Kamis, 06 Juni 2013

Paper Abdurrahman Wahid

-->
BAB I
PENDAHULUAN
    1. Latar Belakang

ALLAH MENCIPTAKAN SEGALA SESUATU DI MUKA BUMI INI BESERTA MANFAATNYA itu yang menjadi alasan penulis untuk mengangkat masalah ini, buah Maja mungkin masih sedikit terdengar asing di telinga sebagian penduduk namun mereka hanya sekedar tahu wujudnya saja dan tidak mengetahui kandungan serta manfaatnya bagi kehidupan, meski Buah Maja sering dijumpai dibeberapa tempat namun hanya dibiarkan tumbuh secara liar dan tidak dipelihara karena sebagian mereka beranggapan bahwa Buah Maja adalah buah yang isinya hanya racun yang dapat mematikan siapa saja ya
ng memakannya dan tak ada manfaatnya sedikit pun bagi kehidupan.
Dan juga pada masa sekarang ini banyak petani yang menggunakan pembasmi hama yang kandungan kimianya sangat berbahaya bagi tanah, meskipun dapat menyuburkan tanah namun hanya beberapa saat saja dan dapat mengakibatkan tanah menjadi tandus.

    1. Rumusan Masalah
Pokok masalah yangpenulis angkat adalah :
  1. Kandungan apa yang terdapat pada Buah Maja?
  2. Bisakah Buah Maja dijadikan sebagai alternatif penghalau hama serangga pada tanaman padi?
    1. Hipotesis
Penulis mempunyai anggapan sementara bahwa Buah Maja dapat dimanfaatkan sebagai penghalau hama serangga pada tanaman padi.

1.4 Tujuan Penulisan
Penulis membuat karya ilmiah yang berjudul “EFEKTIFITAS EKSTRAK
BUAH MAJA (Aeglis Marmelosi Fructus) SEBAGAI ALTERNATIF PENGHALAU HAMA SERANGGA PADA TANAMAN PADI”, agar mengetahui kandungan apa yang terkandung dalam Buah Maja beserta manfaatnya.
1.5 Metode Penulisan
Dalam pembahasan karya ilmiah ini, penulis menggunakan observasi, agar dapat di jadikan sebagai patokan dan perbandingan pada karya ilmiah ini.
1.6 Sistematika Penuilisan
Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas dan lengkap tentang pembahasan ini, penulis membaginya kedalam beberapa bab, yang mana setiap bab memiliki sub bab masing-masing yang berkaitan. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut:
Bab pertama adalah pendahuluan,yang mana pada pendahuluan ini terdiri dari latar belakang,rumusan masalah, hipotesis, tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
Bab dua adalah membahas tentang tinjauan pustaka, di dalamnya akan membahas tentang sejarah Buah Maja dan perkenalan tentang Buah Maja, pengertian Hama, dan jenis-jenis Hama.
Bab ketiga adalah membahas tentang proses pembuatan pembasmi Hama serta cara pengolahan beserta alat dan bahan yang diperlukan.
Bab keempat adalah adalah pembahasan hasil yang dilakukan pada bab empat .
Bab kelima adalah penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

    1. Sejarah Buah Maja (Aeglis marmelosi Fructus)
Buah Maja (Aeglismarmelosi Fructus) ditemukan pada saat pasukan Raden Wijaya diizinkan untuk membuka hutan Tarik, dengan bantuan sisa-sisa tentaranya dan pasukan Madura. Sewaktu sedang bekerja,salah seorang pasukannya merasa haus, lalu dimakanlah buah Maja tersebut, ternyata rasanya pahit.
Buah Maja juga merupakan buah yang menjadi asal-usul nama sebuah kerajaan yang tergolong besar di Indonesia yaitu kerajaan Majapahit1.
2.2 Pengenalan Buah Maja (Aeglis marmelosi Fructus)
Buah Maja (Aeglis marmelosi Fructus) yang biasa disebut juga Buah Gerenuk atau Berenuk ini ternyata dihasilkan dari pohon yang tingginya mencapai 10-15 meter, dengan ciri batangnya berkayu bulat, bercabang, berduri, berwarna putih kekuningan, daunnya tersebar pada batang muda, lonjong, dan pangkal batangnya berdiameter 25-50 cm.
Cabang-cabang tuanya berduri; durinya tunggal atau berpasangan, panjangnya 1-2 cm. Daunnya berseling, beranak daun tiga-tiga; tangkai daunnya 2-4 cm panjangnya, tangkai daun lateral mencapai 3 mm, tangkai daun terminal sampai 15 mm; anak daun lateral bundar telur (ovate) sampai Prong (elliptic), mencapai 7 cm x 4,2 cm, anak daun terminal bundar telur sungsang (obovate) mencapai ukuran 7,5 cm x 4,8 cm, berbintik bintik kelenjar kecil-kecil tetapi rapat.Perbungaannya berbentuk tandan di ketiak,panjangnya 4-5 cm, bunga-bunganya bergerombol dengan kelopaknya bersegi tiga melebar, panjangnya 1,5 mm; daun mahkotanya lonjong-bundar telur sungsang, 14
mm x 8 mm, kehijau-hijauan sampai putih; benang sarinya 35-45 lembar, putih, tangkai sarinya 4-7 mm panjangnya; bakal buahnya 8 mm x 4 mm, tangkainya sangat pendek. Buahnya berupa buah buni yang agak bulat, diameternya 5-12,5 cm, seringkali bertempurung mengayu yang keras, bersegmen 8-16(-20), berbiji 6-10 butir, berada di dalam daging buah yang jernih, lengket dan dapat dimakan. Bijinya terbungkus oleh bulu-bulu seperti wol, berada di dalam kantung yang berlendir lengket, yang akan mengeras jika dikeringkan, kulit bijinya putih., tepi bergerigi. Bunga majemuk, bentuk malai. Buahnya berbentuk bola, diameter 5-12 cm. Di bawah ini adalah contoh gambar buah Maja.


Gambar buah Maja (Aeglis marmelosi Fructus)
Dari keseluruhan buah Maja, untuk setiap 100 gr berisi: 61,5 gr air, 1,8 gr protein, 0,39 gr lemak, 31,8 gr karbohidrat, 1,7 gr abu, 55 gr karotena, 0,13 mg tiamin, 1,19 mg riboflavin, 1,1 mg niasin, dan 8 mg vitamin C, buah maja mengandung banyak tannin (pada kulit mencapai hingga 20%), Marmelosina ( C13H12O3 ), minyak yang mudah menguap, limonena, alkaloid, kumarin, dan steroid juga dijumpai pada berbagai bagian dari pohon ini2.
Akarnyapun mengandung psoralen, anthtoxin, o-metyilscopoletin, scopoletin, decursinol, haplonine, dan aegelinol,daunnya mengandung a-limonene, sienol, 17% cyrnene, citonellol, citiol, 5% cumin aldehyde, alkaloids, ethylcinnamide, n-2 methoxy-23,

2.3 Pengertian Hama
Hama adalah makhluk hidup yang menjadi pesaing, perusak, penyebar penyakit, dan pengganggu semua sumber daya yang dibutuhkan manusia. Definisi hama bersifat relatif dan sangat antroposentrik berdasarkan pada estetika, ekonomi, dan kesejahteraan pribadi yang dibentuk oleh bias budaya dan pengalaman pribadi.
Pengkategorian hama didasarkan pada sumber daya yang dipengaruhinya. Tiga kategori umum Hama adalah hama estetika, hama kesehatan, serta hama pertanian dan kehutanan. Hama estetika mengganggu suasana keindahan, kenyamanan, dan kenikmatan manusia. Hama kesehatan menimbulkan dampak pada kesehatan dan kesejahteraan manusia berupa luka, ketidaknyamanan, stress, sakit, pingsan, dan bahkan kematian. Sekitar 50% dari seluruh jenis serangga penghuni bumi merupakan serangga herbivora yang dapat merusak tanaman pertanian dan kehutanan secara langsung atau pun tidak langsung.

2.4 Jenis-Jenis Hama
Beberapa filum yang anggotanya diketahui berpotensi sebagai hama tanaman adalah Aschelminthes (nematoda), Mollusca (siput), Chordata (binatang bertulang belakang), dan Arthropoda (serangga, tunggau, dan lain-lain)4. Dalam uraian berikut akan dibicarakan secara singkat tentang sifat-sifat morfologi luar anggota filum tersebut.

  1. Filum Aschelminthes
Anggota filum Aschelminthes yang banyak dikenal berperan sebagai hama tanaman (bersifat parasit) adalah anggota klas Nematoda. Namun, tidak semua anggota klas Nematoda bertindak sebagai hama , sebab ada di antaranya yang berperan sebagai nematoda saprofag serta sebagai nematoda predator (pemangsa), Secara umum ciri-ciri anggota klas Nematoda tersebut antara lain adalah:
  1. Tubuh tidak bersegmen (tidak beruas)
  2. Bilateral simetris (setungkup) dan tidak memiliki alat gerak
  3. Tubuh terbungkus oleh kutikula dan bersifat transparan
Contohnya adalah :
  1. Pratylenchus coffae pada akar tanaman kopi.
  2. Hirrschmanieella oryzae pada akar tanaman padi sawah.


  1. Filum Mollusca
Dari filum Mollusca ini yang anggotanya berperan sebagai hama adalah dari klas Gastropoda yang salah satu jenisnya adalah Achatina fulica Bowd atau bekicot, Pomacea ensularis canaliculata (keong emas). Binatang tersebut memiliki tubuh yang lunak dan dilindungi oleh cangkok (shell) yang keras. Pada bagian anterior dijumpai dua pasang antene yang masing-masing ujungnya terdapat mata. Pada ujung anterior sebelah bawah terdapat alat mulut yang dilengkapi dengan gigi parut (radula). Lubang genetalia terdapat pada bagian samping sebelah kanan, sedang anus dan lubang pernafasan terdapat di bagian tepi mantel tubuh dekat dengan cangkok/shell.

  1. Filum Chordata
Anggota Filum Chordata yang umum dijumpai sebagai hama tanaman adalah dari klas Mammalia (Binatang menyusui). Namun, tidak semua binatang anggota klas Mammalia bertindak sebagai hama melainkan hanya beberapa jenis (spesies) saja yang benar-benar merupakan hama tanaman. Jenis-jenis tersebut antara lain bangsa kera (Primates), babi (Ungulata), beruang (Carnivora), musang (Carnivora) serta bangsa binatang pengerat (ordo rodentina). Anggota ordo Rodencia ini memiliki peranan penting sebagai perusak tanaman, yaitu keluarga bajing (fam. Sciuridae) dan Keluarga tikus (fam. Muridae).

  1. Filum Arthopoda
Merupakan filum terbesar di antara filum-filum yang lain karena lebih dari 75 % dari binatang-binatanag yang telah dikenal merupakan anggota dari filum ini. Karena itu, sebagian besar dari jenis-jenis hama tanaman juga termasuk dalam filum Arthropoda. Anggota dari filum Arthropoda yang mempunyai peranan penting sebagai hama tanaman adalah klas Arachnida (tunggau) dan klas Insecta atau Hexapoda (serangga).





BAB III
METODOLOGI PENILITIAN

Untuk mengetahui bahan dan alat beserta cara pembuatan pembasmi hama alternatif maka penulis menggambarkan keterangannya sebagai berikut :

3.1 Tempat
Penulis melakukan pembuatan pembasmi hama alternatif di Pondok Pesantren Modern Assa’adah tepatnya di Pasir Manggu Serang.

3.2 Waktu
Pembuatan pembasmi hama alternatif dilakukan pada hari Selasa tanggal 29 Desember 2008.
3.3 Bahan Dan Alat
  1. Buah maja
  2. Pisau/golok
  3. Saringan
  4. Ember
  5. Botol

3.4 Cara Pembuatan
Pada pembuatan pembasmi hama yang bahan utamanya adalah buah maja dengan cara sebagai berikut:
  1. Siapkan buah Maja
  2. Belah buah Maja dengan benda tajam
  3. Ambil isinya
  4. Peras dan ambil airnya
  5. Masukan dalam botol
  6. Siap digunakan
3.5 Aplikasi Terhadap Hama
Untuk mengetahui lebih jauh tentang pengunaan penghalau hama alternatif yang ditujukan kepada tanaman padi dengan hama berupa serangga karena serangga merupakan hama yang menyarang tanaman padi dalam jumlah banyak.
Dengan cara memberi cairan buah maja kepada tanaman padi dengan cara kerjanya:
  1. Siapkan cairan buah Maja
  2. Siapkan Hama
  3. Siapkan daun dari tanaman padi
  4. Siapkan botol untuk tempatnya
  5. Semprotkan cairan buah Maja pada tanaman padi yang telah disediakan dengan perlakuan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya yang mana pada sampel pertama tanaman padi yang tidak diberi cairan buah Maja, sampel yang kedua yaitu tanaman padi yang diberi cairan buah maja, dan sampel yang ketiga adalah tanaman padi yang diberi cairan buah Maja namun dicampur dengan air dengan kadar yang sama banyak(50:50)
  6. Biarkan dalam beberapa waktu dengan kisaran antara 1-2 jam untuk menunggu hasilnya










BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Untuk memudahkan pembaca dalam memahami karya ilmiah ini maka penulis menyajikan dalam bentuk tabel, untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut.

4.1 Hasil Pengamatan
Sampel 1
Sampel 2
Sampel 3
Hama memakan tanaman
Hama tidak memakan tanaman
Hama tidak memakan tanaman
Keterangan:
  1. Pada tabel sampel 1 dengan perlakuan pada tanaman padi yang tidak diberi cairan buah Maja dan ternyata tanaman tersebut dimakan oleh hama serangga
  2. Pada tabel sampel 2 tanaman yang diberlakukan dengan cara diberi cairan buah Maja yang telah dicampur dengan air dan ternyata hama serangga tidak memakan tanaman tersebut
  3. Pada tabel sampel 3 dengan tanaman yang diberi perlakuan dengan cara memberikan cairan buah Maja tanpa dicampur dengan air dan ternyata hama serangga tidak memakannya

4.2 Pembahasan
Dari hasil yang didapat pada tabel di atas dapat diketahui bahwa tanaman yang tidak diberi cairan buah Maja dimakan oleh hama tersebut, lain halnya dengan tumbuhan yang diberi cairan buah Maja, hama tidak berani untuk memakannya meskipun kadar yang diberikan berbeda yang satu lebih pekat dan yang satunya telah dicampur dengan air hingga cairannya tidak begitu pekat, dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa cairan buah maja dapat dijadikan sebagai penghalau hama serangga pada tanaman padi
Karena buah Maja mengandung alkaloid5 yang mana alkaloid ini merupakan senyawa kimia yang mengandung racun.


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil dan percobaan yang dilakukan penulis dapat mengambil kesimpulan bahwasannya Buah Maja dapat dijadikan sebagai alternatif penghalau hama serangga pada tanaman padi, yang selama ini sebagian dari kita beranggapan bahwa Buah Maja tidak memiliki manfaat bagi kehidupan.
Dan buah Maja mengandung diantaranya: air, protein, lemak, karbohidrat, abu, karotena, tiamin, riboflavin, niasin, vitamin C, marmelosina, limonena, alkaloid, seinol. Namun yang menyebabkan hama serangga tidak memakan tanaman yang diberi cairan buah Maja karena mengandung senyawa alkaloid dan zat abu.

5.2 Saran
Penulis berpesan kepada generasi berikutnya untuk meneruskan karya ilmiah ini untuk mencapai kesempurnaan dan hasil yang memuaskan, dan kepada para petani agar menggunakan cairan buah maja untuk menghalau hama, yang selalu meresahkan para petani.



3 Hariyana, Arief, Tumbuhan obat dan khasiatnya. Penebar swadaya :112

4 Pratiwi.D.A, dkk.2004.biologi SMA X. jakarta: erlangga. :145-223
5 Hariyana, Arief, Tumbuhan obat dan khasiatnya. Penebar swadaya :112

Tidak ada komentar:

Posting Komentar