5 tahun
Balita dapat menyusun kata menjadi kalimat lengkap dengan susunan kaidah yang benar
Lebih cepat dapat membaca buku
Membuat anak lebih percaya diri karena meningkatkan prestasi
Metode pengajarannya sesuai dengan karakteristik anak-anak
3.2 Tips-Tips Mendidik Anak Gemar Membaca
Untuk mendidik anak gemar membaca adapun tips-tips nya sebagai berikut :
1. Usahakan jangan ada dua kata yang dimulai dengan yang sama secara berurutan, misalnya ‘lidah’ dengan ‘lutut’
2. Anak-anak usia 6 bulan sudah bisa diajarkan. Lakukan dengan cara yang persis sama kalau anda mengajarnya berbicara
3. Ingat, membaca bukan berbicara
4. Usahakan mengajar bayi membaca dapat membaca dapat mempercepat berbicara dan memperluas perbendaharaan kata .
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis penulisan disimpulkan bahwa :
1. Terdapatnya Pengaruh membaca terhadap pendidikan anak gemar membaca di usia balita.
2. Banyak pengaruh positif dibandingkan pengaruh negatifnya dari mendidik anak gemar membaca di usia balita.
3. Cara menguranginya :
Mengingatkan anak agar gemar membaca buku.
Harus mendidik anak dengan sebaik mungkin agar anak lancar dalam membaca buku.
Memberikan Metode-metode yang dapat digunakan untuk anak agar anak cepat dalam belajar membaca.
4.2 Saran
Semoga penulisan ini menjadi bahan acuan dan perbandingan dalam mendidik anak, agar menjadi gemar membaca buku di usia balita.
Adapun saran penulis adalah sebagai berikut :
1. Perhatian orang tua merupakan unsur terbaik dalam mendidik anak membaca pada usia balita.
2. Memberikan motivasi dan metode-metode agar anak menjadi lebih cepat dalam belajar membaca.
3.
Menumbuhkan pendidikan mengajar membaca dengan memperhatikan
perkembangan anak dan meningkatkan mendidik anak membaca di usia balita.
4.
Menciptakan dorongan atau motivasi keluarga dengan cinta dan mendidik
anak yang diberikan orang tua terhadap anaknya, sehingga anak merasa
lebih di perhatikan dan di didik oleh orang tua.
Orang tua hanya
bisa memberikan berbagai macam metode, motivasi, dan tidak hentinya
memberikan pujian. Semoga karya ilmiah yang penulis buat ini bermanfaat
bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya, Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar