Kamis, 06 Juni 2013

Paper Rifki Firdaus

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Jagung (Zea mays)
2.1.1 Klasifikasi Jagung
Jagung termasuk ke dalam:
Kingdom : Plantae
Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledon
Ordo : Poales
Famili : Poaceae/Gramineae
Genus : Zea
Spesies : mays

2.1.2 Ciri-ciri Jagung
Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus hidupnya merupakan tahap pertumbuhan vegetatif yang tidak melibatkan perkembangbiakan dan paruh kedua mengalami pertumbuhan generatif yang melibatkan perkembangbiakan. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi, umumnya berketinggian antara 1m - 3m, tetapi ada juga varietas yang tingginya mencapai 6m.
Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m, tetapi sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu tegaknya tanaman. Batang jagung tegak dan beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung senyawa lignin yang membuat dinding menjadi kokoh dan kuat. Daun jagung adalah daun sempurna dengan bentuk helaiannya memanjang, antara pelepah dan helai daun terdapat ligula, tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stomata pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae.
Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Dua floret dibatasi oleh sepasang gluma (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman berupa karangan bunga (inflorescence), dengan serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol yang tumbuh dari buku di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan matang (anthesis) dan siap untuk melakukan penyerbukan 2-5 hari lebih cepat daripada bunga betina (protandri). Bunga betina jagung berupa "tongkol" yang terbungkus oleh pelepah dengan "rambut". Rambut jagung sebenarnya adalah tangkai putik.

2.1.3 Kandungan Zat Pada Jagung Muda
Kandungan zat dan gizi pada jagung muda diantaranya terdapat pada bagian rambut atau tongkol dan bunga. Pada rambut atau tongkol muda mengandung zat saponin, zat samak, flavon, minyak atsiri, minyak lemak, alantoin. Sedangkan pada bagian bunga mengandung zat stigmasterol. Gizi yang terkandung dalam tongkol jagung muda, kaya akan karbohidrat, energi, protein, lemak, kalsium, fosfor, besi, air, vitamin A, B dan C pada setiap 100 gram. Sebagian besar berada pada endospermium. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh tongkol dan bahan kering biji. Berikut tablel 1.1 kandungan zat gizi tiap 100 gr.

Tabel 1. Kandungan zat gizi pada jagung muda (Tiap 100 gr bahan)
No Zat Gizi Jagung Biasa Jagung muda
1 Energi (cal) 129 96
2 Protein (gr) 4,1 3,5
3 Lemak (gr) 1.3 1
4 Karbohidrat (gr) 30.3 22.8
5 Kalsium (mg) 5 3
6 Fosfor (mg) 108 111
7 Besi (mg) 1.1 0.7
8 Vitamin A (SI) 117 400
9 Vitamin B (mg) 0.18 0.15
10 Vitamin C (mg) 9 12
11 Air (gr) 63.5 72.7

Sumber: Prosiding Seminar Teknologi untuk Negeri 2003, Vol. II, hal. 1 - 5 /HUMAS-BPPT/ANY.

2.1.2. Kasiat Jagung Muda
Jagung yang biasanya dimanfaatkan sebagai salah satu sumber bahan makanan pokok, ternyata mempunyai manfaat lain, yaitu jagung juga sering digunakan sebagai bahan obat. Diantaranya adalah bagian rambut atau tongkol mudanya sebagai obat batu empedu, batu ginjal, busung air pada radang ginjal, busung perut, hepatitis, kencing manis, radang kandung empedu, sirosis, tekanan darah tinggi dan bercak hitam pada kulit yang timbul karena bekas cacar dan jerawat.

2.2. Pengertian Bercak Hitam
Bercak hitam adalah suatu kondisi kulit yang tidak normal, di mana terjadi karena infeksi dan radang pada kelenjar minyak yang disebabkan karena bekas cacar atau jerawat pada kulit wajah. Penyebab timbulnya bercak hitam pada kulit wajah, biasanya karena minyak dan lapisan kulit mati yang tidak dibersihkan akan menyumbat pori-pori dan membentuk komedo. Komedo dapat menjadi radang jika terkontaminasi bakteri Propionibacterium acnes. Radang itulah yang akan menimbulkan jerawat dan jika tidak diatasi akan menimbulkan bekas yaitu bercak-bercak hitam pada kulit yang terkena infeksi dan radang.

Dengan membersihkan dan merawat kulit wajah yang terdapat bercak hitam, dengan sebaik mungkin agar tetap dalam keadaan bersih. Dan sebaiknya kita menegenali jenis kulit kita sebelum memilih pembersih wajah. Sering membersihkan wajah akan sangat baik sekali terutama setelah bepergian ke tempat yang berudara kotor, berdebu dan polusi. Untuk perangkat pembersih muka ada baiknya memilih pembersih yang khusus untuk kulit wajah yang kemudian dilanjutkan dengan lotion/cairan untuk pembersih wajah dengan PH normal atau PH balanced dan tongkol jagung muda yang telah diparut lalu oleskan setiap sebelum tidur agar dapat mengangkat bercak hitam pada kulit dan minyak yang menempel erat pada kulit wajah



BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Bahan Dan Alat Penelitian
Adapun bahan dan alat daam penelitian ini sebagai berikut :
• 2 buah tongkol jagung muda.
• 1 buah mangkuk.
• 1 buah blender atau parut.
• 1 buah kain handuk kecil.
• 500 ml air hangat.

3.2 Waktu Dan Tempat Penelitian
Dilakukan pada minggu ke empat bulan Desember Di Pondok PesantrenModren Assa’adah dalam jangka waktu sepuluh hari.
Waktu : Sebelum tidur (15-30 menit).
Tempat : Asarama.

3.3 Metode Peneliian
Adapun metode dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Desaian penelitian.
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus (observasi) dengan melakukan praktek percobaan pada obyek.
2. Populasi dan sampel.
Populasi penelitian ini adalah seluruh santriwan Pomdok Pesantren Modren Assa’adah sebanyak ± 207 di karenakan jumlah populasi lebih dari 5 santri maka penulis menentukan sampel responden sebanyak 5 santri.


3. Cara pengambilan data.
Pengambilan data dalam uji kelayakan zat obat jagung muda ini penulis jabarkan sebagi berikut :
• Observasi
Dalam uji kelayakan ini penulis mengadakan studi kasus (observasi) Di Pondok Pesantren Modren Assa’adah untuk mengetahui sampel uji kelayakan zat obat jagung muda.

• Kasifikasi
Dalam klasifikasi ini penulis melakukan pengambilan foto tiga kali setiap sampel dengan jangka waktu lima hari untuk mengetahui hasil uji kelayakan selama sepuluh hari.



BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Zat Obat Dan Kasiat Jagung Muda
Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan dalam “uji kelayakan zat obat jagung muda sebagi penghilang bercak hitam pada kulit” ternyata bercak-bercak hitam yang timbul karena bekas jerawat atau penyakit cangkrang dapat dihilangkan dengan jagung muda, karena zat obat yang terkandung pada jagung muda ini berkasiat untuk menghilangkan bercak hitam pada kulit. Dari zat yang terkandung pada tongkol jagung muda diantaranya adalah vitamin B yang mana vitamin B ini bisa untuk menghilangkan bercak-bercak hitam dan dapat mengakat kelenjar minyak pada kulit wajah.

4.2 Cara Menghilangkan Bercak Hitam
Bercak hitam pada kulit yang timbul karena bekas cacar atau jerawat dapat dihilangkan dengan zat yang terkandung pada tongkol jagung muda, adapun caranya sebagai berikut :
Cara pemakaian
• Jagung muda dikupas kulitnya lalu dicuci.
• Jagung dihaluskan dengan parut atau blender.
• Oleskan hasil parutan jagung yang halus tersebut pada kulit (wajah) yang terdaoat bercak-bercak hitam. Pemakaian bisa dioleskan ke seluruh permukaan kulit (wajah) seperti menggunakan masker.
• Diamkan selama 15-30 menit, sampai mengering.
• Bersihkan olesan jagung pada kulit (wajah) dengan air hangat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar