BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Anatomi Gigi
Kita harus tahu bahwa gigi kita terdiri dari tiga lapisan, dan lapisan itu adalah sebagai berikut :
1. email
2. dentin
3. pulpa
- Email
Email adalah
lapisan terluar pada gigi. Lapisan ini berhubungan langsung dengan
rangsangan dari luar, baik rangsangan panas atau rangsangan dingin. Email berwarna putih kekuning-kuningan.
- Dentin
Dentin adalah
lapisan sesudah email, berwarna kekuning-kuningan, dan tidak dapat kita
lihat karena letaknya tertutup oleh lapisan email.
- Pulpa
Pulpa adalah
lapisan gigi yang paling dalam. Pulpa berwarna kemerah-merahan, karena
di dalam pulpa terdapat serabut-serabut syaraf yang berhubungan langsung
dengan mata, telinga, hidung, jantung, hati dan organ tubuh yang
lainnya.
2.2 Faktor Penyebab Kerusakan Gigi
Apabila kita memakan makanan manis dan lengket yang dapat menempel pada permukaan gigi (email),
jika gigi tidak dibersihkan, maka makanan yang manis dan lengket itu
akan bercampur dengan bakteri yang membawa sifat asam di dalam mulut.
Lama-kelamaan email gigi menjadi larut karena asam. Kemudian gigi
menjadi berlubang. Tahapan-tahapan gigi berlubang. Ada tiga jenis gigi
berlubang (karies gigi), yaitu :
Lubang gigi di email
Pertama, karies superfisialisi, yaitu gigi berlubang yang hanya mengenai lapisan email.
Kedua, karies media, sudah mengenai lapisan dentin (di bawah email).
Ketiga, karies profunda, sudah mengenai jaringan pulpa (jaringan penyangga berisi pembuluh darah dan saraf).
Kuman yang menjadi penyebab terjadinya gigi berlubang adalah streptococcus mutans. Kuman
ini tumbuh di dalam mulut dan akan menghasilkan cairan lengket dan
menjadi media yang baik bagi pertumbuhan kuman lain yang menyebabkan
gigi berlubang.
Selain streptococcus mutans, ada pula staphylococcus, yaitu kuman yang menyertai kuman streptococcus mutans. Kuman-kuman
ini biasanya tumbuh pada sisa-sisa makanan yang membusuk. Lambat laun,
kuman bertambah banyak dan menghasilkan asam yang dapat merusak email
gigi.
Karbohidrat dengan berat molekul yang rendah seperti gula akan segera
meresap ke dalam plak dan dimetabolisme dengan cepat oleh bakteri.
Dengan demikian, makanan dan minuman yang mengandung gula akan
menurunkan pH plak dengan cepat sampai pada level yang dapat menyebabkan
demineralisasi (hilangannya zat garam secara berlebihan) email. Sesudah
kita makan, bakteri meragikan sisa gula dalam karbohidrat yang
tertinggal di permukaan dan sela-sela gigi, kemudian menghasilkan asam
yang dapat menurunkan pH rongga mulut. Normalnya, asam akan dinetralkan
air liur hingga kondisi mulut memulih. Namun, bila makan lagi, kondisi
mulut jadi asam kembali sebelum sempat normal. Bila terus-menerus
terjadi, ini akan melunakkan email gigi yang terluar dan terkeras,
sehingga memicu terjadinya gigi berlubang.
2.2.1 Faktor Kebiasaan Buruk
Kebiasaan buruk adalah perilaku atau tindakan yang sering dilakukan
sehari-hari baik disengaja atau tidak disengaja, sehingga berakibat
tidak baik bagi kita. Terutama kebiasaan buruk yang berdampak tidak baik
bagi kesehatan gigi dan mulut. Macam-macam dan akibat kebiasaan buruk
adalah :
- Menghisap Jari Tangan
Jika
kita terlalu sering menghisap jari, maka pertumbuhan gigi akan
cenderung ke depan, sehingga gigi menjadi tonggos (gigi maju ke depan).
- Memotong Benda Keras Menggunakan Gigi
Kebiasaan
kita menggigit-gigit atau memotong benda keras, misalnya menggigit
pulpen, pensil dan memotong benang dapat menyebabkan gigi kita menjadi
rusak.
- Menggunakan Tusuk Gigi Sesudah Makan
Kebiasaan menggunakan tusuk gigi setelah makan dapat menyebabkan gigi menjadi renggang.
- Merokok
Merokok
tidak baik untuk kesehatan tubuh, selain itu juga dapat menyebabkan
bercak-bercak pada gigi yang berwarna cokelat kehitam-hitaman.
- Menginang
Kebiasaan
menginang yang dilakukan oleh orang yang sudah lanjut usia dapat
mengakibatkan gigi berwarna merah, selain itu juga dapat menyebabkan
terbentuknya karang gigi. Karang gigi terbentuk karena adanya kandungan
kapur di dalam bahan untuk menginang. Kapur akan bercampur dengan saliva
(air liur), akan menempel di gigi, lama-kelamaan akan mengendap di gigi
dan terbentuklah karang gigi.
2.3 Pengertian Pemanis Alami
Apabila
kita mendengar kata “pemanis”, kita pasti berpikir bahwa pemanis dapat
menyebabkan gigi berlubang. Pemanis terbagi dua, ada pemanis buatan
(sintesis) dan pemanis alami (natural). Mungkin pemanis yang dapat
menyebabkan gigi berlubang adalah pemanis buatan. Berbeda dengan pemanis
buatan, pemanis alami malah akan membantu mencegah terjadinya gigi
berlubang. Pemanis alami yang dapat menyebabkan gigi berlubang adalah
pemanis alami yang mengandung silitol.
Silitol terkandung dalam serat kayu pohon White Birch yang banyak
tumbuh di Finlandia memiliki kadar tinggi, dan lebih mudah diekstraksi,
sehingga ekonomis diproduksi massal. Silitol juga terkandung dalam buah
dan sayuran, seperti stroberi, kulit ari jagung, wortel, gandum, jamur
merang, kembang kol, dan bayam.
Silitol bukan termasuk karbohidrat, tetapi memilki bentuk molekul yang
menyerupai sukrosa sehingga memikat bakteri, tapi kemudian membuatnya
“kelaparan”1.
Tak adanya asam yang dihasilkan oleh bakteri akan membuat gigi aman
dari kerusakan. Selain itu, kondisi ini memungkinkan gigi melakukan
remineralisasi (pembentukan kembali mineral gigi) atas kerusakan yang
sudah terjadi. Dengan demikian, silitol mampu melakukan pemulihan gigi
yang mengalami karies.
Selain mencegah karies gigi, silitol juga mampu mengurangi pembentukkan
plak, serta mencegah infeksi jamur Candida di rongga mulut. Silitol
merupakan pemanis yang menyehatkan gigi, berbeda dengan pemanis lainnya
seperti laktosa, sukrosa, glukosa dan lainnya.
Keunggulan silitol adalah karena streptococcus mutans tidak dapat menggunakannya sebagai
sumber energi untuk berkembang biak dan bahkan mampu menekan jumlah
bakteri itu, sehingga pembentukan plak pada email gigi dapat dicegah.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Mencegah Gigi Berlubang Dengan Pemanis Alami
Angka
gigi berlubang dan bentuk kerusakan gigi lain pada anak-anak tergolong
tinggi. Untuk itu, penggunaan silitol sebagai pemanis alami dapat
dijadikan alternatif pemanis yang menyehatkan gigi.
Gangguan kesehatan gigi dan mulut bisa meningkatkan risiko berbagai
penyakit kardiovaskular, “kata Kauko K Makinen, guru besar kedokteran
gigi dari Universitas Turku, Finlandia, jumat (2/3), di Auditorium
Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Trisakti, Jakarta.
Semula, silitol hanya sebagai pemanis alternatif penderita diabetes
dan zat nutrisi dalam cairan infuse. Belakangan, pemanis ini juga
dipakai untuk menjaga kesehatan gigi. Karena silitol dapat menekan
jumlah bakteri penyebab kerusakan gigi, menghambat pertumbuhan plak,
menekan keasaman plak, dan mempercepat proses pembentukan kembali
mineral gigi.
Keunggulan silitol adalah karena streptococcus mutans
tidak dapat menggunakannya sebagai sumber energi untuk berkembang biak
dan mampu menekan jumlah bakteri itu, sehingga pembentukan plak pada
email gigi dapat dicegah.
Dosen peneliti dari Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Trisakti,
Widijanto Sudhana menambahkan “penggunaan silitol secara aktif mampu
mempercepat proses pembentukan kembali mineral gigi (remineralisasi).
Sebagai pemanis alami, belakangan ini silitol banyak diproduksi dalam
bentuk permen karet.
Mengunyah permen karet sangat baik untuk menjaga kebersihan gigi dan
mulut. Mengunyah permen karet sebaiknya dilakukan setelah makan, karena
secara tidak langsung permen karet dapat mengangkat sisa makanan dan
debris yang menempel di permukaan gigi atau sisa-sisa makanan yang
terselip di sela-sela gigi. Jenis permen karet yang baik digunakan
adalah permen karet yang kandungan gulanya tidak terlalu banyak, seperti
permen karet yang mengandung silitol.
Permen karet yang mengandung pemanis alami, silitol, dan dua bahan
aktif lainnya yakni Funoran dan Kalsium Fosfat, berdasarkan uji klinis
sejumlah akademisi di bidang kedokteran gigi baik dalam dan luar negeri,
terbukti dapat mencegah terjadinya gigi berlubang.2
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kerusakan gigi adalah penyakit yang sangat berbahaya, apabila kita
tidak memerhati-kan kesehatan, kebersihan dan menangani kerusakan gigi
tersebut, maka nyawa bisa menjadi taruhannya. Maka dari itu, kita harus
menjaga gigi kita sedini mungkin, agar tidak terjadi sesuatu yang
merugikan kita.
Banyak faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan gigi seperti karbohidrat, bakteri, waktu, kebiasaan dan lain sebagainya.
Pemanis alami seperti silitol dapat mencegah kerusakan gigi (gigi
berlubang). Karena sifat silitol yang mampu mempercepat proses
remineralisasi dan mengurangi pembentukan plak pada permukaan gigi.
4.2 Saran
Jagalah kesehatan dan kebersihan gigi kita, agar tidak terjadi karies
gigi (gigi berlu-bang). Apabila gigi kita sudah berlubang, lebih baik
ditambal, agar tidak terjadi karies gigi yang lebih parah. Untuk
mencegah gigi berlubang, maka biasakanlah memakan makanan yang baik
untuk kesehatan gigi kita. Untuk mencegah gigi berlubang bisa
menggunakan pemanis alami yang mengandung silitol.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar