IBLIS MENYERANG DIMENSI HATI DAN AKAL
“Nongkrong di kantin,
memakan makanan ringan sambil membicarakan orang lain adalah hal yang
menyenangkan, tetapi seorang muslim atau muslimah harus meninggalkan
hal-hal yang tidak bermanfaat bagi dirinya termasuk membicarakan orang
lain (Ghibah)”
“Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak
adam, kami angkut mereka didaratan dan dilautan, kami beri mereka rizqi
yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna
atas kebanyakan makhluk” (Qs. Al-Israa’ :70)
A. Kelebihan pada manusia
Manusia
adalah makhluk yang tersusun dari unsur roh dan tubuh.Roh adalah salah
satu unsur ilahi, yaitu sesuatu yang hanya Allah sajalah yang mengetahui
akan hakekat dan rahasianya, tidak ada seorangpun manusia yang mampu di
dunia ini untuk mengetahuinya dan bahkan tidak diberi kesanggupan oleh
Allah untuk memahaminya. Roh itu tidak terdiri dari kumpulan benda
(materi) sebagaimana jasad dan benda-benda lain yang dapat kita lihat
dengan panca indera kita.
Unsur roh inilah yang
menyebabkan daging , tulang, darah, kulit, rambut, sel-sel dapat
berkembang dan tumbuh menyebabkan tubuh kita bergerak dan berkembang.
Dengan unsur roh inilah yang menyebabkan manusia dapat melihat,
mendengar, merasa, berfikir, bergembira, berduka cita, mempunyai emosi
dan lain-lain. Dan dengan unsur roh ini pula menjadikan manusia menjadi
makhluk pemalu, bermoral, social dan bersusila, atau menjadi makhluk
yang tidak tahu malu amoral, asocial, atau asusila.
Allah
menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya bentuk, diberiNya akal agar
dapat berpikir mana yang baik dan buruk, mana yang dapat mendatangkan
manfaat dan mana yang dapat mendatangkan mudhorot, mana yang halal dan
mana yang haram. DilengkapiNya dengan nafsu agar, alat untuk mendorong
gairah hidup, supaya memiliki keinginan, agar hidupnya meningkat,
berprestasi dan terus maju. Akal dan nafsu adalah anugrah yang telah
diberikan kepada setiap manusia, agar dipergunakan dengan sebaik-baiknya
dan sesuai tempatnya. Alangkah bagus dan tingginya derajat manusia.
Jika
anugrah yang telah diberikan Allah SWT (yakni akal dan nafsu)
disalahgunakan, tidak pada tempatnya, akal digunakan untuk merusak,
menipu orang lain, berdusta, merayu, sehingga orang lain menderita
karenanya. Begitu pula nafsu yang mendorong dirinya untuk berbuat jahat
dan keji pada orang lain, niscaya hinalah manusia bahkan lebih hina
daripada hewan ternak.
“Sesungguhnya kami telah
menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, kemudian kami
kembalikan ke tempat yang serendah-rendahnya” (QS. At-tiin 4-5)
Allah
SWT. Telah memerintahkan kepada kita agar menjadi umat yang beragama
(Islam) dan agama islamlah yang memimpin akal, diarahkan keada cara
berpikir yang sehat dan baik. Akal tidak boleh dipimpin oleh nafsu,
tetapi akal harus dipimpin oleh agama.
Jika akal telah dipimpin
agama, maka akal dapat mengendalikan hawa nafsu. Jika nafsu dibiarkan
saja dia akan memerintahkan orang untuk berbuat sekehendaknya. Akal
harus waspada terhadap hawa nafsu. Karena akal adalah dewan pertimbangan
agung yang akan menentukan baik dan buruknya. Akal tidak akan mampu
berperan jika akal tidak dipimpin agama.
Sebagian
manusia ada yang baik dan ada yang buruk, sifatnya dan tabiatnya,
padahal manusia sama-sama mempunyai akal dan nafsu. Orang yang baik
akalnya dapat mengendalikan nafsu yang menonjol. Orang-orang yang buruk
akalnya, akan selalu berbuat jahat dan mereka akan diturunkan
derajatnya.
Berapa banyak tanda-tanda kekuasaan Allah
yang telah diperlihatkan-Nya pada manusia diseluruh alam akibat dari
perbuatan mereka yang tidak percaya kepada Allah SWT. Seperti halnya
fir’aun yang hidup pada zaman nabi Musa A.S. Pada masa kejayaan Fir’aun
ia menyombongkan dan menganggap dirinya sebagai tuhan. Bagi mereka yang
tidak menuruti perintah fir’aun akan dibunuhnya. Maka dengan kekuasaan
Allah S.W.T. yang tidak terbata, kerajaan fir’aun hancur lebur , ia mati
tenggelam dilaut merah dengan sekejap. Begitu juga Qorun, seorang
hartawan besar yang tidak ada bandinganya pada pada zaman nabi Musa A.S.
Allah S.W.T. mengakhiri hidupnya dengan siksaan yang sangat pedih.
Qorun mati terkubur didalam tanah beserta hartanya dan tidak ada
seorangpun yang dapat menolongnya. Itulah gambaran manusia yang akalnya
atau fikiranya dipimpin oleh nafsu.
B.Asal-muasal semua maksiat dan semua taat.
“Asal
semua maksiat dan semua kelalaian, semua syahwat, karena si hamba
cenderung mengikuti hawa nafsunya, sedangkan asal dari semua taat,
kesadaran dan harga diri, karena si hamba tak reka (menghindari) diri
dari perbuatan (godaan) hawa nafsu.”
Kesenanagan dan
suka mengikuti hawa nafsu adalah pokok dari dan sifat orang-orang
madzmumah (tercela), dan tidak suka mengikuti hawa nafsu adalah pokok
dari sikap dan sifat orang-orang yang mahmudah (terpuji).sedangkan
orang-orang yang arif selalu dengan bersungguh-sungguh meninggalkan
perbuatan yang dapat merusak amal ibadah dan berjuang untuk mendapatkan
keridlaan Allah SWT. Dengan cara mentaati semua hukum dan peraturanNya.
Jiwa
yang diperbudak oleh hawa nafsu, adalah jiwa yang telah hilang
keseimbangan, kecenderungan diperbudak oleh kesenangan maksiat, dan
tidak merasakan perbuatan itu bertentangan dengan kehendak Allah SWT.
Sudah
semestinya bagi seorang hamba mengetahui bagaimana hawa nafsu itu
bekerja mempengaruhi diri seseorang dan kemampuan setan menggerogoti
kebaikan manusia, mengarahkanya kepada perbuatan maksiat, dan begitu
mudah meninggalkan amal shalih.
Orang-orang yang selalu berusaha
meninggalkan maksiat senantiasa terus menerus menjauhkan diri dari
perbuatan yang akan mengarahkanya ke lembah kemaksiatan. Kehendak
menjauhkan diri seperti ini adalah salah satu dari perbuatan terpuji,
yang akan mengangkat dirinya ke tingkat kemuliaan.
“Tidaklah
aku mengatakan diriku terbebas dari kekuasaan hawa nafsu, sebab nafsu
itu selalu memerintah (mengajak) manusia kepada kejahatan. Kecuali nafsu
yang dirahmati oleh Tuhanku”
(Qs. Yusuf : 53)
Ayat
ini cukup jelas bagi seorang hamba yang hedak mencari jalan makrifat
agar menempuh jalan ta’at. Karena Allah SWT. Telah memilih jalan
keta’atan ini sebagai kemuliaan anak adam. Jalan kemuliaan yang harus
dilalui oleh seorang hamba akan menempatkan dirinya ke tempat sakinah,
karena ia telah menemukan maqam muthmainnah, setelah nafsu amarah yang
sesat dilaluinya.
Si hamba yang telah menemukan rahmat
Allah SWT. Dalam renung lingkup para hamba yang mencari hidup tenang,
sakinah dengan mengamalkan amalan yang berkaitan dengan maqam
muthmainnah. Kesucian diri dari rohani adalah bagian dari amalan para
shalihin dan arifin. Melalui rhiyadoh terus menerus dan mujahadah dalam
pendekatan diri kepada Allah SWT, dengan cara melaksanakan amalan wajib
dan sunnah seorang hamba akan menemukan ridha dan rahmat Allah SWT.
Seorang
hamba yang menjalani tahap-tahap makrifat kepada Allah SWT. Wajib
memelihara kebersihan dirinya, ketenangan hatinya, kemantapan jiwanya,
dan tidak menuruti hawa nafsu. Seperti yang telah dijelaskan oleh Imam
Ghazali tentang pemeliharaan seorang hamba dengan mensucikan jiwa dan
ruh ibadah, memperbanyak amalan shalih dengan ilmu, amal dan ibadah.
Praktek-praktek untuk mendekatkan diri ke makrifatullah, termasuk juga
mempelajari ilmu yang berkaitan dengan ilmu makrifat, seperti ilmu kalam
dan aqo’id, kitab tasawuf, agar menyebar hati sanubari yang mampu
memberi cahaya ke dalam hati yang menimbulkan sifat ta’at sekaligus
menghindari maksiat.
C.Sihir dan perdukunan adalah saran iblis untuk mengganggu manusia.
Sejak
diusir dari surga lantaran menolak perintah Allah SWT. Untuk sujud
kepada nabi Adam, sejak saat itu iblis laknatullah memaklumkan
permusuhan abadi kepada anak cucu adam sehingga datang hari kiamat
kelak. Di hadapan Allah SWT., iblis menyatakan tekad bulatnya untuk
menggoda dan menyesatkan manusia sebanyak-banyaknya dengan begitu ia
akan mendapatkan banyak teman di neraka kelak. Perhatikan firman Allah
SWT. :
“Iblis menjawab beri tangguhlah saya sampai hari
mereka dibangkitkan (hari kiamat). Allah SWT. Berfirman : sesungguhnya
kamu termasuk mereka yang diberi tangguh”. Iblis menjawab : karena
engkau telah menghukum saya tersesat, saya akan benar-benar
(menghalang-halang) mereka dari jalan yang lurus. Kemudian aku akan
mendatangi mereka dari muka dan belakang mereka, dari kanan dan kiri
mereka. Dan engkau tidak akan mendapati kebanyakan dari mereka
bersyukur (ta’at)”. (Qs. Al-a’rof : 14-17)
Konsukwenya
dari pernyataan itu, iblis dan bala tentaranya mengerahakan segenap
kekuatan untuk menggelincirkan manusia dari jalan yang lurus. Baik
melalui jalan keburukan maupun jalan kebaikan. Misalnya ketika ia tidak
berhasil memperalat seseorang melalui jalan keburukan, maka ia akan
berbalik menggoda lewat jalan kebaikan dengan menanamkan rasa
ujub,bangga,dan riya, menganggap diri paling baik dan paling bersih
lantaran banyak mengerjakan sujud dan puasa. Pokoknya iblis tidak akan
berputus asa dalam menggoda manusia. Diantaranya pintu yang paling
menjerumuskan anak adam adalah SIHIR. Allah SWT. Berfirman :
“Hanyalah
setan-setan itulah yang kafir mengerjakan sihir. Mereka mengajarkan
sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada kedua malaiakat di
negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedangkan keduanya tidak mengerjakan
sesuatu kepada seoranfgpun sebelum mereka mengatakan :’sesungguhnya
kami hanya cobaan bagimu, sebab itu janganlah kamu kafir’. Maka mereka
mengajarkan dari kedua malaiakat itu apa yang dengan sihir itu mereka
dapat menceraikan antara seorang suami dan istrinya. Dan mereka itu
ahli sihir tidak memberi mudlarat dengan sihirnya kepada seorangpun
kecuali dengan izin Allah SWT. Dan mereka mempelajari sesuatu yang
memberi mudlarat kepadanya dan tidak member manfaat. Demi sesungguhnya
mereka telah meyakini bahwa barang siapa yang menukar avat Allah dengan
sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah
perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.”
(Qs. Al-baqarah : 102).
Iblis dan bala terntaranya
tahu persis kecenderungan manusia di satu sisi kerap tidak sabar
menerima taqdir Allah SWT. Dan sisi lain ingin mendapatkan sesuatu
dengan cara instan dan cepat tanpa harus bekerja keras.
Oleh
karena itu, jangan terpedaya oleh tipu daya iblis serta kaki tanganya
apalagi sampai menjadi pendukung, atau pembantu-pembantunya dan
mempercayai sihir, mempelajarinya dan mengajkarinya. Demikian pula
dating dan bertanya kepada tukang sihir atau dukun, sesungguhnya ia
telah menjadi pendukung terhadap upaya iblis menyesatkan manusia.
Rasulullah SAW. Bersabda : “ janganlah kalian menjadi pembantu-pembantu
setan atas saudara kalian.” (HR. Bukhori)
Artinya, jangan membantu
setan dalam perkara melaknat, mencelakakan dan menyakiti sesama muslim
kemudian Allah SWT. Mempertegas dalam kitabNya : “sesungguhnya setan itu
adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh bagimu, karena
sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golonganya supaya mereka
menjadi penghuni neraka menyala-nyala. (QS. Faathir : 6)
Masih
ingat Sumanto??,,yang nekad menyantap daging mayat demi mendapat
kesaktian?....atau kisah pak menteri yang menggali batu tulis untuk
memburu harta karun??....baik sumanto yang berpendidikan rendah atau pak
mentri yang bergelar doctor professor. Ternyata melakukan ulah yang
konyol itu atas wangsit atau ulah dukun alias paranormal yang
menggunakan jasa iblis dan tentaranya.
Sihir dan
perdukunan sangat berpengaruh bagfi manusia dan dapat menimbulakan
dampak buruk yang sangata berbahaya bagi manusia, diantaranya dapat
mempengaruhi ;
1. Suami untuk menceraikan istrinya,
2. Pikiran sesorang, seolah-olah dia telah melakukan sesuatu, padahal tidak,
3. Seseorang sangat tergila-gila pada orang lain atau sebaliknya,
4. Sihir dapat menipu dan menghalangi pandangan mata serta pikiran (hipnotis),
5. Sihir dapat membuat orang yang tertimpa menjadi lemah,lesu, dan kurang bergairah,
6. Menimbulkan halusinasi dan suara-suara panggilan dari alam ghaib,
7. Menimpakan penyakit pada orang lain hingga meninggal dunia,
8. Merintangi dan ,menghalangi pernikahan seseorang dengan calon pasangan hidupnya, dan lain-lain.
Hal
itu menandakan betapa sihir dan perdukunan tidak pandang bulu. Kaya
atau miskin, orang bodoh atau orang cendikiawan ternyata sama-sama akrab
denganya. Dunia perdukunan dan paranormal memang bukan barang baru. Ia
telah ada sejak zaman dulu, lantaran manusia tidak sabar menjalankan
takdir dan ketentuan Allah Azza wa jalla.
“Ketika
seseorang mulai tidak mempercayai Al-qur’an, firman milik sang Maha
Pintar, ia akan tergugu dalam kegelapan tanpa kesadaran,
terombang-ambing deras dimensi yang mengalir dan berdiri. Bacalah
Alqur’an, dengan nama tuhanmu, Ialah petunjuk, dari Dzat yang mengetahui
yang terang dan yang tersembunyi”.WALLAHU A’LAM BISHAWAB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar