Kamis, 06 Juni 2013

Paper Nur Afni Fauziah

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Masa balita adalah masa dimana anak-anak masih senang bermain dan memang anak-anak di usia ini susah diatur. “Mengajar anak balita membaca” rasanya seperti mengada-ada. Mengapa tidak, jangankan anak usia di bawah 5 tahun(balita), untuk mengajar membaca pada anak yang sudah memasuki usia sekolah dasar (SD) saja bukanlah pekerjaan yang mudah bagi guru, begitu pula bagi orang tua saat mengajar anak membaca permulaan.
Mendidik anak gemar membaca bukan hal yang sulit jika orang tua mengetahui bagaimana cara mendidik anak agar gemar membaca, orang tua di zaman sekarang ini banyak yang merasa kesulitan untuk mendidik anaknya membaca.
Menurut penulis, pada umumnya banyak orang tua yang lebih mementingkan pekerjaan untuk mendapatkan materi yang lebih, daripada meluangkan sedikit waktunya untuk mengajar anaknya membaca di rumah.
Hal ini sudah banyak terjadi di zaman modern ini. Lalu bagaimanakah cara untuk memberikan pengertian dan kesadaran kepada orang tua akan penrtingnya mendidik anak gemar membaca di usia balita. Maka dari itu penulis sangat terinspirasi dengan adanya masalah tersebut dan penulis mengangkatnya ke dalam karya ilmiah yang berjudul “MENDIDIK ANAK GEMAR MEMBACA DI USIA BALITA”.

1.2. Rumusan Masalah
Didalam karya ilmiah ini yang berjudul “MENDIDIK ANAK GEMAR MEMBACA DI USIA BALITA” penulis akan membahas permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan balita, adapun masalah-masalahnya sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan membaca ?
2. Pada usia berapa anak gemar membaca ?
3. Metode apa yang digunakan?



1.3. Tujuan Penulisan
Karya ilmiah ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada penulis khususnya, serta kepada para pembaca umumnya, juga :
1. Agar dapat mengetahui definisi membaca
2. Agar dapat mengetahui usia anak gemar membaca
3. Agar dapat mengetahui metode membaca

1.4. Metode Pembahasan
Untuk mempermudah dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis menggunakan riset perpustakaan (library research) yaitu study pustaka yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas, bahan-bahan pemikiran dalam pembuatan karya ilmiah ini menggunakan buku-buku yang membahas tentang masalah tersebut.

1.5. Sistematika Penulisan
Dalam upaya penyelesaian karya ilmiah tentang MENDIDIK ANAK GEMAR MEMBACA DI USIA BALITA ini penulis membaginya kedalam 4(empat) bab utama dan pada setiap bab utama mempunyai subbab yang saling berkaitan dengan bab utama. Adapun sistematika penulisan secara terperinci sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan, yang terdiri atas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
Bab II : Pengertian membaca, yang terdiri dari subbab yang membahas tentang tinjauan materi berupa definisi membaca, definisi balita dan usia anak gemar membaca.
BaB III : Cara mendidik anak gemar membaca, pada bab ini terdiri subbab yang mencakup untuk mengetahui metode apa yang digunakan serta tips anak gemar membaca.
BaB IV : Penutup, pada bab ini merupakan bab penutup yang mana pada bab ini membahas tentang penyimpulan semua uraian dari bab-bab sebelumnya, beserta saran-saran di dalamnya.



BAB II
PENGERTIAN MEMBACA

2.1. Definisi Membaca
Membaca yang berasal dari kata baca, membaca adalah aktivitas memahami, menafsirkan, mengingat, lalu yang terakhir adalah menuliskannya kembali berdasarkan analisis pikiran kita sendiri melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati) ; mengeja atau melafalkan apa yang tertulis : mengucapkan : mengetahui : meramalkan menduga memperhitungkan . Adapun yang menggunakan bahwa definisi membaca mencakup :
Pertama, membaca merupakan suatu proses. Maksudnya adalah informasi dari teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang utama dalam membentuk makna.
Kedua, membaca adalah strategis. Pembaca yang efektif menggunakan berbagai strategi membaca yang sesuai dengan teks dan konteks dalam rangka mengkonstruksi makna ketika membaca.
Ketiga, membaca merupakan interaktif. Keterlibatan pembaca dengan teks tergantung pada konteks. Orang yang senang membaca suatu teks yang bermanfaat, akan menemui beberapa tujuan yang ingin dicapainya, teks yang dibaca seseorang harus mudah di pahami (readable) sehingga terjadi interaksi antara pembaca dan teks.
Kebiasaan filusuf-filusuf terdahulu menjelaskan, membaca adalah semacam kreasi berpikir. Ia bukan sekedar melafalkan huruf, kata, kalimat, paragraf hingga bab demi bab. Tapi, juga ruang di mana pikiran tertantang untuk kritis. Menerjemahkan teks-teks terdahulu, menginterprentasikannya, lalu menuliskan poin apalagi yang biasa ditelaah dari teks itu hingga semakin tercapailah apa yang dinamakan kebenaran (verstehen).

2.1.1. Pengaruh Membaca
Tanpa disadari, orang tua pernah mendidik anaknya membaca. Salah satu bentuk pendidikan tersebut adalah mengajarkan anaknya membaca. Mendidik anak balita gemar membaca biasanya sangat bermanfaat, menimbulkan kecerdasan pada anak, memberikan julukan positif kepada anak, dan memberikan kesan tersendiri pada anak bahwa si anak memiliki suatu kelebihan terhadap diri anak.Pengaruh gemar membaca pada anak usia balita dapat mempengaruhi citra diri mereka “Berbagai macam bentuk metode bertujuan agar anak lebih mudah membaca atau gemar membaca. Baik dalam kehidupan saat ini maupun di masa yang akan datang”, menurut Farida Rahim, 2005, hal : 1.
Kegiatan belajar, tidak lepas dari kegiatan membaca. Karenanya kemampuan untuk dapat membaca sangat penting untuk dikuasai. Apalagi, menggemari kegiatan membaca tersebut dan menjadikan sebuah kebiasan terhadap anak di usia balita sangatlah penting. Dan bermanfaat serta dapat merangsang otak bagi anak, merangsang kreatifitas anak di usia balita. Dan pendidikan anak di usia balita perlu mendapatkan perhatian yang sangat khusus. Berbagai hasil studi menunjukkan, bahwa pada masa ini potensi anak sangat berkembang secara optimal. Selain itu, menurut penelitian para ahli pendidikan, pembentukan potensi belajar pada anak balita sebanyak lima puluh persen terjadi pada usia 0-4 tahun.
Karena itu, usia balita yang disebut sebagi masa pembentukan sangatlah penting untuk mendidik anak gemar membaca pada usia balita, dan untuk menghindari anak agar tidak malas untuk membaca tersebut, orang tua harus memberikan perhatian yang lebih terhadap anak di usia balita. Selain itu dengan menunjukan sikap dan perilaku yang sesuai dengan harapan tersebut karena pada usia balita anak mudah untuk meniru segala sesutu yang orang tua contohkan.
Meski demikian orang tua berada dalam kondisi yang sangat baik untuk anaknya, baiknya untuk melatih membaca. Bahkan, lebih tepat lagi bila diiringi dengan metode-metode yang sangat baik, dan secara rutinitas .

2.1.2. Faktor Anak Tidak Gemar Membaca
Menurut Erna MS dalam penelitian kualitatifnya memaparkan, rendahnya minat baca di kalangan anak dapat disebabkan oleh:
Kondisi keluarga yang tidak mendukung, terutama dari orang tua anak yang tidak mencontohkan kegemaran membaca kepada anak-anak mereka. Selain itu, kurangnya perhatian dan pengawasan orang tua mereka terhadap kegiatan anak-anaknya. Sementara orang Indonesia waktunya lebih banyak tersita untuk bekerja demi mempertahankan hidup dan meningkatkan kesejahteraan .

2.1.3. Manfaat Membaca
Kemampuan gemar membaca merupakan suatu hal yang vital. Dan memang banyak manfaatnya gemar membaca di usia balita. Balita dapat menyerap informasi secara luar biasa. Semakin muda umur anak, semakin besar daya serapnya terhadap informasi baru. Belajar bagi anak adalah sesuatu yang mengasyikkan, maka ia bisa menguasai lebih cepat, bahkan lebih efektif daripada sudah memasuki usia sekolah ( 6 tahun ).
Gemar membaca di usia balita tentu saja banyak manfaatnya menurut Marshell, manfaat gemar membaca buku bagi anak-anak di usia balita di antaranya :
 Pertama, dapat mengembangkan proses pemikiran, imajinasi, kecerdasan, perbendaharaan kata, bahasa, stimulasi sosial dan emosional, pengetahuan, persepsi mental dan visual.
 Kedua, melalui buku, anak memiliki akses pada pemikiran masyarakat dan pengalaman, dan melalui keahlian dalam membaca, anak dapat mengambil bagian dari berbagai aspek secara praktik.

2.2. Definisi Balita
Balita atau singkatan dari Bawah Lima Tahun merupakan salah satu periode usia manusia setelah bayi sebelum anak awal. Rentang usia balita dimulai dari dua sampai dengan lima tahun, atau biasa digunakan perhitungan bulan yaitu usia 24-60 bulan. Periode usia ini disebut juga sebagai usia prasekolah.

2.2.1. Sifat-Sifat Balita
Seorang balita memiliki sifat-sifat yang tertentu. Dan ada alasan mengapa anak balita mulai menunjukan sifat egois, agresif, bossy, tapi juga suka menyendiri, dan bahkan pemalu. Semuanya wajar asalkan tidak menetap dan sampai menghambat pengembangan dirinya. Untuk itulah sifat-sifat khas tersebut tetap perlu diintervensi agar dapat menepati porsinya yang pas dan memberi kesempatan kepada sifat lain yang lebih baik untuk berkembang sebagai karakter anak. Dan bagaimana mengintervensi ke-5 sifat tersebut :
 Egosentris
Sifat yang umumnya muncul pada usia 15 bulan ( atau saat anak sudah sadar akan dirinya/self awareness) ini disebabkan oleh ketidakmampuan si kecil dalam melihat suatu hal dari sudut pandang orang lain. Jadi semua masalah akan di teropong dari kaca mata dirinya. Lantaran sifat ini juga, anak balita selalu “here and now”. Bila ingin sesuatu harus didapat saat itu juga atau tidak mau menunggu.
 Agresif
Sifat ini sudah tampak sejak usia bayi ( terutama pada bayi dengan temperamamen sulit ). Namun akan semakin kerap kemunculannya di usia balita. Anak merasa keinginannya tidak dipahami oleh orang dewasa (berkaitan dengan komunikasi anak balita yang masih terbatas). Agresivitas juga dapat muncul karena kebiasaan.
 Bossy
Bossy masih berhubungan dengan sifat egosentris. Sifat ini merupakan kelanjutan dari usia bayi di mana anak sebelumnya selalu diladeni. Saat memasuki usia balita dimana anak sudah tidak lagi bergantung kepada orang dewasa, dalam arti anak sudah bisa jalan, bicara, dan melakukan apapun yang diinginkannya anak merasa memiliki otonomi.
 Pemalu
Si kecil kerap bersembunyi di balik kaki ibu/bapak atau terus-menerus memegangi baju saat bertemu orang lain atau ketika ditanya, anak lebih memilih diam dan menundukan kepala. Kalo memang ia bisa jadi memang pemalu. Namun bisa jadi karena ia takut dengan orang yang belum dikenal.
 Penyendiri
Sifat penyendiri pada usia balita selain perkembangan kognitif anak dalam melihat sesuatu masih dari sudut pandangnya sendiri perkembangan sosialnya pun masih belum berkembang baik. Anak akan mulai sadar akan adanya tuntutan dari lingkungan sosial di usia 3 tahun ke atas .

2.3. Usia Anak Gemar Membaca
Pendidikan anak usia balita perlu mendapatkan perhatian yang khusus. Jika pada masa usia balita terutama masa emas (4 tahun kebawah) seorang anak mendapat stimulasi maksimal, maka potensi anak akan tumbuh dan berkembang secara optimal. Selain itu, menurut penelitian para ahli pendidikan, pembentukan potensi belajar pada seseorang sebanyak lima puluh persen terjadi pada usia 0-4 tahun. Karena itu, usia balita yang di sebut sebagai masa pembentukan adalah waktu paling tepat menanamkan minat anak untuk membaca. Maka orangtua dapat mulai memperkenalkan buku pada anak sejak usia enam bulan.
Pada usia tersebut, bayi sangat menyukai buku-buku sederhana yang dilengkapi banyak gambar dan lambang. Jangan mengajari anak di bawah usia lima tahun (balita) membaca bukan suatu hal yang sulit, jika dilakukan dengan metode yang benar dengan kesabaran dan ketelatenan.
“Otak anak sejak usia nol tahun, bahkan sejak dalam kandungan distimulus sehingga sel-sel otaknya berkembang dengan cepat. Ada anak berumur 2,5 tahun sudah bisa membaca buku”. Perkembangan fisik otak yang sangat pesat terjadi pada saat bayi lahir hingga usia 18 bulan. Jika sewaktu lahir otak anak sudah sebesar dua puluh lima persen dari otak orang dewasa ( sekitar 350 gram ), pada usia 18 bulan otak anak berkembang dua kali lipatnya.
Otak anak terus berkembang dan pada umur enam tahun sudah mencapai 90% dari berat otak orang dewasa. Otak anak akan mencapai perkembangan seratus persen pada umur delapan belas tahun (sekitar 1,4 kilogram). Kemampuan otak anak luar biasa. Apalagi jika orang tua mampu memberi rangsangan maksimal pada otak, terutama hingga usia delapan belas bulan. Jika tidak di rangsang, otak anak bisa menderita. Para peneliti dari Baylor college of medicine pernah menemukan, otak anak akan mengecil 20-30% dari ukuran normal jika dia jarang di ajak bermain atau disentuh .









BAB III
MENDIDIK ANAK GEMAR MEMBACA DI USIA BALITA

3.1 Metode Yang Digunakan
Sebagian besar orang tua di dunia ini berusaha mengajarkan anaknya agar bisa Membaca di Usia Balita. Mereka berlomba-lomba untuk mencari metode yang tepat untuk digunakan oleh anak, atau metode yang untuk diajarkan setiap harinya. Dan membaca merupakan salah satu fungsi tertinggi otak manusia dari semua makhluk hidup di dunia ini, hanya manusia yang dapat membaca.
Membaca merupakan fungsi yang yang paling penting dalam hidup dan dapat di katakan bahwa semua proses belajar didasarkan pada kemampuan membaca.
Anak-anak dapat membaca sebuah kata ketika usia mereka satu tahun, sebuah kalimat ketika berusia dua tahun, dan sebuah buku ketika berusia tiga tahun.

3.1.1 Metode Cepat Membaca Balita ( Kubaca )
Kubaca adalah metode yang mengajarkan membaca dengan menggunakan kata secara utuh dan kata yang sering dipakai dalam percakapan sehari-hari. Metode kubaca tidak mengenalkan huruf-huruf terlebih dulu. Pada zaman sekarang ini orang tua menggunakan metode membaca kata metode membaca kata ini, biasanya orang tua langsung mengajari anak dengan membaca kata. Kemudian, anak diajari menyusun kata menjadi kalimat.
Jadi, lewat pembiasaan membaca kata dan merangkaikannya menjadi kalimat yang baik dan benar, anak bisa lebih mudah dan cepat dalam membaca. Hal ini sangat berbeda dengan pembelajaran membaca di sekolah pada umumnya, yang mengajarkan huruf alphabet atau suku kata yang tidak bermakna.
Dalam metode ini terdapat segi positif, metode ini tidak memaksa anak dalam membaca. Karenanya, kegiatan membaca ini di sampaikan secara menyenangkan dan bermakna melalui permainan, nyanyian, dan aktivitas yang menyenangkan anak. .
Contoh Kata : “ IBU”
Contoh Kalimat : “ InI IBU BUDI “


Metode Kubaca :
 Sebuah metode membaca yang mengajarkan anak membaca di usia 2,5 tahun
 Balita dapat menyusun kata menjadi kalimat lengkap dengan susunan kaidah yang benar
 Lebih cepat dapat membaca buku
 Membuat anak lebih percaya diri karena meningkatkan prestasi
 Metode pengajarannya sesuai dengan karakteristik anak-anak

3.2 Tips-Tips Mendidik Anak Gemar Membaca
Untuk mendidik anak gemar membaca adapun tips-tips nya sebagai berikut :
1. Usahakan jangan ada dua kata yang dimulai dengan yang sama secara berurutan, misalnya ‘lidah’ dengan ‘lutut’
2. Anak-anak usia 6 bulan sudah bisa diajarkan. Lakukan dengan cara yang persis sama kalau anda mengajarnya berbicara
3. Ingat, membaca bukan berbicara
4. Usahakan mengajar bayi membaca dapat membaca dapat mempercepat berbicara dan memperluas perbendaharaan kata .



BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis penulisan disimpulkan bahwa :
1. Terdapatnya Pengaruh membaca terhadap pendidikan anak gemar membaca di usia balita.
2. Banyak pengaruh positif dibandingkan pengaruh negatifnya dari mendidik anak gemar membaca di usia balita.
3. Cara menguranginya :
Mengingatkan anak agar gemar membaca buku.
 Harus mendidik anak dengan sebaik mungkin agar anak lancar dalam membaca buku.
 Memberikan Metode-metode yang dapat digunakan untuk anak agar anak cepat dalam belajar membaca.

4.2 Saran
Semoga penulisan ini menjadi bahan acuan dan perbandingan dalam mendidik anak, agar menjadi gemar membaca buku di usia balita.
Adapun saran penulis adalah sebagai berikut :
1. Perhatian orang tua merupakan unsur terbaik dalam mendidik anak membaca pada usia balita.
2. Memberikan motivasi dan metode-metode agar anak menjadi lebih cepat dalam belajar membaca.
3. Menumbuhkan pendidikan mengajar membaca dengan memperhatikan perkembangan anak dan meningkatkan mendidik anak membaca di usia balita.
4. Menciptakan dorongan atau motivasi keluarga dengan cinta dan mendidik anak yang diberikan orang tua terhadap anaknya, sehingga anak merasa lebih di perhatikan dan di didik oleh orang tua.
Orang tua hanya bisa memberikan berbagai macam metode, motivasi, dan tidak hentinya memberikan pujian. Semoga karya ilmiah yang penulis buat ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya, Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar