Kamis, 06 Juni 2013

Paper Ichsanul Ferdiansyah

-->
BAB I
PENDAHULUAN
    1. Latar Belakang
Secara global semua orang memiliki kecerdasan. Tetapi, fenomena yang terjadi menunjukan bahwa seseorang yang memiliki kecerdasan intelektual merasa kebahagiaan itu tidak pernah ia rasakan. Terlihat dari beberapa fenomena pergaulan pada zaman sekarang yang sangat memprihatinkan sepeti halnya pemakaian narkoba pada pelajar, perselisihan antar pelajar, pergaulan bebas dan lain sebagainya. Hal tersebut turut mempengaruhi kepribadiaan remaja sehingga kepribadiaan yang terbentuk tidak akan sesuai dengan apa yang diharapkan. Dari kejadian itu menunjukan kecerdasan yang mereka miliki tidak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kehidupan santri berbeda dengan kehidupan remaja di luar pondok, kehidupan santri terjaga dari pengaruh pergaulan yang tidak baik karena aktivitas dan kedisiplinannya mengandung nilai-nilai agama yang sangat positif, sehingga terbentuk kepribadian yang ideal bagi santri. Terkadang, kebiasaan yang buruk dan perilaku yang tidak sesuai dengan kepribadian santri ini menjadi sorotan bagi masyarakat dalam menilai sosok santri di pondok pesantren, pelanggaran disiplin oleh santri adalah bentuk emosional yang tidak baik. Oleh sebab itu training ESQ di Pondok Pesantren Modern Assa’adah diadakan. Akan tetapi, akankah perubahan positif itu dapat muncul setelah santri mengikuti training? Sehingga perilaku dan sifat-sifat santri tetap mengandung nilai spiritual dan emosional yang baik dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Masalah inilah yang akan penulis bahas, semoga menjadi perhatian bagi santri khususnya dan umumnya bagi semua pihak yang membaca.

    1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
  1. Bagaimanakah kepribadian yang ideal bagi santri?
  2. Apakah maksud dan tujuan diadakan training ESQ?
  3. Apakah pengaruh training ESQ terhadap kepribadian santri di Pondok Pesantren Modern Assa’adah?
1.3 Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penulis membuat hipotesis bahwa training ESQ hanya sekedar pengingat hati dengan nilai spiritual dan emosional. Nilai tersebut tidak akan tetap tertanam pada diri kita karena faktor-faktor yang mempengaruhi.
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan sebagai berikut:
  1. Untuk mengetahui kepribadian santri yang ideal ?
  2. Untuk mengetahui maksud dan tujuan diadakan training ESQ?
  3. Untuk mengetahui pengaruh training ESQ terhadap kepribadian santri di Pondok Pesantren Modern Assa’adah?
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan sebagai bahan motivasi bagi para santri agar mampu mengintrospeksi diri, memiliki perubahan-perubahan positif pada kehidupannya dan membentuk kepribadiaan yang baik. Selain itu, untuk mengingatkan para santri agar tetap menjaga nilai-nilai kecerdasan yang tertanam dengan terus melaksanakan kewajiban sebagai hamba Allah sehingga tercapai visi dan misi yang sangat mulia kelak dikemudian hari.
1.6 Metode Penelitian
Dalam pembahasan karya ilmiah, penulis menggunakan studi pustaka yaitu menjadikan buku-buku pustaka sebagai bahan referensi dan kajian. Untuk meyakinkan penelitian, penulis melakukan observasi dengan membuat angket yang disebar kepada setiap orang yang sudah mengikuti training.

1.7 Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap dari pembahasan ini, maka penulis membagi dalam lima bab dan setiap bab memiliki sub-sub yang berkaitan.
Adapun sistematika penulisan secara terperinci sebagai berikut:
  • Bab pertama adalah pendahuluan. Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
  • Bab kedua membahas tentang tinjauan pustaka. Bab ini terdiri dari pengertian ESQ dengan sub-subnya yaitu: tujuan training, metode dalam training dan materi yang digunakan dalam training ESQ. Pengertian kepribadian santri serta kepribadian yang ideal bagi santri.
  • Bab ketiga membahas tentang metode penelitian. Bab ini membahas pengaruh training ESQ terhadap kepribadian santri di Pondok Pesantren Modern Assa’adah.
  • Bab keempat membahas tentang analisis pengaruh training ESQ terhadap santri yang mengikuti training tersebut dan solusi surutnya nilai kecerdasan.
  • Bab kelima yaitu penutup. Bab ini meliputi kesimpulan dan saran-saran.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
    1. Pengertian ESQ
Pada dasarnya ESQ merupakan resep penggabungan tiga kecerdasan, yaitu kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), dan kecerdasan spiritual (SQ). Adapun Istilah ketiga kecerdasan itu memiliki makna tersendiri dari pengertiannya maupun dari pendapat para ahli. Menurut Pater Selovey dan Jack Mayer, mereka mengistilahkan EQ sebagai “pemahaman dengan spontan apa yang diinginkan dan dibutuhkan orang lain baik, keluhan dan kekurangan mereka”.¹ Dari istilah di atas menjelaskan bahwa EQ merupakan kemampuan untuk mengenali perasaan, meraih dan membangkitkan perasaan untuk membantu pikiran dan memahami suatu perasaan.
Disisi lain Reuwan mendefinisikan “bahwa kecerdasan emosional terdiri atas sekumpulan kecakapan dan sikap yang jelas perbedaannya”.² Dalam penjelasannya menerangkan bahwa EQ merupakan serangkaian kecakapan seseorang yang memiliki sebuah peranan dan berfungsi secara efektif dalam tingkah laku setiap hari. Pada tahun 1905, pakar psikologi berkebangsaan Prancis Alfred Binet bersama sejawatnya, pakar psikatari Thedore Simon menyatakan bahwa IQ adalah “sebuah proses terpadu yang melibatkan pertimbangan pemecahan masalah dan penalaran”.³ Dari pernyataan ini mereka menjelaskan dengan pengembangan uji kecerdasan IQ yang mempraktikan teorinya di sekolah warga kota Paris dengan cara mengelompokan anak berdasarkan kemampuan mereka dan mengukurnya dengan cara mengidentifikasinya. Dari sisi Spiritual Quotient (SQ) atau kita sebut dengan kecerdasan spiritual merupakan pengenalan akan kesejatian diri manusia dan mengarahkan manusia pada pencarian hakikat kemanusiaannya.


__________________
  1. Steven J Stein, hal 30
  2. Ari Ginanjar Agustian. xIviii
  3. Ibid no 1, hal 33

Ary Ginanjar Agustian yang merupakan aktifis penulis buku, memadukan ketiga kecerdasan itu dalam lingkaran ESQ model yang diciptakan olehnya dan didalamnya terdapat dimensi-dimensi spiritual, emosional dan intelektual yang terdiri dari 1 ihsan, 6 iman, dan 5 islam.
Dan Ia menerapkannya dalam sebuah training ESQ yang merupakan pelopor pelatihan yang mengasah sisi spiritual dengan mendalam, bersamaan dengan sisi emosional dan intelektual seseorang, juga merupakan training kepemimpinan dan pengembangan kepribadian.
2.1.1 Tujuan Training ESQ
Tujuan training ESQ adalah membantu seseorang bisa lebih mudah meniti tiap tangga kesuksesan tanpa harus menggunakan cara-cara menyimpang. Bahkan, untuk menjadikan orang yang sukses dan bahagia dalam mengenali akan jati diri dan melatih kepribadian seseorang agar menjadi lebih baik, karena dalam dirinya memiliki karakter yang ideal sebagaimana yang didambakan oleh manusia, dan ia cerdas, berkarakter, ramah, pengertian, bijaksana, adil, koperatif, proaktif, berjiwa besar, dan lain-lain.
      1. Metode dalam Training ESQ
Metode training yang digunakan adalah dengan cara peserta training menemukan inner value seperti kejujuran, keadilan, kebersamaan, kreativitas, kedisplinan dan lainnya yang pada hakekatnya sudah ada dalam diri manusia. Ketika peserta dapat melakukan hal ini, maka God Spot (titik makna hidup) akan terbuka dan di saat itulah mereka menemukan jati diri sehingga terbuka peluang untuk mengaktualisasikan seluruh potensi diri dalam seluruh gerak aktifitas kehidupan termasuk di dalam pekerjaan. Selain itu metode yang digunakan meliputi:
  1. Games
Pada metode games para peserta dianjurkan untuk aktif dan bisa mengambil secercah pelajaran yang bisa bermanfaat baginya .

Tujuan dalam games ini adalah untuk merefresh keadaan para peserta setelah fase-fase perenungan yang membuat hati para peserta tersentuh dan gentir akan keadaan yang sebenarnya ia rasakan. Dalam game inipula peserta diberikan reward untuk memberikan semangat dan motivasi agar para peserta memiliki rasa percaya diri.
  1. Experiental Learning
Dalam metode ini kita dapat menemukan sebuah hikmah dibalik pengalaman-pengalaman orang lain, yang menjadi prinisip dengan terbentuknya nilai-nilai positif di dalamnya.
  1. Case study
Pada tahapan ini kita dikenali dengan keadaan yang sebenarnya, meliputi pembentukan karakter yang ideal dengan memunculkan nilai-nilai kecerdaasan yang kita miliki didasari dengan kasus atau hal-hal yang real.
  1. Discussion
Dalam perjalanan ini peserta diasah pemikiran dan keberanianya agar dapat mengemukakan pendapat dari apa yang sudah diketahuinya.
  1. Role play
Disini kita dituntut agar mematuhi peraturan pada saat training berlangsung ataupun pada tahap-tahap permainan.
  1. Lecturette
Dalam hal ini trainer memberikan sebuah materi atau penceramahan spiritual yang bisa membangun tiga kecerdasan pada diri kita sehingga terbentuk karakter yang tangguh dengan memadukan konsep kecerdasan ESQ. Perlu kita ketahui, bahwa disetiap tahapan training akan diiringi dengan musik disesuaikan dengan keadaan dan bisa menyentuh hati pada peserta training.

2.1.3 Materi pada Training ESQ
Adapun Materi yang disajikan pada training ESQ ini meliputi:
  1. Zero Mind Proses
Adalah upaya untuk menjernihkan hati, dengan tujuan memunculkan kemampuan mendengar suara hati terdalam yang merupakan sumber kebijaksanaan (Wisdom) dan motivasi (energy).


  1. Mental Building
Adalah suatu metode untuk melindungi dan menjaga potensi dasar melalui enam prinsip yang meliputi: Star Principle, Angel Principle, Leadership Principle, Learning Principle, Vision Principle, Well organized Principle.
  1. Social Strength
Adalah upaya untuk pembangunan teamwork berdasarkan kesamaan suara hati sehingga tercipta kolaborasi hati yang tangguh dan solid, melalui:
Strategic Collaboration, Total Action.
Pada training ESQ ini terdapat lima bentuk training yang berbeda-beda diantaranya:
  1. Profesional ESQ Training (3 hari)
Training ini sangat tepat diikuti oleh para professional untuk middle level management atau setara bagi perusahaan, pemerintahan dan umum
  1. Regular ESQ Training (2 hari)
Training yang diperuntukkan level pelaksana (Staff & Karyawan) di perusahaan, para wirausaha, staf dan karyawan, pegawai BUMN/Swasta, PNS dan Umum
  1. ESQ Training Remaja (2 hari - SMP s/d SMU)
Merupakan program khusus untuk remaja. Siswa SMP & SMU sangat baik mengikuti training ini
  1. ESQ Training Anak Anak ( 2 hari - 3 SD s/d 6 SD)
Pelatihan ESQ yang disesuaikan untuk anak anak Sekolah Dasar yang bertujuan membangun kecerdasan emosi dan spiritual (ESQ) sejak dini
  1. ESQ Inhouse Training
Selain program publik, ESQ menerima permintaan Inhouse Training untuk perusahaan BUMN/Swasta/Pemerintah/BANK dan lain lain.
2.2 Pengertian Kepribadian
Personality atau kepribadian berasal dari kata persona, kata persona merujuk pada topeng yang biasa digunakan para pemain sandiwara di Zaman Romawi. Secara umum kepribadian menunjuk pada bagaimana individu tampil dan menimbulkan kesan bagi individu-individu lainnya. Pada dasarnya definisi dari kepribadian secara umum ini adalah menilai perilaku yang dapat diamati dan tidak mengabaikan kemungkinan bahwa ciri-ciri ini bisa berubah tergantung situasi disekitarnya
Menurut Gordon.W. Allport “kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisik individu yang menentukan tingkah laku dan pikiran individu secara khas.”⁵ Allport menggunakan istilah sistem psikofisik dengan maksud menunjukkan bahwa jiwa dan raga manusia adalah suatu sistem yang terpadu dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, serta diantara keduanya selalu terjadi interaksi dalam mengarahkan tingkah laku. Sedangkan istilah khas dalam batasan kepribadian Allport itu memiliki arti bahwa setiap individu memiliki kepribadiannya sendiri. Tidak ada dua orang yang berkepribadian sama, karena itu tidak ada dua orang yang berperilaku sama. Namun Sigmun Frued mendefinisikan “kepribadian dengan keidentitasan seseorang dalam membentuk karakteristik yang berbeda.” Dan dijelaskan pula oleh Feist dalam bukunya Theories Of Personality bahwa kepribadian terdiri atas sifat-sifat yang mengakibatkan perbedaan individu dalam perilaku.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kepribadian dapat dilukiskan sebagai suatu struktur atau organisasi hipotesis, dan tingkah laku dilihat sebagai sesuatu yang diorganisasi dan diintegrasikan oleh kepribadian. Atau dengan kata lain kepribadian dipandang sebagai “organisasi” yang menjadi penentu atau pengarah tingkah laku kita.



__________________
5. Sunardi Suryabrata. Hal:02
6. ibid
2.2.1 kepribadian yang ideal bagi santri
Dalam hal ini penulis menekankan akan kepribadian kepada santri Pondok Pesantren Modern Assa’adah, kepribadian santri memiliki perbedaan serta keunikan-keunikan yang khas, dan berasal dari kumpulan sifat-sifat yang dimiliki oleh santri
Kepribadian santri dipresentasikan melalui proses keterlibatan santri atas pengaruh-pengaruh internal dan eksternal yang mencakup faktor-faktor genetik dan biologis, pengalaman-pengalaman sosial, dan perubahan lingkungan. Atau dengan kata lain, corak dan keunikan kepribadian santri itu dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan dan lingkungan.
Figur diri santri atau kepribadian yang ideal bagi santri adalah jati diri santri yang menunjukan atau menampilkan sikap dan tingkah laku yang mengandung nilai-nilai positif didalam keseharian atau tampil untuk menjadi acuan normatif bagi umat islam. Dan tentu nilai-nilai positif itu berdasarkan atas aturan dan kebiasaan yang diterapkan di Pondok Pesantren Modern Assa’adah. Corak kepribadian santri ini dikhaskan dengan jiwa dan fungsi santri yang baik serta dapat memimpin orientasi kehidupan di masyarakat. Kepribadian yang dimaksud mempunyai ciri-ciri watak santri yang konsisten dan mengandung nilai-nilai spiritual yang lebih sehingga menjadi identitas diri santri yang khusus. Dalam hal ini perkembangan kepribadian santri itu bersifat dinamis artinya selama santri masih tetap belajar dan bertambah pengetahuan, pengalaman serta keterampilannya ia akan mempunyai kepribadian yang dapat berubah.


BAB III
METODE PENELITIAN

  1. Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan penulis termasuk dalam deskriptif, yaitu mendeskripsikan data-data yang didapat dengan cara observasi lapangan dan penyebaran angket pada santri Pondok Pesantren Modern Assa’adah.

  1. Populasi dan sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh santri Pondok Pesantren Modern Assa’adah, dan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah 100 santri yang sudah mengikuti training ESQ.

  1. Cara pengambilan data
Pengambilan data dilakukan dengan metode observasi lapangan terhadap santri yang sudah mengikuti training ESQ.

  1. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilakukan pada tanggal 29 Desember 2008, sedangkan untuk tempat pelaksanaan penelitian ini di Pondok Pesantren Modern Assa’adah.


BAB IV
ANALISIS PENGARUH TRAINING ESQ
4.1. Hasil Tabel
Hasil dari survey dengan cara menyebarkan angket kepada 100 orang santri, yang telah mengikuti training ESQ. Pertanyaaan-pertanyaan yang diberikan mengandung nilai –nilai suara hati sebagai acuan dan dorongan. Dalam hal ini penulis mengelompokan dalam 10 kelompok yang terdiri atas 10 sampel, adapun pengaruh-pengaruh dan frekuensi nilai suara hati tersebut pada hasil tabel 1.2 sebagai berikut:
Kelompok
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah
(+)
70
89
73
92
91
80
85
91
79
91
84,1%
(-)
30
11
27
8
9
20
15
9
21
9
15,9%
Tabel 1.1
Dari hasil global yang didapatkan, pengaruh training ESQ terhadap suara hati santri menjadikan bentuk kerpibadian yang ideal adalah 84,1%, ini menunjukan bahwa nilai-nilai pengaruh suara hati dalam training membawa nilai yang positif bagi pembentukan kepribadian. Adapun 15,9% nilai negatif yang menunjukan bahwa tidak ada pengaruh dalam pembentukan kepribadian santri. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah S.W.T yang Artinya : Dan tidaklah Aku melepaskan diri (dari kesalahan) sungguh nafsu (manusia ) menyuruh melakukan kejahatan, kecuali yang diberi rahmat oleh Tuhanku sungguh Tuhanku Maha Pengampun Maha Penyayang (Q.S Yusuf. Ayat:53)
Dari ayat diatas menunjukan bahwa nilai negative tidak mempengaruhi akan pembentukan kepribadian, dikarenakan kekuatan prinsip dalam penjernihan suara hati oleh belenggu itu tidak dapat dicapainya.
4.2 Pembahasan
Dari hasil global tesebut , penulis merincikan pertanyaan tersebut dalam tabel dengan didasari nilai suara hati yang mempengaruhi kepribadian santri, data-data tersebut tercangkup dalam tabel sebagai berikut: (Adapun pertanyaan-pertanyaan terlampir)
  1. Nomor ini dilandasi dengan nilai Al-Qowiy dan Al-Muhyi yang menjelaskan tentang pengaruh kekuatan dan semangat yang tinggi atau menghidupkan semangat hati. Dan hasil survey pada nomor satu ini terdapat pada tabel 1.2

Kelompok
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah
(+)
8
10
9
10
10
10
85
9
9
6
91%
(-)
2
0
1
0
0
0
1
1
4
0
9%
Tabel 1.2
Dapat disimpulkan pengaruh nilai Al-Qowiy dan Al-Muhyi sangat besar membentuk kepribadian yang ideal bagi santri setelah training ESQ.
  1. Nomor 2 ini dilandasi dengan nilai Al Muid, Al Matiin Ad-Dhohir pada nomor 2 menjelaskan tentang pengaruh keteguhan hati dalam memiliki integritas sehingga dapat membantu pembentukan kepribadian yang baik. Lihat tabel 1.3
Kelompok
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah
(+)
6
7
6
9
7
5
8
9
8
10
75%
(-)
4
3
4
1
3
5
2
1
2
0
25%
Table 1.3
Dapat disimpulkan bahwa pengaruh nilai Al Muidid,Al Matiin Ad-Dhohir pada nomor 2 sedikit berpengaruh dalam pembentukan kepribadian dibandingkan nomor 1 dalam firman Allah dijelaskan yang artinya: “Kepunyaan Allah-lah timur dan barat maka kemanapun kamu berpaling disitulah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui “(Q.S Al-Baqoroh, Ayat :115).

  1. Nomor 3 ini dilandasi dengan pengaruh nilai Al Badii Al Baqi yang selalu menjaga keindahan kerapihan dan kebersihan. Dapat kita lihat pada tabel 1.4
Kelompok
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah
(+)
8
9
7
9
10
8
9
10
10
9
89%
(-)
2
1
3
1
0
2
1
0
0
1
11%
Tabel1.4
Dari hasil diatas dapat disimpulkan pengaruh nilai Al Badii, Al Baqi menjadikan kepribadian 81 % menjadi lebih baik.

  1. Dilandasi dengan nilai Al-Mubdi dan Al-Awal pada nomor 4 ini menjelaskan dalam firman Allah sebagai berikut yang Artinya : “Dan orang yang terus menjalankan shalat mereka itulah yang dimuliakan didalam surga” (Q.S Al Ma’arij, ayat :34-35)
Dari ayat diatas dapat kita lihat pengaruh nilai Al-Mubdi dan Al-Awal pada nomor 4 ini pada tabel 1.5
Kelompok
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah
(+)
8
10
9
10
9
8
8
9
9
10
90%
(-)
2
0
1
0
1
2
2
1
1
0
10%
Tabel1.5
Kesimpulan:bahwa pengaruh training ESQ dapat membentuk kepribadian yang lebih baik dengan memasukan Al-Mubdi dan Al-Awal pada suara hati kita.
  1. Pada nomor 5 ini sisi pertannyaan mengandung nilai An-nur, Al- alim, dan Arrosid yang menjelaskan akan pentingnya ilmu dan mulianya ilmu yang menjadikan orang pandai dan cerdas dapat kita lihat pengaruhnya pada tabel 1.6
Kelompok
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah
(+)
5
4
6
6
9
7
4
8
7
9
65%
(-)
5
6
4
4
1
3
6
2
3
1
36%
Tabel1.6
Dari tabel di atas kita dapat menyimpulkan bahwa frekuensi pengarih pada nomor 5 ini sangat mendekati angka negatif sehingga hasil survey tersebut pengaruhnya sangat cukup dalam membentuk kepribadian yang ideal.
  1. Pada nomor 6 mendapatkan hasil sebagai berikut:
Kelompok
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah
(+)
7
10
7
10
10
8
9
8
8
10
75%
(-)
3
0
3
0
0
2
1
2
2
0
25%
Tabel1.7
Dari tabel di atas pada nomor 6 pertanyaan ini didasari dengan nilai Muhaimin dan Al hafidz Al wasii yang pengaruhnya 75% dalam membentuk kepribadiaan santri yang menunjukan bahwa pengaruh ini bernilai positif bagi para alumni ESQ khususnya.
  1. Pada nomor 7 diperoleh hasil sebagai berikut:
Kelompok
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah
(+)
7
10
7
10
10
8
9
8
7
10
86%
(-)
3
0
3
0
0
2
1
2
3
0
14%
Tabel1.8

Pada nomor 7 dari hasil survey pengamatan dalam tabel 1.8 bahwa 100 sampel mempunyai nilai 86% dalam pengaruh pembentukan kepribadian santri untuk memaknai dari Al-Jalil dan Al Hakam yang menunjukan santri yang berbudi luhur mampu mengontrol dan mengintrospeksi kepribadiaanya.

  1. Dari hasil nomor 8 diperoleh hasil sebagai berikut:
Kelompok
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah
(+)
8
10
9
10
9
9
10
10
10
9
94%
(-)
2
0
1
0
1
1
0
0
0
1
6%
Tabel1.9
Nilai yang terdapat pada nomor 8 ini mengandung dan dilandasi dengan Al Bashor dan As-sami yang menerapkan bahwa 94% pengaruh training ESQ dalam meneguhkan nilai Al Bashor dan As-Sami pada diri kita, sehingga kita enggan untuk berdusta kepada orang tua, terlebih kita mencuri barang yang bukan milik kita. Dari penjelasan diatas sungguh jelas bahwa suara hati kita terdorong untuk mendengar akan nasihat orang tua dan patuh karena tak terkira penderitaannya ketika dia mengandung kita selama sembilan bulan, dalam Al-alquran pun telah dijelaskan yang artinya:’’Kemudian Ia memberinya bentuk (dengan perbandingan ukuran yang lebih baik ) dan meniupkan kedalamnya ruh (ciptaan)-Nya Ia jadikan bagi kamu pendengaran , penglihatan dan perasaan hati ..’’(Q.S Assajadah ayat :9)

  1. Pada nomor 9 diperoleh hasil sebagai berikut:
Kelompok
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah
(+)
9
10
8
10
9
10
10
10
8
6
90%
(-)
1
0
2
0
1
0
0
0
2
4
10%
Tabel 2.0

Dari hasil survey 90% dari pertanyaan nomor 9 kepribadian itu terpengaruhi oleh tiupan Al-Halim, Al-Lathif yang dapat menumbuhkan nilai positif dalam pembentukan kepribadian santri.

  1. Pada nomor 10 diperoleh hasil sebagai berikut:
Kelompok
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah
(+)
5
9
7
10
9
9
8
9
6
8
80%
(-)
5
4
3
0
1
1
2
1
4
2
20%
Tabel 2.1
Pada nomor10 pertanyaan ini didasari dengan keteguhan nilai Al-Wakiil dan Ad-Dhohir setelah training ESQ yang mempengaruhi 80% nilai tersebut tetap tertanam maka dari hasil survey menunjukan dampak yang sangat positif dalam pembentukan kepribadian yang ideal karena bisa dipercaya dengan memiliki integritas yang sangat tinggi.
Dari hasil survey yang terperinci menunjukan bahwa pengaruh traning ESQ ini membawa dampak yang sangat positif bagi pembentukan kepribadian santri yang ideal karena mempengaruhi sumber suara hati sehingga dapat menyentuh segala perbuatan dan tingkah laku kita dengan didasari nilai-nilai positif atau dengan didorong suara hati kita yang tersentuh setelah Training ESQ tersebut. Dijelaskan dalam firman Allah yang artinya:’’Kemudian Ia memberinya bentuk (dengan perbandingan ukuran yang lebih baik ) dan meniupkan kedalamnya ruh (ciptaan)-nya ia jadikan bagi kamu pendengaran , penglihatan dan perasaan hati ..’’(Q.S Assajadah ayat :9)
Dijelaskan dalam ayat di atas bahwa perasaan hati atau suara hati itu ditiupkan kedalam ruh kita. Jadi nilai-nilai positif itu sudah tertanam dalam hati kita ketika ruh itu ditiupkan akan tetapi frekuensi nilai suara hati tersebut tidak akan pernah tetap teguh karena tingkat keimanan kita yang selalu bertambah dan berkurang. Maka dari itu kekuatan iman kita akan suara hati tersebut perlu diteguhkan dengan selalu mengontrol atau mengintrospeksi diri kita dengan ibadah, disisi lain kita dapat terus mengikuti training ESQ itu secara berkelanjutan sebagai pengingat kita dan pengingat suara hati kita agar tetap teguh.
4.2.1 Solusi agar nilai kecerdasan emosional dan spiritual dapat bertahan
Dari hasil pengamatan menunujukan bahwa pengaruh training ESQ yang diadakan tidak 100% membentuk kpribadian yang sangat sempurna dan ideal. Akan tetapi, nilai-nilai kecerdasan yang tertanam pada diri kita sering sekali goyah karena hilangnya kekuatan nilai spiritual dan emosional yang tertanam setelah training ESQ, salah satu cara menangani hilangnya kekuatan nilai spiritual dan emosional tersebut kita dapat meriview kekuatan dan keyakinan kita dengan mengikuti training secara berkelanjutan. Adapun solusi yang dapat membantu kita dalam mempertahankan nilai kecerdasan emosional dan spiritual sebagai berikut:
Langkah
Lakukan
Jernihkan Hati (ZMP) :
Istigfar
Hidupkan Cahaya Hati :
Dzikir Asmaul Husna
Bangun Mental (Mental Building) :
Tasbih, Tahmid, Tahlil, dan Takbir
Bangun Ketangguhan Pribadi
(Personal Strength):
Syahadat, Shalat dan Puasa
Bangun Ketangguhan Sosial
(Social Strength) : Istigfar
Zakat dan Haji

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melalui beberapa penelitian dapat disimpulkan bahwa training ESQ yang diadakan di Ponodok Pesantren Modern Assa’adah mempengaruhi kepribadian santri sehingga membentuk kepribadian yang ideal, karena dalam training ESQ dilatih menemukan Inner value dan jati diri kita sehingga dapat mengaktualisasikan seluruh potensi dalam diri kita. Selain itu kita dapat mengetahui pentingnya pengkombinasian ketiga kecerdasan yang ada dalam diri kita karena dengan satu kecerdasan saja kita tidak dapat mengarahkan kepribadian itu menjadi yang lebih baik, disisi lain ketiga kecerdasan itu saling berkaitan untuk melatih dan mengasah suara hati kita dalam membentuk kepribadian yang ideal, sehingga segala apa yang kita perbuat dan kita lakukan mengandung nilai-nilai positif yang bersumber dari suara hati tersebut dalam surat Al-Hasyr ayat 18 telah dijelaskan yang tinya:”Hai orang-orang yang beriman! bertakwalah kepada Allah hendaklah setiap orang memperhatikan perbuatan apa yang telah dilakkukannya sebagai persediaan untuk hari esok bertakwalah kepada Allah sesungguhnya Allah tahu benar apa yang kamu lakukan.(Q.S Al-Hasyr, ayat:18)
Namun kepribadian yang terbentuk setelah training akan mudah surut jika tidak memegang prinsip-prinsip yang tertanam pada hati kita tentang konsekuensi kita sebagai hamba kepada sang Kholik dan juga pengaruh- pengaruh yang tidak baik yang terus menggoyahkan pendirian kita. Karena keimanan seseorang itu tidak bersifat statis melainkan akan berkurang dan bertambah sesuai keteguhan kita dalam mempertahankan nilai-nilai positif yang bersumber dari suara hati.
5.2 Saran
Pengaruh pergaulan remaja di luar pondok sungguh sangat mempengaruhi pembentukan kepribadian santri, sehingga diharapkan bagi santri mempunyai dasar-dasar atau pondasi spiritual agar membentengi diri dengan nilai-nilai positif yang bersumber dari suara hati begitu juga dalam mengaktualisasikan kecerdasan emosi dan intelektual yang dapat menjadikan kepribadian santri yang ideal dan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat .
Dan tak lupa bagi para alumni ESQ for teens agar dapat memelihara kepribadian mereka dengan mengikuti suara hati yang memiliki nilai positif sehingga terbebas dari pengaruh-pengaruh atau gangguan yang kurang baik, karena Allah menganjurkan dalam firmannya:
وقل ر ب أ عو ذ بك من همزات الشياطين ۝ و أ عو ذ بك ر ب أ ن يحضرون ۝
Artinya : “Dan katakanlah, ya Tuhan–ku aku berlindung kepada Engkau dari bisikan–bisikan syaitan dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Tuhan-ku, agar mereka tidak mendekati aku (Q.S Al-Mu’minun ayat:97-98)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar