BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Membaca itu
penting. Pentingnya membaca harus kita sadari sehingga memupuk semangat
kita untuk melahap bahan-bahan bacaan,seperti surat kabar, fiksi, non
fiksi, buku pelajaran, dan lain sebagainya. Membaca merupakan prilaku
positif yang harus diawali dengan pembiasaan (conditioning) sebelumnya
akhirnya mendarah daging dalam keseharian kita. Apabila aktivitas
membaca sudah menjadi kebiasaan, maka aktivitas membaca pun akan terus
kita lakuka tanpa harus dipaksa dan diminta oleh guru atau tuntutan
ujian sekolah.
Sebagaiman kita ketahui, beberapa masyarakat
Indonesia tidak menjadikan membaca sebagai tradesi. Mereka lebih senang
ngerumpi dan berbudaya lisan. Hal ini menunjukan bahwa minat baca
masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Berbeda dengan Jepang,
masyarakat jepang boleh dikatakan tak pernah sedikit pun tidak membaca.
Saat menunggu bis, saat antri di loket pun pun mereka membaca. Hampir di
mana-mana masyarakat jepang tidak pernah lepas dari bahan bacaan.
Bahkan
minat baca masyarakat Indonesia berada jauh di bawah Negara – Negara
lain. untuk kawasan Asia Tenggara saja menduduki peringkat ke-4 setelah
Malaysia, Thailand, Singapura, dan Philipina. Indonesia adalah Negara
ke- 8 dengan populasi buta huruf terbesar di dunia, yakni 18,4 juta
orang.
Padahal, minat baca tinggi sangat penting. Kesuksesan
pendidikan anak sangat bergantung pada kemampuan membaca. Minat baca
yang rendah mempengaruhi kemampuan anak didik karena proses pembalajaran
tidak dapat di pisahkan dari membaca. Seperti halnya di pondok
pesantren, kadang-kadang membaca dianggap sebagai kegiatan yang
membosankan oleh para santri.mengapa dapat terjadi hal demikian? Dengan
mengambil sampel santri Pondok Pesantren Modern Assa’adah, penulis
mencoba mengungkap permasalahan tersebut melalui karya ilmiah ini
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah tingkat minat baca santri di Pondok Pesantren Modern assa’adah ?
2. Faktor apakah yang mempengaruhi kurangnya minat baca santri di Pondok Pesantren Modern Assa’adah ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tingkat minat baca santri di pondok pesantren modern assa’adah
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kurangnya minat baca santri di Pondok Pesantren Modern Assa’adah
1.4 Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini kita bisa mengambil beberapa manfaat diantaranya :
1. Dapat mengetahui bagaimana tingkat minat baca santri
2. Dapat mengetahui faktor yang mempengaruhi minat baca santri di Pondok Pesantren Modern Assa’adah
1.5 Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan adalah :
1. Metode deduktif yaitu pengambilan kesimpulan dari berbagai uraian
2. Library research ( penelitian pustaka)
3. Study kasus pada santri Pondok Pesantren Modern Assa’adah
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan karya tulis ini terdiri atas lima bab :
Bab
1 membahas tentang pendahuluan, pada bab ini terdiri atas latar
belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penelitian, metode
penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II membahas tantang
landasan teori yang terdiri atas pengertian membaca, manfat membaca,
jenis-jenis membaca, dan kiat-kiat membaca.
Bab III membahas tentang metode penelitian yang terdiri atas desain penelitian, populasi dan sampel, cara pengambilan data.
Bab IV membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan
Bab V membahas tentang penutup yang terdiri atas kesimpulan saran
BAB II
LANDASA TEORI
2.1 Pengertian Membaca
Menurut
Hudgson (1960: 43) membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta
dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan
penulis melalui kata-kata dalam bahasa tulis . Proses ini menuntut
pembaca agar dapat memahami kelompok kata yang tertulis merupakan suatu
kesatuan dan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata
itu dapat diketahui secara tepat. Apabila hal ini dapat terpenuhi maka
pesan yang tersurat dan yang tersirat dapat dipahami, sehingga proses
membaca sudah terlaksana dengan baik.
Proses membaca merupakan
proses yang kompleks, mulai dari melihat bentuk-bentuk alfhabet,dan
mencoba memahaminya melalui berbagai proses berpikir seperti analisis
dan sintesis. Melalui aktivitas membaca yang baik dan benar, maka
seseorang itu akan mampu mengambil intisari dari apa yang dia baca.
Karena kemampuan membaca itu sangat penting untuk membantu mempelajari
dalam berbagai hal.membaca dalah membuka kunci gudang ilmu dan wawasan.
Dengan membaca, seseorang seperti sedang menjelajah dunia. Aktivitas
belajar tidak akan pernah lepas dari membaca, karena dengan membaca
seseorang akan ingat atau hafal apa yang ia baca.
2.2 Manfaat Membaca
Kegiatan
membaca menurut kamus besar bahasa Indonesia (2001) adalah melihat
serta memahami isi dari apa yang tertulis ( dengan lisan atau hanya
dengan hati ) atau melafalkan apa yang tertulis. Adapun manfaat membaca
antara lain :
Membaca teks-teks yang ada di buku melatih kita
untuk memusatkan pikiran dan memperhatikan kata demi kata yang ada pada
teks tersebut untuk mencapai tujuan dari buku tersebut.
Kalimat-kalimat yang menarik dalam buku bisa merangsang saraf otak kita untuk bekerja dan mengamati hal menarik tersebut.
Membaca buku bisa mencegah kita dari penyakit pikun, karena kita selalu
diajak berpikir ketika kita membaca, sehingga otak kita bisa tetap
aktif.
Membaca buku bisa membantu mengalihkan perhatian kita dari hal-hal yang ingin kita lupakan.
Membaca menghilangkan kecemasan dan kegundahan.
Ketika sibuk membaca, seseorang terhalang masuk kedalam kebodohan.
Kebiasan membaca membuat orang terlalu sibuk untuk bisa berhubungan dengan orang-orang malas dan tidak mau bekerja.
Dengan sering membaca, orang bisa mengembangkan keluwesan dan kefasihan
dalam bertutur kata.
Membaca membantu mengembangkan pemikiran dan menjernihkan cara berpikir.
Membaca menibgkatkan pengetahuan seseorang dan meningkatkan memori dan pemahaman.
Dengan sering membaca, orang mengembangkan kemampuanny, baik untuk
mendapat dan memproses ilmu pengetahuan maupun untuk mempelajari
berbagai disiplin ilmu dan aplikasinya dalam hidup.
2.3 Jenis-jenis Membaca
2.3.1 Berdasarkan Tingkatannya
Jenis-jenis membaca berdasarkan tingkatannya terbagi menjadi empat jenis, antara lain :
a) Membaca Permulaan
Membaca
pemulaan dianggap sebagai membaca tingkat dasar. Ini lebih mengutamakan
kegiatan jasmani atau fisik. Kesanggupan menyuarakan lambing-lambang
bahasa tulis serta menangkap makna yang berada di balik lambang-lambang
tersebut adalah sebagian kegiatan yang dilakukannya.
b) Membaca Inspeksional
Membaca
inspeksional berkaitan dengan masalah waktu yang tersedia untuk
pembaca. Pembaca hanya mempunyai waktu yang relatif singkat.
c) Membaca Analitis
Membaca
analitis bukan hanya sekedar menyuarakan lambing bahasa dan menangkap
makna yang berada dibalik lambing itu saja, tetapi lebi dari itu,
kegiatan mental setelah kegiatan jasmani pada pembaca jenis ini perlu
dilakukan. Karena membaca analitis merupakan membaca lengkap, baik dan
sempurna yang dilakukan dalam waktu yang tidak terbatas dengan tujuan
menganalisa tentang bacaan yang dibaca.
d) Membaca Sintopikal
Membaca
sintopikal ini menuntut pembaca untuk mempunyai waktu lebih banyak
lagi, karena dalam membaca sintopikal pembaca harus menganalisis lebih
dari 1 buku.
2.3.2 Membaca Berdasarkan Kecepatan dan Tujuannya
Jenis-jenis membaca berdasarkan kecepatan dan tujuannya terbagi menjadi empat jenis, antara lain:
a) Membaca Kilat ( Skimming)
Membaca
kilat (skimming) merupakan salah satu cara membaca yang lebih
mengutamakan penangkapan esensi materi bacaan,tanpa membaca kese;uruhan
dari materi bacaan tersebut. Untuk membaca kilat diperlukan keterampilan
yang dapat menentukan bagian-bagian bacaan yang mengandung idea tau
pikiran pokok.
b) Membaca Cepat (Spead Reading)
Membaca
cepat adalah membaca yang dilakukan dengan kecepatan yang sangat tinggi.
Biasanya dengan membaca kalimat demi kalimat dan paragraph tetapi tidak
membaca kata demi kata. Membaca bukan berarti jenis membaca yang ingin
memperoleh jumlah bacaan atau halaman yang banyak dalam waktu yang
singkat.dengan tujuan agar siswa dapat membaca dan memahami isinya
secara tepat dan cermat dalam waktu yang singkat.banyak kegunaan yang
terkandung dari kemampuan membaca cepat, diantaranya adalah :
Membaca cepat menghemat waktu
Membaca cepat menciptakan efesiensi
Semakin sedikit waktu yang diperlukan untuk melakukan hal-hal rutin,
maka semakin banyak waktu yang tersedia untuk mengerjakan hal penting
lainnya
Membaca cepat memiliki nilai yang menyenangkan atau menghibur
Membaca cepat memperluas cakrawala mental
Membaca cepat membantu berbicara secara efektif
Membaca cepat membantu dalam menghapi ujian
Membaca cepat meningkatkan pemahaman
c) Membaca Studi ( Careful Reading )
Membaca
studi dilakukan untuk memahami, mempelajari, dan meneliti suatu
persoalan, kadang-kadang dituntut pula untuk menghadapkannya dalam
ingatan. Maka dari itu, untuk membaca studi harus dilaksanakan dengan
kecepatan yang agak rendah.
d) Membaca Reflektif ( Reflective Reading )
Membaca
reflektiv adalah membaca untuk menangakap informasi dengan terperinci
dan kemudian melahirkannya kembali atau melaksanakannya dengan tepat
sesuai dengan keterangan yang diperoleh. Biasanya membaca reflektiv
dilakukan dengan tuntutan petunjuk tentang percobaan di laboratorium,
petunjuk yang memerlukan tindakan pembaca.
2.4 Kiat – kiat Membaca
Aktifitas
belajar tidak akan pernah lepas dari membaca dan melalui membaca buku
seseorang dapat berkelana ke penjuru dunia. Keadaan mental dan fisik
merupakan kunci-kunci penting untuk menjadi pembaca istimewa. Luangkan
waktu beberapa saat sebelum sesi membaca untuk menyesuaikan keadaan
fisik dan mental kita, ini disebut “mempersiapkan diri”. Berikut ini
kiat- kiat untuk membaca :
a) Minimalkan gangguan
Sebelum mulai membaca carilah tempat yang tenang dan damai untuk membaca.
b) Duduklah dengan sikap tegak
Sebelum
membaca posisi duduk kita harus benar yaitu duduk dengan sikap tegak
dan ratakan telapak kaki kita diatas lantai dan bukalah buku diatas meja
dihadapan kita. Hal ini sangat penting dilakukan untuk mencegah kantuk.
c) Luangkan waktu beberapa saat untuk menenangkan pikiran kita
Tutuplah
mata kita, tarik nafas panjang, dan biarkan diri kita relaks sambil
membayangkan suatu tempat yang tenang. Pusatkan pikiran kita pada tempat
itu, sambil tetap memejamkan mata, biarkan mata kita bergerak keatas di
balik pelupuk mata kita yang tertutup selama beberapa saat sambil kita
melihat, mendengar dan merasakan tempat tersebut. Ketika kita membuka
mata, sadarilah betapa santainya keadaan kita. Lihatlah keatas, kemudian
gerakan mata kita kearah buku dan mulailah membaca.
d) Gunakanlah jari kita atau alat petunjuk lainnya
Karena
mata kita secara alamiah mengikuti benda yang bergerak, maka akan
membantu bila ada penunjuk yang dapat diikuti saat mata bergerak ke
bagian bawah halaman.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan pada bulan Januari 2009 di Pondok
Pesantren Modern Assa’adah, ini termasuk penelitian survey yang
mencakup siswa siswi kelas I sampai kelas VI MMI 2008-2009 dengan cara
memberikan gambaran yang ada di lapangan dan melalui angket yang telah
diberikan kepada mereka.
3.2 Populasi dan Sampel
populasi
dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
siswi kelas 1 sampai kelas VI MMI 2008-2009, dengan kelas 1 yang
diwakili 16 orang putera puteri, kelas 2 yang diwakili 16 orang putera
puteri, kelas 3 yang diwakili 17 orang putera puteri, kelas IV yang
diwakili 17 orang putera puteri, kelas V yang diwakili 17 orang putera
puteri, kelas VI yang diwakili17 orang putera puteri.
3.3 Cara Pengambilan Data
Adapun
cara pengambilan data yang digunakan adalah dengan pengisian angket
yang telah diberikan kepada siswa siswi kelas 1 sampai kelas VI MMI
2008-2009 sebanyak 100 siswa, guna mengetahui tingkat minat baca santri
dan factor-factor yang mempengaruhi kurangnya minat baca santri di
Pondok Pesantren Modern Assa’adah.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian
Penelitian yang telah dilakukan penulis terhadap objek penelitian memperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel . 1
Apakah anda suka membaca ?
Ya Tidak Kadang-kadang
58 2 36
58 % 2% 36 %
Tabel
. 1 menunjukan bahwa santri Pondok Pesantren Modern Assa’adah yang suka
membaca sebanyak 58 siswa dari 100 siswa yang dijadikan sampel dengan
persentase 58 %. Dari hasil tabel tersebut menunjukan bahwa santri
pondok pesantren modern assa’adah menyukai membaca dan sedikit santri
yang tidak suka membaca yaitu 2 %.
Tabel . 2
Apakah anda sering ke perpustakaan ?
Ya Tidak Kadang-kadang
25 14 61
25 % 14 % 61 %
Tabel
. 2 menunjukan bahwa apakah santri sering ke perpustakaan dan
ternyata dari hasil tabel disini bahwa 61 % santri pondok pesantren
modern assa’adah jarang ke perpustakaan dan 25 % sering ke perpustakaan
dan 14 % tidak ke perpustakaan.
Tabel .3
Berapa kali anda ke perpustakaan dalam satu minggu ?
Kurang dari 3 kali Lebih dari 3 kali Tidak sama sekali
48 29 23
48 % 29 % 23 %
Tabel
.3 menjelaskan berapa kali santri ke perpustakaan dalam satu minggu.
Tabel ini menunjukan bahwa santri jarang ke perustakaan dalam satu
minggu yaitu 48 % dari 100 santri,dan hanya 29 % santri yang sering ke
perpustakaan dalam satu minggu, bahkan ada yang tidak sama sekali ke
perpustakaan yaitu 23 %.
Tabel .4
Berapa kali anda ke toko buku ?
Kurang dari 3 kali Lebih dari 3 kali Tidak sama sekali
37 44 19
37 % 44 % 19 %
Tabel.
4 menjelaskan tentang berapa kali santri Pondok Pesantren Modern
Assa’adah pergi ke toko buku. Tabel ini menunjukan bahwa lebih dari tiga
kali santri berkunjung ke toko buku yaitu 44 %,dan 37 % santri jarang
ke toko buku dan 19 % santri tidak pernah sama sekali pergi ke toko
buku.
Tabel. 5
Apakah anda suka mencari literatur atau bacaan yang berkaitan dengan hal-hal yang anda minati?
Ya Tidak Kadang-kadang
69 16 15
69 % 16 % 15 %
Tabel
. 5 menjelaskan tentang santri yang suka mencari literatur atau bacaan
yang mereka minati dan mayoritas santri sering mencari bahan bacaan
yang diminati. Hanya sedikit santri yang tidak pernah mencari bahan
bacaan yang diminati yaitu 16 % dan 15 % jarang mencari bahan bacaan
yang diminati.
Tabel . 6
Jenis bacaan apa yang anda suka ?
Fiksi Non fiksi Pelajaran
43 30 27
43 % 30 % 27 %
Tabel
.6 menunjukan bahwa santri Pondok Pesantren Modern Assa’adah menyukai
jenis bacaan fiksi yaitu 43% dan 30% santri menyukai jenis bacaan non
fiksi dan 27% santri menyukai jenis bacaan yang berbentuk pelajaran.
Tabel . 7
Selain buku pe;ajaran, berapa banyak buku yang anda beli dalam satu bulan ?
Kurang dari 3 buku Lebih dari 3 buku Tidak sama sekali
54 20 26
54 % 20 % 26 %
Tabel
. 7 menjelaskan berapa banyak buku yang santri beli dalam satu bulan
selain buku pelajaran. Tabel ini menunjukan bahwa 54 % santri membeli
buku kurang dari tiga buku dalam satu bulan.
Tabel . 8
Berapa jam yang anda habiskan untuk membaca ?
1 jam Kurang drai 1 jam Lebih dari 1 jam
28 35 37
28 % 35 % 37 %
Tabel
.8 menjelaskan penggunaan waktu yang digunakan santri setiap kali
membaca dan mayoritas santri menggunakan waktu lebih dari 1 jam setiap
kali membaca yaitu 37 % dari 100 santri
Tabel . 9
Kendala apa yang membuat anda tidak membaca ?
Tidak ada keinginan ( malas ) Tidak ada waktu Tidak hobi
27 58 14
27 % 58 % 14 %
Tabel
. 9 menjelaskan kendala yang dialami santri sehingga santri tidak
membaca dan mayoritas kendalanya adalah santri tidak ada waktu untuk
membaca yaitu 58 %, dan santri yang tidak ada keinginan untuk membaca 27
% dan 14 % tidak hobi membaca.
4.2 Pembahasan
Pada
dasarnya, sebagian besar santri suka membaca, hal ini ditunjukan dari
pada hasil pengamatan dengan persentase 58% dan jarang membaca 36%.
Walaupun sebagian besar santri suka membaca tetapi sedikit sekali santri
yang rajin ke perpustakaan, hal ini ditunjukan pada tabel 2 dengan
persentase 61%. Dalam satu minggu hanya 48% santri yang berkunjung ke
perpustakaan. Hal ini disebabkan terbenturnya waktu kegiatan
sehari-hari,baik kegiatan formal maupun non formal sehingga tidak ada
waktu untuk berkunjung ke perpustakaan.
Sebagian besar (43%)
santri lebih tertarik terhadap jenis bacaan fiksi, karena jenis bacaaan
fiksi sangat menghibur dan menyenangkan, juga kata-katanya tidak terlalu
sulit, jadi sangat mudah untuk dipahami. Hanya 30% yang tertarik
terhadap jenis bacaan non fiksi. Sebagian besar (69%) santri suka
mencari literatur atau bacaan yang diminati oleh santri dengan pergi ke
toko buku pada waktu liburan sekolah. Hal ini ditunjukan pada tebel 4
dengan persentase 44%.
Lama waktu yang dihabiskan santri Pondok
Pesantren Modern Assa’adah sebagian besar ( 37%) yaitu lebih dari satu
jam. Akan tetapi santri mempunyai kendala sehingga santri tidak membaca
yaitu 53% karena faktor tidak ada waktu untuk membaca, mengingat
kegiatan atau aktifitas santri yang sangat padat, adapun sebagian ( 27% )
yang tidak ada keinginan untuk membaca ( malas ) .
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan
hasil pengamatan, santri Pondok Pesantren Modern Assa’adah “suka
membaca”. Sebagian besar santri lebih tertarik pada jenis bacaan fiksi,
karena sangat menghibur dan mengusir kejenuhan. Waktu yang digunakan
santri untuk setiap kali membaca itu lebih dari satu jam. Namun karena
banyaknya aktifitas atau kegiatan yang padat, santri jarang pergi ke
perpustakaan dan kegiatan membacapun jarang kelihatan.
Bahwasanya,
kendala yang menyebabkan santri tidak membaca disebabkan oleh faktor
tidak ada waktu yang cukup untuk membaca, mengingat kegiatan yang sangat
padat.
Untuk melakukan suatu perbuatan, perlu ditanamkan niat
atau minat dalam hati kita. Dalam diri manusia terdapat
dorongan-dorongan ( motif-motif ) yang mendorong manusia untuk
berinteraksi dengan dunia luar.dengan Demikian,lama kelamaan timbullah
minat. Apa yang menarik minat seseorang mendorongnya untuk berbuat lebih
giat dan lebih baik.
5.2 Saran
Semoga karya
ilmiah ini menjadi gambaran bagi para penbaca agar bisa mengembangkan
minat membacanya. Selain itu juga sebagai pedoman untuk kita dalam hal
meningkatkan pengetahuan dengan membaca.
Tak lupa untuk santri
agar dapat membagi waktunya dengan baik. Gunakan waktu dengan sebaik
mungkin dan lebih efisien juga berfanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar