1.1 Pengertian novel
1.Novel
adalah karya sastra berjenis narasi. Di dalamnya terdapat tokoh, alur,
setting yang membentuk peristiwa-peristiwa dalam novel. Peristiwa yang
terjadi cukup banyak sehingga cerita tersebut menjadi panjang. Selain
narasi, biasanya dalam novel terdapat jenis karangan berbentuk karangan
deskripsi. Jenis ini biasanya digunakan pengarang untuk melukiskan
suasana pemandangan, susana hati tokoh, dan sebagainya. Deskripsi ini
mengakibatkan panjangnya cerita pada novel.
2.Menurut jakob sumardjo,
novel adalah bentuk sastra yang paling popular di dunia. Bentuk sastra
ini paling banyak dicetak dan paling banyak beredar, lantaran daya
komunitasnya yang luas pada masyarakat.1
3.Menurut nurhadi, dawud dan
addul roni, novel adalah bentuk karya sastra yang di dalamnya terdapat
nilai-nilai budaya social, moral, dan pendidikan.2
4.Menurut
rostamaji dan agus priantoro, novel merupakan karya sastra yang
mempunyai dua unsure, yaitu : undur intrinsik dan unsur ekstrinsik yang
kedua saling berhubungan karena sangat berpengaruh dalam kehadiran
sebuah karya sastra.3
1.2 Fungsi Novel
Novel berfungsi
sebagai tempat menuangkan pemikiran pengarangnya sebagai aplikasi atas
keadaan sekitarnya. Dalam aliran imprisionisme pengarang menempatkan
dirinya dalam kehidupan yang diceritakanaya. Perenungan-perenungan
pembaca setelah membaca sebuah novel akan tiba pada sebuah pemikiran
baru tentang makna hidup.
1.3 Karakteristik Novel
1.ide dasar tema membawa asas manfaat dan daya tarik.
2.Skema paradigma tulisan didukung riset.
3.Alur
runtut (dari awal sampai akhir waktunya urut dan
runtut/berkesinambungan), flas back (penceritaan dimulai dari bagian
akhir dulu).
4.Gaya bercerita, lebih baik yang digunakan adalah gaya
bercerita sendiri’ dengan kata-kata yang sederhana, mudah dimengerti,
mengunakan perumpamaan-perumpamaan yang mudah untuk menjelskan sesuatu
yang mungrumit, sehingga pembaca mampu untuk memahami apa yang kita
maksud.
5.Tulisan sebaiknya diberi ilustrasi gambar pendukung baik
gambar buatan tangan atau foto-foto pendukung yang dapat memberikan
gambaran kepada para pembaca agar tulisan lebih komunikatif dan
interaktif .
1.4 Unsur-Unsur Intrinsik pada Novel
Unsur-unsur
intrinsik adalah struktur- struktur yang membangun sebuah novel, dari
dalam karya itu sendiri. Unsur-unsur tersebut antara lain:
1.Tema
2.Alur (plot)
3.Tokoh dan penokohan
4.Latar (setting)
5.Sudut pandang
6.Gaya bahasa
7.Amanat
1.Tema
1.Tema
merupakan salah satu unsure pembangun novel, yaitu gagasan utama yang
terkandung dalam karya sastra dan yang mendasari terciptanya karya
sastra tersebut Tema seperti akar bagi pohon, dari situlah cerita
berkembang.
2.Menurut rustamaji dan agus priantoro,tema merupakan ide pokok atau permasalahan utama yang mendasari jalan cerita.4
2.Alur (plot)
1.Alur adalah rangkaian kejadian yang menurut ahli sastra frientag (bersunber dari gagasan aristoteles).5
2.Alur
mengacu kepada rangkaian atau jalinan peristiwa dalam sebuah cerita.
Alur dapat dibedakan menjadi dua, yaitu alur maju dan alur mundur.
Disebut alur maju apabila peristiwa bergerak secara bertahap bedasarkan
urutan kronologis menuju alur cerita, sedangkan alur mundur(kilas
balik)terjadi apabila mengungkapkan peristiwa-peristiwa masa lalu yang
ada kaitannya dengfan peristiwa yang sedang berlangsung.
3.Menurut
paulus tukan, alur / plot merupakan rangkaian peristiwa dalam novel.
Alur dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu alur maju (progresif) yaitu
apabila peristwa bergerak secara bertahap berdasarkan urutan kronologis
menuju alur cerita. Sedangkan alur mundur (flash back progresif) yaitu
terjadi ada kaitannya dengan peristiwa yang sedang berlangsung.5
4.Alur
atau plot adalah rangkaian peristiwa yang membangun sebuah cerita. Alur
merupakan kerangka cerita. Pada umumnya alur terdiri atas beberapa
tahap, seperti terlihat pada gambar berikut:
Keterangan:
a. pengenalan
b. penampilan masalah/konflik
c. konflik memuncak
d. puncak ketegangan/klimaks
e. ketegangan menurun
f. penyelesaian
a. Tahap pengenalan
Tahap ini menguraikan lataar cerita atau penokohan.
b.Tahap penampilan
Tahap ini menceritakan persoalan yang dihadapi pelaku cerita. dalam tahap ini, akan terjadi konflik antar pelaku.
c. Tahap konflik memuncak
Tahap ini menceritakan konflik yang dihadapi pelaku yang semakin mengikat.
d. Puncak ketegangan/klimaks
Mencapai tahap ini menggambarkan ketegangan dalam masalah itu telah kelimaks/puncak.
e. Tahap ketegangan menurun
Tahap ini menceritakan bahwa masalah yang telah berangsur-angsur dapat diatasi dan kekhawatiaran mulai hilang.
f. Tahap penyeesaian
Tahap ini menceritakan bahwa masalah tersebut sudah dapat diatasi.
Pengarang memberikan pemecahan dari semua peristiwa sebelunya.
a.Tokoh dan penokohan
Dalam
sebuah cerita, rangkaian peristiwa-peristiwanya dialami oleh pelaku
atau tokoh cerita. Tokoh cerita satu dengan yang lainnya dapat dibedakan
dengan karakter aatau watak. Pemberian watak dinamakan perwatakan
aatau penokohan. Tokoh daan penokohan merupakan dua unsur yang saling
berkaitan dan tidaak daapat dipisahkan.
Penokohan menggambarkan
karakter untuk pelaku. Pelaku bisa diketahu karakternya dari cara
bertindak, ciri fisik, lingkungan tempat tinggal. (Drs. Rustamaji, M,Pd,
Agus Priantoro, S.Pd)
Penokohan atau perwatakan
merupakan unsur yang tersurat dalam sebuah cerita. Anda dapat mengamati
penokohan berdasarkan apa yang ditulis oleh pengarang. Penokohan adalah
pelukisan mengenai pelaku atau tokoh-tokoh cerita, baik keadaan lahirnya
maupun keadaan batinnya.
Untuk mengetahui watak pelaku cerita, perhatikanlah:
a. apa yang dilakukan pelaku;
b. apa yang dikatakan pelaku;
c. bagaimana sikap pelaku dalam menghadapi persoalan;
d. bagaimana penilaian pelaku lain terhadap dirinya.
d. Latar (setting)
Latar mengacu pada ruang daan waktu terjadinya peristiwa dalam cerita. Wiyanto (2005:82) membedakan latar sebagai berikut:
1.Latar tempat, yaitu tempat peristiwa dalam cerita itu terjadi.
2.Latar waktu, yaitu kapan peristiwa dalam cerita iyu terjadi.
3.Laatar
suasana, yaitu suasana yang nendukung peristiwa dalam cerita tersebut.
Suasaana ini daapat berbentuk suasanaa batin, seperti suasana senag dan
sedih, juga daapat berupa suaasana lahir, seperti sepi dan sunyi.
e. Sudut pandang
Sudut pandang dijelaskan perry Lubback dalam bukunya The Craft Of Fiction (Lubbock, 1968).
Menurut Harry Show (1972 : 293) sudut pandang dibagi menjadi 3 yaitu :
1.
Pengarang menggunakan sudut pandang took dan kata ganti orang pertama,
mengisahkan apa yang terjadi dengan dirinya dan mengungkapkan
perasaannya sendiri dengan kata-katanya sendiri.
2. Pengarang
mengunakan sudut pandang tokoh bawahan, ia lebih banyak mengamati dari
luar daripada terlihat di dalam cerita pengarang biasanya menggunakan
kata ganti orang ketiga.
3. Pengarang menggunakan sudut pandang
impersonal, ia sama sekali berdiri di luar cerita, ia serba melihat,
serba mendengar, serba tahu. Ia melihat sampai ke dalam pikiran tokoh
dan mampu mengisahkan rahasia batin yang paling dalam dari tokoh.
Sudut pandang atau cara bercerita adalah kedudukan pencerita dalam membawakan cerita atau kisah.
Ada beberapa macam sudut pandang atau cara bercerita.
a. Sudut pandang orang pertama
Pengarang memakai istilah aku untuk menghidupkan tokoh, seolah-olah dia menceritakan pengalamannya sendiri.
b. Sudut pandang orang ketiga
Pengarang memilih salah seorang tokohnya untuk menceritakan orang lain. Tokoh yang diceritakan itu disebut dengan dia.
c. Sudut pandang pengarang sebagai pencerita (objective point of view)
Pengarang
hanya menceritakan apa yang terjadi, seolah-olah pembaca menonton
pementasan sandiwara. Pembaca hanya dapat menafsirkan cerita berdasarkan
kejadian, dialog, dan perbuatan para pelakunya karena pengarang tidak
memberikan petunjuk atau tuntunan terhadap pembaca.
d. Sudut pandang serba tahu (omniscient point of view)
Pengarang
seolah serba tahu akan segalanya. Ia dapat menciptakan apa saja yang ia
perlukan untuk melengkapi ceritanya sehingga mencapai efek yang
diinginkannya. Pengarang dapat mengomentari kelakuan para pelakunya dan
ia dapat berbicara langsung dengan pembaca.
f. Gaya bahasa
Gaya
bahasa diartikan sebagai cara untuk menghasilkan karya sasrta yang
indah dan berkesan. Setiap pengarang memiliki ciri khas sendiri dalam
menggunakan gaya bahasa. Merupakan gaya yang dominant dalam sebuah novel
(Drs. Rustamaji, M,Pd, Agus Priantoro, S.Pd)
Contoh: Ugh………lambungku tiba-tiba terasa terbebani barbel seratus kilo.(sinestesia)
g.Amanat
Amanat
merupakan ajaran yang disampaikan pengarang. Unsur ini dapat dikatakan
sebagai unsur pendidikan moral.penyampaian amanat tentunya tidak secara
langsung sehingga dapat ditangkap pembaca setelah membaca seluruh
cerita.
Amanat adalah hal yang hendak disampaaikan pengarang kepada
pembaca yang berkaitan dengan tema, amanat disebut juga hikmah
cerita.amanat dapaat berupa paham-paham tertentu, nasihat-nasihat
ajakan atau larangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar