Kamis, 06 Juni 2013

Paper Ristu Ristianingsih

-->
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Anatomi Gigi
Kita harus tahu bahwa gigi kita terdiri dari tiga lapisan, dan lapisan itu adalah sebagai berikut :
1. email
2. dentin
3. pulpa
  1. Email
Email adalah lapisan terluar pada gigi. Lapisan ini berhubungan langsung dengan rangsangan dari luar, baik rangsangan panas atau rangsangan dingin. Email berwarna putih kekuning-kuningan.
  1. Dentin
Dentin adalah lapisan sesudah email, berwarna kekuning-kuningan, dan tidak dapat kita lihat karena letaknya tertutup oleh lapisan email.
  1. Pulpa
Pulpa adalah lapisan gigi yang paling dalam. Pulpa berwarna kemerah-merahan, karena di dalam pulpa terdapat serabut-serabut syaraf yang berhubungan langsung dengan mata, telinga, hidung, jantung, hati dan organ tubuh yang lainnya.

2.2 Faktor Penyebab Kerusakan Gigi
Apabila kita memakan makanan manis dan lengket yang dapat menempel pada permukaan gigi (email), jika gigi tidak dibersihkan, maka makanan yang manis dan lengket itu akan bercampur dengan bakteri yang membawa sifat asam di dalam mulut. Lama-kelamaan email gigi menjadi larut karena asam. Kemudian gigi menjadi berlubang. Tahapan-tahapan gigi berlubang. Ada tiga jenis gigi berlubang (karies gigi), yaitu :
Lubang gigi di email
Pertama, karies superfisialisi, yaitu gigi berlubang yang hanya mengenai lapisan email.
Kedua, karies media, sudah mengenai lapisan dentin (di bawah email).
Ketiga, karies profunda, sudah mengenai jaringan pulpa (jaringan penyangga berisi pembuluh darah dan saraf).
Kuman yang menjadi penyebab terjadinya gigi berlubang adalah streptococcus mutans. Kuman ini tumbuh di dalam mulut dan akan menghasilkan cairan lengket dan menjadi media yang baik bagi pertumbuhan kuman lain yang menyebabkan gigi berlubang.
Selain streptococcus mutans, ada pula staphylococcus, yaitu kuman yang menyertai kuman streptococcus mutans. Kuman-kuman ini biasanya tumbuh pada sisa-sisa makanan yang membusuk. Lambat laun, kuman bertambah banyak dan menghasilkan asam yang dapat merusak email gigi.
Karbohidrat dengan berat molekul yang rendah seperti gula akan segera meresap ke dalam plak dan dimetabolisme dengan cepat oleh bakteri. Dengan demikian, makanan dan minuman yang mengandung gula akan menurunkan pH plak dengan cepat sampai pada level yang dapat menyebabkan demineralisasi (hilangannya zat garam secara berlebihan) email. Sesudah kita makan, bakteri meragikan sisa gula dalam karbohidrat yang tertinggal di permukaan dan sela-sela gigi, kemudian menghasilkan asam yang dapat menurunkan pH rongga mulut. Normalnya, asam akan dinetralkan air liur hingga kondisi mulut memulih. Namun, bila makan lagi, kondisi mulut jadi asam kembali sebelum sempat normal. Bila terus-menerus terjadi, ini akan melunakkan email gigi yang terluar dan terkeras, sehingga memicu terjadinya gigi berlubang.
2.2.1 Faktor Kebiasaan Buruk
Kebiasaan buruk adalah perilaku atau tindakan yang sering dilakukan sehari-hari baik disengaja atau tidak disengaja, sehingga berakibat tidak baik bagi kita. Terutama kebiasaan buruk yang berdampak tidak baik bagi kesehatan gigi dan mulut. Macam-macam dan akibat kebiasaan buruk adalah :
  1. Menghisap Jari Tangan
Jika kita terlalu sering menghisap jari, maka pertumbuhan gigi akan cenderung ke depan, sehingga gigi menjadi tonggos (gigi maju ke depan).
  1. Memotong Benda Keras Menggunakan Gigi
Kebiasaan kita menggigit-gigit atau memotong benda keras, misalnya menggigit pulpen, pensil dan memotong benang dapat menyebabkan gigi kita menjadi rusak.
  1. Menggunakan Tusuk Gigi Sesudah Makan
Kebiasaan menggunakan tusuk gigi setelah makan dapat menyebabkan gigi menjadi renggang.
  1. Merokok
Merokok tidak baik untuk kesehatan tubuh, selain itu juga dapat menyebabkan bercak-bercak pada gigi yang berwarna cokelat kehitam-hitaman.
  1. Menginang
Kebiasaan menginang yang dilakukan oleh orang yang sudah lanjut usia dapat mengakibatkan gigi berwarna merah, selain itu juga dapat menyebabkan terbentuknya karang gigi. Karang gigi terbentuk karena adanya kandungan kapur di dalam bahan untuk menginang. Kapur akan bercampur dengan saliva (air liur), akan menempel di gigi, lama-kelamaan akan mengendap di gigi dan terbentuklah karang gigi.


2.3 Pengertian Pemanis Alami
Apabila kita mendengar kata “pemanis”, kita pasti berpikir bahwa pemanis dapat menyebabkan gigi berlubang. Pemanis terbagi dua, ada pemanis buatan (sintesis) dan pemanis alami (natural). Mungkin pemanis yang dapat menyebabkan gigi berlubang adalah pemanis buatan. Berbeda dengan pemanis buatan, pemanis alami malah akan membantu mencegah terjadinya gigi berlubang. Pemanis alami yang dapat menyebabkan gigi berlubang adalah pemanis alami yang mengandung silitol.
Silitol terkandung dalam serat kayu pohon White Birch yang banyak tumbuh di Finlandia memiliki kadar tinggi, dan lebih mudah diekstraksi, sehingga ekonomis diproduksi massal. Silitol juga terkandung dalam buah dan sayuran, seperti stroberi, kulit ari jagung, wortel, gandum, jamur merang, kembang kol, dan bayam.
Silitol bukan termasuk karbohidrat, tetapi memilki bentuk molekul yang menyerupai sukrosa sehingga memikat bakteri, tapi kemudian membuatnya “kelaparan”1. Tak adanya asam yang dihasilkan oleh bakteri akan membuat gigi aman dari kerusakan. Selain itu, kondisi ini memungkinkan gigi melakukan remineralisasi (pembentukan kembali mineral gigi) atas kerusakan yang sudah terjadi. Dengan demikian, silitol mampu melakukan pemulihan gigi yang mengalami karies.
Selain mencegah karies gigi, silitol juga mampu mengurangi pembentukkan plak, serta mencegah infeksi jamur Candida di rongga mulut. Silitol merupakan pemanis yang menyehatkan gigi, berbeda dengan pemanis lainnya seperti laktosa, sukrosa, glukosa dan lainnya.
Keunggulan silitol adalah karena streptococcus mutans tidak dapat menggunakannya sebagai sumber energi untuk berkembang biak dan bahkan mampu menekan jumlah bakteri itu, sehingga pembentukan plak pada email gigi dapat dicegah.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Mencegah Gigi Berlubang Dengan Pemanis Alami
Angka gigi berlubang dan bentuk kerusakan gigi lain pada anak-anak tergolong tinggi. Untuk itu, penggunaan silitol sebagai pemanis alami dapat dijadikan alternatif pemanis yang menyehatkan gigi.
Gangguan kesehatan gigi dan mulut bisa meningkatkan risiko berbagai penyakit kardiovaskular, “kata Kauko K Makinen, guru besar kedokteran gigi dari Universitas Turku, Finlandia, jumat (2/3), di Auditorium Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Trisakti, Jakarta.
Semula, silitol hanya sebagai pemanis alternatif penderita diabetes dan zat nutrisi dalam cairan infuse. Belakangan, pemanis ini juga dipakai untuk menjaga kesehatan gigi. Karena silitol dapat menekan jumlah bakteri penyebab kerusakan gigi, menghambat pertumbuhan plak, menekan keasaman plak, dan mempercepat proses pembentukan kembali mineral gigi.
Keunggulan silitol adalah karena streptococcus mutans tidak dapat menggunakannya sebagai sumber energi untuk berkembang biak dan mampu menekan jumlah bakteri itu, sehingga pembentukan plak pada email gigi dapat dicegah.
Dosen peneliti dari Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Trisakti, Widijanto Sudhana menambahkan “penggunaan silitol secara aktif mampu mempercepat proses pembentukan kembali mineral gigi (remineralisasi). Sebagai pemanis alami, belakangan ini silitol banyak diproduksi dalam bentuk permen karet.
Mengunyah permen karet sangat baik untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut. Mengunyah permen karet sebaiknya dilakukan setelah makan, karena secara tidak langsung permen karet dapat mengangkat sisa makanan dan debris yang menempel di permukaan gigi atau sisa-sisa makanan yang terselip di sela-sela gigi. Jenis permen karet yang baik digunakan adalah permen karet yang kandungan gulanya tidak terlalu banyak, seperti permen karet yang mengandung silitol.
Permen karet yang mengandung pemanis alami, silitol, dan dua bahan aktif lainnya yakni Funoran dan Kalsium Fosfat, berdasarkan uji klinis sejumlah akademisi di bidang kedokteran gigi baik dalam dan luar negeri, terbukti dapat mencegah terjadinya gigi berlubang.2

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kerusakan gigi adalah penyakit yang sangat berbahaya, apabila kita tidak memerhati-kan kesehatan, kebersihan dan menangani kerusakan gigi tersebut, maka nyawa bisa menjadi taruhannya. Maka dari itu, kita harus menjaga gigi kita sedini mungkin, agar tidak terjadi sesuatu yang merugikan kita.
Banyak faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan gigi seperti karbohidrat, bakteri, waktu, kebiasaan dan lain sebagainya.
Pemanis alami seperti silitol dapat mencegah kerusakan gigi (gigi berlubang). Karena sifat silitol yang mampu mempercepat proses remineralisasi dan mengurangi pembentukan plak pada permukaan gigi.
4.2 Saran
Jagalah kesehatan dan kebersihan gigi kita, agar tidak terjadi karies gigi (gigi berlu-bang). Apabila gigi kita sudah berlubang, lebih baik ditambal, agar tidak terjadi karies gigi yang lebih parah. Untuk mencegah gigi berlubang, maka biasakanlah memakan makanan yang baik untuk kesehatan gigi kita. Untuk mencegah gigi berlubang bisa menggunakan pemanis alami yang mengandung silitol.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar